PALEMBANG, KOMPAS Setidaknya 6.000 titik pelat lantai Jembatan Ampera retak akibat tingginya beban yang ditanggung jembatan yang diresmikan tahun 1965 itu. Jika tidak segera ditanggulangi, hal itu akan membahayakan pengguna jembatan. Perbaikan pelat akan dilakukan seusai Asian Games 2018, yakni pada September-November 2018.
Estimasi retakan disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Jembatan Metropolitan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Suwarno saat meninjau bagian bawah Jembatan Ampera, Senin (21/5/2018).
”Retakan di bagian bawah jembatan kerap terjadi. Retakan muncul tergantung usia jembatan dan beban yang ditanggung. Untuk itu, pengecekan rutin harus terus dilakukan,” katanya.
Keretakan pelat lantai Jembatan Ampera sudah pernah terjadi. Dalam rentang waktu tahun 2010-2014, kata Suwarno, terhitung ada 24.000 titik retakan pelat lantai jembatan. Banyaknya retakan disebabkan kebakaran besar yang melanda kawasan 10 Ulu pada tahun 2010. ”Namun, retakan itu sudah diperbaiki tuntas,” ujar Suwarno.
Sebanyak 6.000 titik retakan di Jembatan Ampera saat ini merupakan lokasi baru di bagian hulu jembatan. ”Kami sedang memetakan retakan untuk menentukan bagian mana yang menjadi prioritas perbaikan,” kata Suwarno.
Walau terjadi keretakan, hal itu tidak berpengaruh terhadap struktur jembatan. Menurut Suwarno, dilihat dari spesifikasi bangunan, Jembatan Ampera dibangun untuk sekitar usia 100 tahun.
Untuk mengantisipasi keretakan, pihaknya akan melakukan perbaikan bagian bawah jembatan dengan skema injeksi semen mutu tinggi (injeksi antigravitasi). ”Proses pengerjaan akan memakan waktu hingga tiga bulan,” ujar Suwarno.
Perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin agar tidak berdampak pada kerusakan jembatan yang lebih parah.
Kasus serupa pernah terjadi pada Jembatan Musi II, awal Mei lalu. Saat itu, menurut Suwarno, terjadi kerusakan di Jembatan Musi II berukuran 10 meter x 5 meter. Jembatan ditutup sementara untuk perbaikan. Arus lalu lintas dialihkan. ”Apabila sudah seperti itu, akan lebih banyak biaya yang dikeluarkan,” katanya.
Perbaikan pelat lantai jembatan menjadi bagian dari rehabilitasi Jembatan Ampera yang dilakukan sejak awal Mei. Perbaikan keseluruhan diperkirakan berakhir pada November 2018.
Bertahap
Rehabilitasi dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai dari perbaikan trotoar jembatan, pengecatan, peninggian pagar, serta perbaikan pelat jembatan.
”Proses rehabilitasi Jembatan Ampera membutuhkan dana sekitar Rp 17 miliar. Dari angka itu, sekitar Rp 8 miliar untuk perbaikan pelat jembatan,” katanya.
Manajer Proyek Rehabilitasi Jembatan Ampera M Toyib Anwar memaparkan, perbaikan pelat lantai jembatan akan dikerjakan seusai Asian Games 2018. Saat ini, rehabilitasi difokuskan pada pembenahan bagian-bagian yang terlihat, seperti pengecatan jembatan, perbaikan trotoar, dan peninggian pagar.
Pada perbaikan trotoar akan ditambahkan bangku, tempat sampah, dan jalur sepeda. Pengecatan dilakukan di setiap sudut jembatan. Sementara pagar di tepian jembatan ditinggikan dari semula 0,8 meter menjadi 1,2 meter.
Pengamat perkotaan dari Universitas Sriwijaya, Ari Siswanto, mengatakan, perbaikan Jembatan Ampera memang harus diprioritaskan. Jembatan dengan panjang 1.117 meter dan lebar 22 meter ini merupakan jalur vital karena menghubungkan kawasan hilir dengan hulu Kota Palembang.
Lalu lintas kendaraan di jembatan ini sangat padat. ”Apabila lalu lintas lancar, beban jembatan tidak terlalu tinggi. Namun, apabila kondisi macet, beban akan bertambah besar,” kata Ari.
Ari mengapresiasi langkah pemerintah yang membatasi kendaraan bertonase berat melintasi Jembatan Ampera. Namun, perlu dipastikan apakah hal tersebut sudah dilakukan dengan ketat.
Pembangunan Jembatan Musi IV dan Musi VI yang bertujuan untuk mengurai beban di Jembatan Ampera merupakan kebijakan yang cukup baik, asal kedua jembatan tersebut difungsikan secara optimal.