Rayakan 20 Tahun Reformasi, Abraham Samad Lontarkan Gagasan "Reformasi Putih"
Oleh
Suhartono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2011-2015 Abraham Samad merasa prihatin menyikapi 20 tahun perjalanan reformasi bangsa Indonesia. Persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih membelenggu bangsa.
"Padahal, tujuan utama reformasi 1998 adalah menghancurkan praktek KKN," kata Abraham kepada Kompas, Senin (21/5/2018) kemarin dari Manado, Sulawesi Utara.
Oleh karena itu, Abraham melontarkan gerakan Reformasi Putih untuk kembali meluruskan tujuan mulia gerakan reformasi. Reformasi Putih adalah gerakan damai yang melibatkan seluruh elemen bangsa untuk melakukan perubahan secara menyeluruh dengan dijawai semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan Indonesia yang Maju dan Sejahtera.
Pokok-pokok pikiran Abraham Samad soal gerakan reformasi putih ini disampaikan di tiga kampus di Manado, yakni Universitas Negeri Manado, Universitas Sam Ratulangi, dan Politeknik Negeri Manado. Abraham akan menjadi narasumber pada seminar Spirit of Indonesia di Manado, Sejak 21 hingga 22 Mei mendatang.
Abraham mengaku risau dengan perjalanan 20 reformasi. Ia menilai masih maraknya praktek KKN karena bangsa ini tidak fokus. "Kita seolah sibuk melakukan perubahan. Tapi, kita tidak tahu perubahan itu untuk siapa dan menjawab kebutuhan apa," katanya.
Belum signifikan
Menurut Abraham, reformasi birokrasi yang saat ini sedang digalakkan hanya dimaknai sebagai remunerasi alias naik gaji, tanpa perubahan yang berarti atau signifikan. "Akhirnya, rakyatlah yang dikorbankan. Kualitas pelayanan publik rendah, pembangunan tidak merata. Di sisi lain ego sektoral semakin tinggi dan menghambat perubahan itu sendiri," tutur Abraham.
Dalam kacamata Abraham, seharusnya kepentingan apa pun, termasuk kepentingan pribadi, golongan, atau kelompok bahkan Kementerian atau Lembaga, tidak mengalahkan kepentingan bangsa.
"Jika ada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa dan negara, maka akan menimbulkan konflik kepentingan," ujar Abraham.
Karena itulah, pria kelahiran Makassar ini melontarkan gagasan untuk kembali digelorakannya reformasi. Memang, bukan reformasi seperti 1998 yang memakan nyawa anak negeri. Melainkan reformasi damai tanpa pertumpahan darah.
"Indonesia perlu Reformasi Putih yang damai yang didasari semangat kebersamaan dan melibatkan seluruh elemen bangsa. Jangan ada anak bangsa yang ditinggalkan, apalagi dilupakan," kata Abraham Samad lagi.
Selama ini, sejak selesai mengakhiri tugas di KPK, Abraham Samad menjadi pembicara di sejumlah kampus dan berbagai tempat lainnya untuk menyuarakan perlawanan terhadap korupsi. "Saya berjuang melawan korupsi dengan cara lain setelah saya selesai menjadi Ketua KPK," tuturnya suatu kali kepada Kompas mengomentari perjalanannya dari kampus ke kampus untuk mengobarkan semangat melawan dan memberantas korupsi di Indonesia. (*)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.