Adu Gengsi Kekuatan Bulu Tangkis Negara
Tim bulu tangkis Indonesia bertolak menuju Bangkok, Thailand, pada Rabu (16/5/2018) siang, untuk mengikuti putaran final kejuaraan Piala Thomas-Uber 2018. Kejuaraan beregu putra dan putri itu mempertaruhkan gengsi negara dalam persaingan bulu tangkis dunia.
Indonesia telah melanjutkan dominasi pada nomor ganda putra dengan munculnya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai pasangan nomor satu dunia. Ganda yang berpasangan sejak 2015 ini telah mengumpulkan 15 gelar juara. Tujuh di antaranya didapat pada 2017 dari sembilan penampilan di final dan tiga gelar pada 2018 dari semua turnamen yang diikuti.
Namun, prestasi fenomenal itu tak akan cukup untuk memenuhi keinginan tim putra Indonesia membawa pulang Piala Thomas, lambang supremasi kejuaraan bulu tangkis beregu putra. Putaran final kejuaraan ini, bersama kejuaraan beregu putri Piala Uber, akan berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, 20-27 Mei.
Setiap pertandingan dalam Piala Thomas dan Uber memperebutkan lima kemenangan, yakni tiga dari tunggal dan dua dari ganda. Setiap negara pun dituntut memiliki kekuatan merata pada nomor itu itu.
Bagi Tim Thomas Indonesia, poin aman baru didapat dari “Minions”, julukan untuk Kevin/Marcus. Itu pun dengan syarat tak ada kendala cedera.
Berdasarkan susunan peringkat dunia, Tim “Merah Putih” memiliki Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (peringkat ke-12) sebagai ganda kedua. Namun, pasangan yang sama-sama berusia 22 tahun ini akan menghadapi tantangan, salah satunya tekanan dalam menjalani debut dalam putaran final Piala Thomas.
Mereka juga harus bersiap menghadapi ganda kedua negara lain yang berpenampilan lebih konsisten. China memiliki Li Junhui/Liu Yuchen (peringkat ke-4), Jepang mengandalkan Takuto Inoue/Yuki Kaneko (9), serta Denmark dan Taiwan yang juga memiliki ganda kedua di peringkat 10 besar dunia.
Pada tahun ini, Fajar/Rian meraih satu gelar juara, di Malaysia Masters (Januari), dan tampil pada final Jerman Terbuka, Maret. Namun, pada turnamen berlevel lebih tinggi, yaitu All England, mereka tersingkir pada babak pertama.
“Ini menjadi kesempatan pertama kali tampil pada Piala Thomas. Awalnya, kami ragu terpilih karena masih ada pemain senior. Apalagi, kejuaraan beregu bisanya membutuhkan pemain yang lebih berpengalaman. Tetapi, setelah juara di Malaysia dan tampil di final Jerman, kami percaya diri bisa terpilih. Kami akan berusaha meraih poin jika dipercaya untuk bermain di Bangkok,” kata Fajar.
Indonesia memiliki ganda lain, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Mereka punya segudang pengalaman. Hendra telah enam kali terpilih menjadi anggota tim sejak 2006 dalam kejuaraan dua tahunan tersebut. Adapun Ahsan, untuk kelima kalinya berada dalam Tim Thomas Indonesia sejak 2010.
Tetapi, ganda paling senior itu harus menata kembali kekuatan karena telah berusia 30 tahun ke atas. Mereka menghadapi tantangan karena akan berhadapan dengan lawan-lawan lebih muda, lawan dengan kekuatan dan kecepatan lebih baik.
“Menghadapi lawan lebih muda, kami harus lebih cerdik dalam menempatkan bola. Arah pukulan harus lebih akurat supaya kami juga bisa menghemat tenaga. Saya yakin, masih bisa bersaing dengan mereka,” tutur Hendra.
Faktor pengalaman, teknik, dan taktik akan menjadi penentu penampilan ganda senior, seperti dikatakan legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. Christian juga mengatakan, faktor passion, hasrat untuk memberikan yang terbaik, tak kalah penting.
Hendra dan Ahsan menunjukkan passion itu dengan menjalani program latihan yang sama seperti “adik-adiknya” di pelatnas Cipayung. “Selama saya memilih untuk bertanding, saya harus selalu punya target,” tegas Hendra.
Persaingan nomor tunggal
Poin dari nomor tunggal akan diandalkan dari Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Firman Abdul Kholik. Kemampuan Anthony, yang telah mampu mengalahkan atlet papan atas dunia, akan diuji dalam Piala Thomas untuk kedua kalinya. Tantangan akan lebih besar karena kali ini karena dia akan berperan sebagai tunggal pertama.
Berdasarkan peringkat dunia pada 3 Mei, yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan urutan tunggal dan ganda pada setiap tim, Anthony memiliki peringkat dunia terbaik (peringkat ke-12) dibandingkan rekan-rekannya, sehingga jika dimainkan akan selalu tampil sebagai tunggal pertama.
