Pemilik Konsesi Diingatkan Kesempatan Terakhir Penuhi Air
Pengelola lahan di area gambut diminta menjaga areanya tetap basah. Itu guna mencegah kebakaran lahan saat penyelenggaraan Asian Games.
PALEMBANG, KOMPAS Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead mengingatkan kepada pengelola lahan kehutanan dan perkebunan di area gambut agar memanfaatkan momen hujan tersisa untuk menyimpan air. Hal tersebut bertujuan memastikan area gambut tetap basah dan lembab sebagai antisipasi kebakaran saat Asian Games berlangsung di Palembang.
Pertandingan olahraga ini dimulai saat puncak musim kemarau di Sumatera Selatan, Riau, dan Jambi. Tiga daerah pemilik hutan dan area gambut itu setiap tahun dilanda kebakaran yang memicu kabut asap.
”Sekembali dari sini saya surati Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia agar mengecek kanal dan sekatnya. Pastikan air terisi penuh sebanyak mungkin,” kata Nazir saat menginspeksi sekat kanal dan titik penaatan (lokasi disepakati perusahaan dan pemerintah untuk mengukur ketinggian level air) di konsesi PT Bumi Mekar Hijau (BMH), di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (19/5/2018).
Selain untuk memastikan kelembaban gambut, pengaturan air ini juga memastikan ketersediaan air jika terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Saat kebakaran terjadi, air dalam kanal dan embung bisa menjadi sumber air bagi pemadaman api.
Saat ke konsesi BMH, kemarin, ia mendapati titik penaatan menunjukkan ketinggian air 22 sentimeter (cm). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, ketinggian air 40 cm.
Nazir meminta agar ketinggian ditingkatkan untuk bersiaga jika kemarau panjang. Secara teori, ketinggian muka air berkurang 4 milimeter setiap hari karena evaporasi (penguapan air) pada musim kemarau. Ketinggian air berkurang lebih banyak saat gambut ditoreh berupa kanal-kanal. ”Lebih aman jika air dijaga setinggi mungkin. Jadi, kalau kemarau ketinggian aman atau gambut tetap basah,” ujarnya.
Lebih aman jika air dijaga setinggi mungkin. Jadi, kalau kemarau ketinggian aman atau gambut tetap basah.
Persiapan ini tidak hanya bagi Ring 1, yakni Palembang dan sekitarnya. Di Jambi dan Riau, ia juga meminta kondisi air gambut dijaga. Wilayah Riau penting karena jika ada kebakaran bisa menimbulkan asap menuju Singapura yang jadi hub penerbangan kontingen sejumlah negara.
Hingga kini, 90 persen lokasi telah dipasang pendata kondisi air gambut (water logger telemetri) yang menunjukkan tingkat aman atau ketinggian air di atas 40 cm. Teknologi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Jepang ini diterapkan Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk memantau kondisi gambut secara real time. Alat tersebut secara periodik mengirim data ke server BPPT. Hasilnya dilihat melalui aplikasi ponsel pintar berbasis Android.
Pembukaan kanal
Kunjungan Nazir ke konsesi BMH di Distrik Sungai Penyampungan itu untuk mengecek laporan warga terkait dengan pembukaan kanal baru dan penanaman. Menurut perusahaan dan analisis citra satelit, kanal tersebut dibuka pada Maret-Mei 2017.
Perusahaan beralasan kanal dibuka atas desakan warga terkait hutan kemitraan tanaman pokok (akasia) seluas 3.500 hektar (ha). Perusahaan juga mengalokasikan lahan 1.500 ha untuk agroforestri. ”Begitu tahu ada Peraturan Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) No 17/2017 (tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri), kami hentikan pembukaan kanal meski diprotes masyarakat,” kata Ki Agus Iqbal dari Departemen Perencanaan BMH.
Di kanal itu, perusahaan membuat sekat kecil spill way untuk membuang kelebihan air, tapi menjaga ketinggian air di kanal. Oleh Nazir, hal itu diapresiasi meski menyesalkan pembukaan kanal yang terjadi pada 2017.
Nazir berharap spill way itu didangkalkan 10 cm. Langkah itu untuk meminimalkan debit air terbuang sehingga meminimalkan risiko penurunan ketinggian air pada musim kemarau nanti.
Reputasi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dalam siaran pers, meminta para pihak memahami karhutla adalah soal reputasi negara, apalagi menjelang perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. ”Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan saat Asian Games ke-18 berlangsung. Kita harus menjaga reputasi negara sehingga semua wilayah harus dijaga dari karhutla, tak hanya di Palembang,” ucapnya.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B Panjaitan mengatakan, kegiatan patroli terpadu antara masyarakat, TNI, dan Polri di provinsi-provinsi rawan karhutla dinilai efektif menekan potensi karhutla. Meski demikian, tantangan tahun ini cukup tinggi.
Hal itu karena waktu perhelatan Asian Games diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbarengan dengan puncak musim kemarau dan ada peluang terjadi El Nino di Indonesia. Faktor itu meningkatkan potensi karhutla.
Untuk itu, KLHK meningkatkan kesiapsiagaan, antara lain dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung penanggulangan karhutla. ”Sarana dan prasarana pengamanan dari karhutla ditingkatkan untuk mendukung Asian Games ke-18, di antaranya alat komunikasi dan helikopter, dikoordinasikan dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), TNI, dan Polri,” kata Raffles.
Selain itu, KLHK menerbitkan Surat Keputusan Menteri LHK No 224/2018 tentang Penanganan Khusus Krisis Karhutla di lingkup KLHK. Dalam surat diperintahkan, antara lain, pembentukan tim kerja klarifikasi pelanggaran izin karena karhutla, posko krisis karhutla, dan tim kerja pendamping daerah.