JAKARTA, KOMPAS — Penanganan kebakaran di Jalan Kemang Utara IX, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (19/5/2018), terkendala lalu lintas. Pemadam kebakaran terlambat datang karena penutupan jalan dan banyaknya mobil yang parkir di jalan. Akibatnya, lima rumah sekaligus warung habis terbakar, satu orang meninggal dunia.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Sugeng mengatakan telah menerima kabar musibah tersebut sejak pukul 09.50. Namun, perjalanan sembilan mobil pemadam kebakaran beserta 46 petugas terhambat.
Memasuki Jalan Kemang Utara IX, beberapa mobil warga yang diparkir di pinggir jalan menyulitkan gerak pemadam kebakaran. Tim dari Sudin Pemadam Kebakaran mengirimkan mobil yang lebarnya sekitar 1,5 meter, sedangkan lebar jalan sekitar tiga meter.
Menurut Ketua RT 002 RW 05, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Toni Ismanto, kedatangan tim pemadam kebakaran sudah terhambat sejak memasuki Jalan Mampang Prapatan. Petugas tidak bisa langsung masuk ke arah lokasi kebakaran karena penutupan Simpang Duren Tiga, yang menghubungkan Jalan Mampang Prapatan dengan Jalan Kemang Utara IX. Penutupan jalan merupakan bagian dari uji coba rekayasa lalu lintas yang diberlakukan Dinas Perhubungan sejak Jumat (18/5/2016) malam.
Oleh karena itu, pemadam kebarakan harus memutar balik arah dan menempuh jarak tambahan sekitar dua kilometer. Lalu lintas di sepanjang jalan itu pun padat. Waktu perjalanan bertambah sekitar 15 menit.
”Jika pemadam kebakaran datang lebih cepat, mungkin api tidak membakar seluruh rumah warung karena ketika pertama kali saya melaporkan kejadian, yang terlihat baru kepulan asap,” kata Toni.
Kebakaran bermula dari rumah sekaligus warung nasi padang milik Haryono (55). Kemudian api menyebar ke rumah yang merangkap sebagai warung tegal (warteg) milik Jono, warung ayam goreng milik Karmani, warung kelontong milik Saani, pangkas rambut milik Abdul Manaf, dan rumah kos milik Haji Daniel.
Menurut Sugeng, api berasal dari kebocoran tabung gas di rumah Haryono. Tabung gas yang telah bocor tersebut kemudian meledak. Api yang muncul kemudian menyebar ke seluruh rumah.
Keenam rumah tersebut berada dalam satu kawasan yang luasnya 240 meter persegi dan dihuni oleh enam kepala keluarga dengan total penghuni sebanyak 28 jiwa. Dari enam rumah tersebut, hanya rumah kos Haji Daniel yang masih berdiri, sedangkan sisanya hangus terbakar.
”Semua rumah warung terbuat dari dinding bata, rangkanya menggunakan kayu, itu yang membuat api cepat menyebar,” ujar Toni.
Kebakaran dapat dipadamkan dalam waktu satu jam. Namun, putra bungsu Haryono, Wahyu Darmawan (12), tidak bisa diselamatkan. Ia tewas dalam kobaran api. Selain itu, Haryono dan tiga anaknya yang lain, yaitu Nova, Fitriana, dan Fitriani, mengalami luka bakar.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Purwanta mengatakan, korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk diotopsi. Akan tetapi, keluarga menolak sehingga jenazah langsung dibawa pulang setelah divisum.
Berulang
Toni menjelaskan, kebakaran di wilayah RT 002 RW 05 sudah kerap terjadi. Pada 2013, kebakaran melanda toko material yang berada di sebelah kawasan kebakaran saat ini. Jarak di antara keduanya hanya 1,5 meter. Saat itu, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik yang mengakibatkan lima orang tewas.
Selain itu, pada 2015 kebakaran juga terjadi di areal rumah kontrakan petak. Kebakaran terjadi karena kebocoran tabung gas. Korban tewas sebanyak satu orang.
”Wilayah ini sangat padat sehingga mudah terjadi kebakaran,” kata Toni.
Adapun bangunan yang mendominasi di seluruh wilayah adalah kontrakan petak yang dihuni oleh para pedagang yang memiliki gerobak. Jarak antarrumah atau antarkompleks kontrakan tidak lebih dari satu meter.