“Saya belum pernah menjadi tunggal pertama, jadi tidak tahu bagaimana rasanya. Yang pasti, saya harus siap menghadapi pemain terbaik dari setiap negara. Namun, dalam kejuaraan beregu, setiap pemain memiliki tanggung jawab yang sama,” komentar Anthony, juara Indonesia Masters 2018.
Jojo, panggilan Jonatan, akan berperan sebagai tunggal kedua, meski bisa juga dimainkan sebagai tunggal pertama. Finalis Selandia Baru Terbuka itu tampil baik ketika membela Indonesia dalam Kejuaraan Asia Beregu di Malaysia, Februari, yang juga menjadi babak kualifikasi Piala Thomas-Uber Zona Asia. Pemain berusia 21 tahun itu memenangi semua (enam laga), sejak penyisihan grup hingga final, termasuk pemain-pemain peringkat 10 besar dunia, yaitu Shi Yuqi (China/5), Kidambi Srikanth (India/3), dan Son Wan-ho (Korea Selatan/2).
Anthony dan Jojo memiliki tanggung jawab besar meraih poin dari tunggal pertama dan kedua mengingat beratnya tugas Ihsan atau Firman sebagai tunggal ketiga. Mereka berpeluang menghadapi pemain-pemain papan atas, seperti Lin Dan (China) dan Jan O Jorgensen (Denmark).
Tampilnya Lin Dan dan Jorgensen sebagai tunggal ketiga, ditambah meratanya kekuatan dua ganda putra kedua tim, menjadikan China dan Denmark sebagai dua kekuatan utama di sektor putra saat ini. Denmark menunjukkan kekuatan mereka ketika untuk pertama kalinya menjadi juara pada 2016 setelah mengalahkan Indonesia, 3-2, pada final.
Jepang, juara Piala Thomas 2014, juga tak dapat dipandang sebelah mata. Mereka memiliki tiga pemain tunggal pada peringkat 20 besar dunia, yaitu Kento Momota, Kenta Nishimoto, dan Kazumasa Sakai. Dua ganda putra Jepang, bahkan, berada pada posisi 10 besar dunia, yaitu Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (5) dan Inoue/Kaneko (9).
“China, Denmark, Jepang memiliki kekuatan merata. Indonesia wajib meraih dua angka dari ganda pada setiap pertandingan karena kekuatan pemain tunggal tidak semerata tim lain,” kata Christian.
Meski demikian, pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Hendry Saputra Ho mengatakan, Indonesia tetap memiliki peluang untuk meraih kemenangan dari nomor tunggal. Menurutnya, tak ada satu pun tim yang memiliki kekuatan merata pada tiga tunggal putranya.
“Semua bisa saling mengalahkan. Pemain tunggal ketiga juga memiliki kesempatan menang. Kejutan bisa terjadi seperti yang terjadi pada Firman dalam kualifikasi Piala Thomas,” kata Hendry.
Hendry merujuk pada kemenangan Firman yang mengantarkan Indonesia ke final setelah mengalahkan Korea Selatan, 3-2. Firman, yang sebenarnya berstatus sebagai tunggal keempat, menentukan kemenangan Indonesia setelah mengalahkan Lee Dong-keun, 22-20, 11-21, 22-20, setelah tertinggal 14-20 pada gim ketiga.
PP PBSI menargetkan menjuarai Piala Thomas 2018, namun seperti selalu dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Susy Susanti, mereka selalu fokus pada target awal lebih dulu, yaitu lolos dari penyisihan grup. Dengan 16 tim peserta, masing-masing, tim bersaing pada penyisihan yang dibagi dalam empat grup. Setelah itu, perempat final diikuti dua tim teratas dari setiap grup dengan susunan pertandingan yang akan diundi terlebih dulu.
“Tentu kami ingin juara, apalagi kejuaraan ini memperebutkan gengsi bulu tangkis negara. Nama negara dipertaruhkan,” kata Susy.
Jika target menjadi juara terwujud, Indonesia akan menambah 13 gelar yang diperoleh sejak 1958. Setelah 1958, putra-putra Indonesia mendominasi pada era 1960 hingga 1970-an, lalu menjadi yang terbaik pada lima penyelenggaraan secara beruntun, sejak 1994 hingga 2002.
Namun, setelah Hendrawan dan kawan-kawan menjadi juara di Guangzhou 2002, kekuatan bergeser ke China. Piala Thomas, yang namanya diambil dari mantan pebulu tangkis Inggris, George Alan Thomas, berada di China pada 2004, 2006, 2008, 2010, dan 2012.
Kekuatan bulu tangkis yang makin merata membuat Piala Thomas dua kali berpindah dalam dua penyelenggaraan terakhir. Kenichi Tago dan kawan-kawan membawa pulang Piala Thomas ke Jepang, pada 2014, pada penampilan pertama negara tersebut di final.
