Angger Putranto/Iqbal Basyari/Gregorius M Finesso/Agnes Swetta Pandia/Megandika Wicaksono
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Aktivitas warga di Kota Surabaya, Jawa Timur, sesuai pantauan sepanjang Kamis (17/5/2018), berangsur normal, setelah teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, pada Minggu dan Senin (13-14/5/2018). Pelayanan publik dan aktivitas perekonomian bergairah lagi. Pusat perbelanjaan dan lokasi pelayanan publik, kembali dipadati warga.
Pusat perbelanjaan yang banyak didatangi warga itu, seperti Tunjungan Plaza dan Pakuwon Mall. Kendati demikian, petugas keamanan tetap memperketat pemeriksaan terhadap semua pengunjung. Mereka memeriksa setiap mobil dan barang bawaan pengunjung.
Carolina Ratna (29), pengunjung Tunjungan Plaza, tidak memasalahkan pengetatan pemeriksaan tersebut. Kendati sudah kondusif, baginya, kewaspadaan tetap diperlukan.
Ruth Meiki (25), warga lain menilai, pemeriksaan itu meningkatkan rasa aman. "Pemeriksaan itu kan supaya tidak ada teroris lolos, dan mengakses tempat keramaian," kata Ruth.
Di Pasar Slompretan, Jembatan Merah, dan Pasar Atom, juga terlihat dipadati warga, dan hampir seluruh toko buka. ”Sampai Rabu (16/5/2018), omzet sempat turun hingga 70 persen, tapi Kamis mulai membaik, bahkan seperti hari normal. Setelah bom memang pada shock ya, apalagi Mapolresta Surabaya juga dibom, toko yang sempat buka langsung ditutup,” kata Iwan, pemilik toko di Pasar Atom.
Tak terpengaruh
Antusiasme warga mengurus perizinan di mal pelayanan publik di gedung Siola, juga tak terpengaruh teror bom. Warga tetap berdatangan mengurus perizinan, di antaranya, data kependudukan dan perizinan terpadu.
Adapun pelayanan administrasi kepolisian, seperti perpanjangan Surat Izin Mengemudi, perpanjangan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), dan pembuatan laporan kehilangan, pun normal lagi. Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) Colombo, SIM Corner, dan kantor polisi, sudah dibuka.
Kondisi ini berbeda dengan pasca teror bom di Markas Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018). Sesaat pasca teror bom itu, Satpas Colombo, SIM Corner, SIM Keliling, dan kantor polisi, ditutup hingga Selasa.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengungkapkan, perizinan di mal pelayanan publik tidak tutup pascateror bom itu. Warga yang datang mencapai 1.000 orang per hari.
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Machfud Arifin menegaskan, kondisi Kota Pahlawan berangsur aman. "Keadaan Surabaya sudah pulih, semuanya berjalan normal. Tarawih pertama di Masjid Agung diikuti 20.000 jemaah. Jalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan juga macet, seperti hari-hari biasa sebelum ada peristiwa bom," ujarnya di Surabaya, Kamis.
Kendati demikian, masyarakat Jatim terutama warga Surabaya tetap memerlukan jaminan keamanan. Terlebih, pengamanan hari Minggu saat umat Kristen dan Katolik beribadah di gereja.
Guna memastikan jaminan keamanan itu, Polda menggandeng TNI, dan itu telah dikomunikasikan dengan Panglima Kodam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI Arif Rahman. "Pangdam sudah siap melakukan patroli gabungan bersama dengan kami (kepolisian). Untuk pengamanan hari Minggu, Banser (Barisan Ansor Serbaguna) juga akan dilibatkan," tutur Machfud.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga tidak lagi ketakutan. Jangan sampai ketakutan akibat bom berlarut-larut sehingga mengganggu aktivitas. Menurut dia, warga Surabaya adalah warga yang berani dan tidak mudah menyerah. “Seluruh anggota Satpol PP dan Linmas saya turunkan untuk membantu penjagaan di area publik agar warga yang beraktivitas merasa aman,” katanya.
Ketat di Nusakambangan
Di Purwokerto, Jawa Tengah, pengamanan di Pulau Nusakambangan, Cilacap sebagai penjara ratusan narapidana terorisme, diperketat. Jajaran kepolisian hingga tingkat polsek pun diminta siaga untuk mencegah terjadinya serangan terorisme.
“Pulau Nusakambangan diperkuat Brimob Polda Jateng sebanyak dua SSK (satuan setingkat kompi). Di Nusakambangan itu lapasnya sudah standar pengamanan maksimum,” kata Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono, Kamis, saat berkunjung ke Purwokerto.
Condro mengatakan, ancaman terorisme bisa terjadi di mana saja, baik di kecamatan, kota, kabupaten, atau di ibu kota provinsi. “Kesiapsiagaan dan kewaspadaan mulai dari polsek dan koramilnya perlu ditingkatkan, dengan objek-objek keramaian di wilayah kecamatan dan kabupaten,” katanya.
Condro menegaskan instruksinya kepada seluruh kapolres itu tidak membeda-bedakan. “Instruksi saya kepada kapolres untuk peningkatan pengamanan markas itu sama. Kalau ada yang menyerang, jangan sampai didahului. Jangan sampai didahului mereka yang menyerang apalagi sampai melukai kita. Kita diberi senjata, untuk digunakan manakala ada serangan yang membahayakan masyarakat dan petugas. Kita harus bertindak tegas,” paparnya.
Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Djoko Julianto menambahkan, sudah dikerahkan 30 personel untuk turut menjaga keamanan di sekitar Pulau Nusakambangan. “Penjagaan mulai dari dermaga penyeberangan, Pulau Nusakambangan, serta patroli di perairan yang dilakukan setiap hari,” kata Djoko.