SURABAYA, KOMPAS Kepolisian Daerah Jawa Timur, Selasa (22/5/2018) menyerahkan jenazah korban teror bom Aloysius Bayu Rendra Wardhana, kepada keluarga. Penyerahan di RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso (RS Polda Jatim), Surabaya, dilakukan setelah tim dokter forensik dan tim disaster victim identification (DVI), memastikan identitas korban dengan pencocokan DNA.
Bayu salah satu dari enam korban tewas di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5/2018) pukul 07.10 WIB. Bayu tewas saat mencoba menghentikan sepeda motor yang melintas di gerbang selatan gereja. Dua remaja yakni Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16) meledakkan diri, sehingga menewaskan enam peserta misa, dan melukai 24 orang termasuk dua polisi dari Polsek Gubeng.
Gereja SMTB lokasi pertama teror bom Minggu itu. Lokasi kedua Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro. Di sana, pukul 07.15 WIB, Puji Iswati (43) meledakkan diri bersama dua putrinya, Fadhila Sari (12) dan Famela Risqita (9). Insiden itu melukai enam jemaat dan seorang petugas keamanan gereja. Lokasi ketiga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuno. Di sana, pukul 07.53 WIB, Dita Oeprianto (48) menabrakkan mobil dan meledakkan diri sehingga menewaskan tujuh jemaat dan warga. Dita dan Puji pasangan suami istri dengan empat anak, yang dikorbankan dalam teror itu.
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Machfud Arifin mengatakan, identifikasi terhadap jenazah Bayu paling lama di antara korban tewas. Tim forensik dan DVI perlu ketelitian dan kecermatan tinggi juga detail, demi identifikasi sempurna. Ciri-ciri jenazah nyaris tak bisa dikenali sehingga harus melalui tes DNA.
Belum diambil
“Kami masih menyimpan tiga jenazah pelaku teror bom,” kata Machfud. Ketiganya Dita dan dua putranya, Yusuf dan Firman. Sampai Selasa sore, belum ada keluarga yang mengambil ketiga jenazah itu untuk dimakamkan. Jika dalam satu-dua hari jenazah tidak diambil, Polda Jatim akan menguburkannya di TPU Khusus Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, di bagian untuk pelaku terorisme. Puji, Fadhila, dan Famela telah dikuburkan di TPU khusus itu bersama empat jenazah pelaku teror bom Polresta Surabaya, Senin (14/5/2018).
Jenazah Bayu tiba di rumah duka Jalan Gubeng Kertajaya I, Surabaya, pukul 11.30 WIB. Jenazah disemayamkan di studio foto samping rumah duka. Studio itu merupakan usaha yang belum diresmikan oleh almarhum yang berprofesi sebagai juru foto. “Mas Bayu banyak menghabiskan waktu di studio itu,” ujar Galih Wardhana, adik almarhum.
Hingga Selasa, korban teror bom Wenny Angelina masih dirawat di RS Bedah Surabaya. Kepala Marketing dan Humas RSBS Trinovita Sari mengatakan, kondisi Wenny membaik dari luka-luka akibat teror bom di Gereja SMTB. Wenny mencoba bangkit setelah kehilangan dua putranya saat horor berdarah itu, yakni Vincentius Evan Hudojo dan Nathanael Ethan Hudojo.