Dua tahun kemudian di Kunshan, China, untuk pertama kalinya, Piala Thomas dibawa ke Eropa. Denmark akhirnya menjadi juara setelah gagal dalam delapan final.
Di Bangkok, persaingan ketat akan terjadi dengan meratanya kekuatan banyak tim, yaitu China, Denmark, Indonesia, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, termasuk tuan rumah, Thailand. Mengkombinasikan pemain muda dan senior, seperti yang dilakukan China, Indonesia, Denmark, dan Malaysia akan membuat tim juara sulit ditebak.
Piala Uber Masih Angan-angan
Di putri, membawa pulang Piala Uber nampaknya masih menjadi angan-angan bagi Indonesia. Greysia Polii dan kawan-kawan lolos ke putaran final sebagai semifinalis kualifikasi zona Asia. Namun, persaingan pada putaran final akan jauh lebih berat.
Pada kualifikasi, China tak tampil dengan kekuatan penuh. Juga tak ada Denmark yang bersaing di zona Eropa.
Di Bangkok, Indonesia harus sudah berhadapan dengan China sejak penyisihan grup yang kali ini membawa juara Olimpiade London 2012, Li Xuerui, sebagai pemain paling berpengalaman. Li akan menjadi pemain kunci bagi timnya karena akan menjadi tunggal ketiga. Selain itu, Indonesia juga bergabung bersama Malaysia dan Perancis pada Grup D.
Li akan mendampingi tiga pemain muda, yaitu Chen Yufei (20 tahun, peringkat kelima dunia), He Bingjiao (21 tahun/8), dan Gao Fangjie (19 tahun/38).
Li sebenarnya tak aktif bermain sejak gagal memperoleh medali pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Ketika itu, dia hanya menempati peringkat keempat.
Namun, pemain yang saat ini berperingkat ke-235 dunia tersebut memiliki banyak pengalaman dalam kejuaraan beregu. Dia turut mengantarkan China menjuarai kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman 2013 dan 2015. Bersama rekan-rekannya, Li juga membawa China menjadi juara Piala Uber 2012, 2014, dan 2016.
Dalam kejuaraan perorangan, Li mencapai puncak prestasi pada 2012 ketika menjuarai All England dan meraih medali emas Olimpiade London. Dia pun berada pada puncak peringkat dunia secara beruntun pada 20 Desember 2012 hingga 26 Maret 2015.
Namun, setelah gagal di Rio 2016 dan karena terkendala cedera, Li tidak bertanding hingga tampil lagi dalam China Masters, 10-15 April 2018. Gelar juara yang didapat dalam turnamen tersebut menjadi yang pertama dalam waktu dua tahun.
Di atas kertas, putri-putri Indonesia akan sulit untuk menandingi kekuatan China, meski peluang meraih poin tetap ada pada nomor ganda. Dengan rekam jejak yang lebih baik dibandingkan Perancis, maka pertandingan melawan Malaysia akan menjadi kunci perjalanan Tim Uber Indonesia. Indonesia dan Malaysia akan saling berhadapan pada Senin (21/5).
Meski pelatih tunggal putri Minarti Timur menyebut berimbangnya peluang Indonesia dan Malaysia, hasil pertemuan terakhir kedua tim membuat Greysia dan kawan-kawan harus waspada di Bangkok nanti. Indonesia ditaklukkan Malaysia, 0-3, pada semifinal beregu putri SEA Games Kuala Lumpur 2017.
Pada pekan olahraga antarnegara Asia Tenggara itu, pemain Malaysia mendominasi tunggal putri dengan perolehan satu emas dan satu perak. Pemain muda Malaysia, Goh Jin Wei (18) menaklukkan seniornya, Sonia Cheah.
“Melawan Malaysia, setiap nomor memiliki peluang sama. China memang menjadi lawan berat, tetapi, tunggal putri Indonesia sebenarnya tak terlalu buruk saat tampil dalam kejuaraan beregu. Meski hasil dalam turnamen perseorangan tak begitu bagus, mereka selalu tampil ngotot dalam kejuaraan beregu,” kata Minarti.
Pada nomor ganda, pasangan peringkat keenam dunia, Greysia/Apriyani Rahayu, akan menjadi andalan. Penampilan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta juga meningkat dengan kemampuan mereka mengalahkan ganda putri nomor satu dunia, Chen Qingchen/Jia Yifan (China), dalam tiga pertemuan beruntun. “Merah Putih” juga memiliki Nitya Krishinda Maheswari yang bisa menjadi alternatif untuk dipasangkan dengan pasangan lamanya, Greysia.
“Persaingan pada saat ini merata, tidak seperti dulu yang dikuasai China. Setiap negara bisa saling mengalahkan, setiap tim punya kelebihan dan kekurangan. Peluang menang selalu ada. Kami sudah siap fisik dan teknik. Menjelang pertandingan, kami tinggal menjaga emosi supaya bisa tampil semaksimal mungkin,” kata Greysia yang dipilih menjadi kapten Tim Uber Indonesia.