Jakarta adalah kota yang tidak pernah tidur. Aktivitas perekonomian terus berjalan sekalipun sudah malam; sejak sore hingga pagi hari berikutnya. Salah satu kegiatan yang berdenyut pada waktu malam ialah pasar tradisional.
Pasar Kue Subuh di Senen, Jakarta Pusat, merupakan salah satu pasar tradisional yang buka pukul 18.00 sampai dengan 06.00 WIB. Pukul 07.00 hingga 17.00 areal Pasar Kue Subuh digunakan untuk parkir kendaraan milik pengunjung Pusat Grosir Senen Jaya.
Muhammad (54), penjual mi ayam dan bakso, menuturkan, Pasar Kue Subuh mulai berjalan sejak setahun yang lalu. ”Para pedagang kue berasal dari pindahan Blok 3 dan 1 Pasar Senen yang kiosnya terbakar beberapa tahun yang lalu,” ujar Muhammad, Kamis (24/5/2018) dini hari.
Meskipun pindah, para pedagang harus membeli lapak seharga Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per meja ukuran 1 meter x 1,5 meter. Selain itu, mereka juga wajib membayar untuk keamanan, kebersihan, dan listrik sebesar Rp 20.000-Rp 23.000 per hari.
Sabar (33), pedagang makanan tradisional seperti lemper, bika ambon, dan bacang, mengatakan telah menekuni usahanya sejak 2010. Makanan tradisional yang ia jual selalu segar sebab setelah Pasar Kue Subuh tutup, makanan yang belum terjual dibeli pemborong untuk dijual ke pasar tradisional lain.
Sebagai pusat makanan tradisional, Pasar Kue Subuh dikenal di kalangan penjual eceran. Salah satunya, Lela (40), pedagang makanan dan sayuran asal Pulau Pramuka, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Lela menuturkan, Pasar Kue Subuh terkenal dengan aneka roti, kue kering, dan makanan tradisional. Seminggu dua kali, ia berbelanja di Pasar Kue Subuh untuk dijual kembali di Pulau Pramuka. ”Kue di sini terkenal segar dan enak sehingga laku dijual,” ujarnya.
Selain segar dan enak, makanan tradisional di Pasar Kue Subuh terkenal murah. Sebagai contoh, harga lemper dan bika ambon Rp 1.000 per buah dan bacang dengan ukuran besar dijual seharga Rp 5.000 per buah.
Muklas, penjual kue basah dan kering, menyebutkan, dalam sehari dirinya mendapat keuntungan kotor Rp 7,5 juta. Keuntungan tersebut digunakan untuk membayar delapan karyawan, biaya produksi, dan mengembangkan usahanya.
Selain Pasar Kue Subuh di Senen, pasar tradisional lain yang hanya buka pada sore hingga pagi ialah Pasar Kramatjati di Jakarta Timur. Sama dengan Pasar Senen, pasar ini menggunakan lahan parkir Pasar Jaya Kramatjati untuk berdagang. Pedagang mulai berjualan pukul 17.00 hingga 02.00 untuk pedagang daging dan ikan. Pedagang sayur dan buah tutup pukul 05.00.
Ita (37), pedagang minuman yang telah berjualan selama 17 tahun di Pasar Kramatjati, menuturkan, sayur dan buah yang dijual di pasar ini masih segar karena pedagang mendapatkan pasokan langsung dari petani dari Bogor, Jawa Barat. ”Daging dan ikannya pun segar,” ucapnya.
Selain segar, Pasar Kramatjati juga terkenal murah. Sebagai contoh, pengunjung dapat membeli jeruk lemon seharga Rp 10.000 per buah atau Rp 6.500 per buah apabila pengunjung membeli secara kiloan. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan jeruk lemon dengan kualitas sama yang dijual di pasar swalayan, yaitu Rp 15.000 per buah.
Masa Ramadhan
Pada awal masa Ramadhan, sebagian besar pedagang mengatakan pendapatannya menurun. Di Pasar Kue Subuh, Senen, pengunjung baru berdatangan pukul 21.00 hingga 22.00, setelah itu pasar sepi pengunjung. Pengunjung datang kembali pukul 02.00 hingga 03.00, membeli makanan untuk sahur.
Sabar menyebutkan, pembelinya menurun jauh dibandingkan dengan hari biasa. Pada hari biasa, ia mampu menjual 3.000 aneka makanan tradisional dan kue kering. Pada masa puasa, ia hanya mampu menjual separuhnya. Agar tak rugi, ia tidak memproduksi kue kering dan mengurangi persediaan kue basah.
Iwan (44), penjual daging sapi di Pasar Kramatjati, mengatakan omzetnya turun drastis. Pada hari biasa, ia mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 5 juta per hari. Pada awal puasa, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 1,8 juta per hari.
Para pedagang menuturkan, penurunan jumlah pembeli selalu terjadi pada masa awal Ramadhan. Situasi itu akan berubah pada sepuluh hari jelang Lebaran. ”Pembeli akan meningkat drastis pada sepuluh hari jelang Lebaran,” ucap Sabar.