PEKANBARU, KOMPAS — Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara RI kembali menangkap seorang laki-laki terduga teroris di Desa Tanjung Kapal, Kecamatan Rupat Selatan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (18/5/2018). Dengan penangkapan itu, polisi telah mengamankan delapan orang yang diduga terkait dengan insiden maut di Markas Polda Riau pada Rabu (16/5/2018).
Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Nandang di Pekanbaru membenarkan penangkapan itu. Hanya saja, Nandang belum dapat memberikan informasi lain mengenai penangkapan itu.
“Tim Densus masih melakukan pengembangan,” kata Nandang singkat.
Pulau Rupat adalah pulau yang berada di perairan Selat Malaka yang berjarak sangat dekat dengan Kota Dumai. Dengan menggunakan kapal ro-ro, penyeberangan dari Pelabuhan Dumai menuju Tanjung Kapal di Pulau Rupat hanya berkisar 20 menit.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Sunarto mengungkapkan, sampai Jumat sore, empat jenazah terduga teroris korban insiden di Mapolda Riau pada Rabu pagi masih berada di ruangan mayat RS Bhayangkara Pekanbaru. Padahal, polisi telah memberitahukan kepada anggota keluarga agar segera mengambil jenazah dimaksud.
Empat jenazah terduga teroris yang menyerang Mapolda Riau dikenal dengan nama Pogang, Adi Supian, Suardi, dan Mursalim. Seluruhnya merupakan warga Dumai, kota pelabuhan sekitar 179 kilometer di utara Pekanbaru.
”Sampai siang ini, baru satu (anggota keluarga) yang ingin mencocokkan wajah Pogang. Yang lainnya belum ada. Kami memberi batas pengambilan jenazah 2 x 24 jam setelah proses otopsi,” kata Sunarto didampingi Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Komisaris Besar Asmarahadi, dan Kepala Subdirektorat I Reserse Kriminal Umum Ajun Komisaris Besar Hardian Pratama.
Menurut Sunarto, proses pengambilan jenazah mesti melalui persetujuan dari penyidik untuk mendapatkan berita acara terlebih dahulu.