Buka Bersama Pejabat, Presiden Singgung Ancaman Terorisme
Oleh
Anita Yossihara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Jumat (18/5/2018), melakukan buka bersama para pejabat negara di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Dalam acara yang juga dihadiri pengurus organisasi kemasyarakatan Islam itu, Presiden Jokowi menyinggung tentang ancaman terorisme.
Kepala Negara menyampaikan rasa prihatin atas pelibatan anak-anak dalam aksi terorisme di Surabaya, Jawa Timur, Minggu lalu. ”Peristiwa kemarin, tanpa kita sadari telah membawa anak-anak dalam peristiwa itu. Saya lihat sendiri dua anak hancur, pelaku yang menurut saya ini korban juga,” katanya.
Aksi pengeboman gereja di Surabaya memang melibatkan dua anak pelaku bernama Firman dan Yusuf. Keduanya membawa bom dengan berboncengan menumpang sepeda motor dan meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Selain itu, korban juga masih dalam usia anak-anak. ”Korban yang ada di gereja juga anak-anak, Evan dan Nathan, usianya 8 tahun dan 12 tahun. Kemudian di Poltabes, Aisyah, juga anak-anak,” kata Presiden.
Pelibatan anak-anak itu menunjukkan ideologi terorisme sudah masuk ke sendi-sendi keluarga Indonesia. Hal itulah yang, menurut Presiden, harus diwaspadai. Semestinya keluarga memberikan nilai-nilai yang baik, nilai-nilai budi pekerti.
Karena itu, Presiden Jokowi mengharapkan seluruh lembaga pendidikan bersih dari ajaran-ajaran terorisme. Begitu pula ruang-ruang publik, mimbar-mimbar umum semestinya bersih dari paham terorisme.
Sementara untuk menanggulangi terorisme, pemerintah akan berupaya sekuat tenaga untuk menyelesaikan pembahasan RUU perubahan atas UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Selain itu, pemerintah juga tengah membentuk Komando Pasukan Khusus Gabungan (Koopssusgab) Tentara Nasional Indonesia.