Jakarta, Kompas- Pengamanan wilayah terdepan Indonesia masih menjadi prioritas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Pasalnya, wilayah terdepan dinilai memiliki nilai strategis terkait pengamanan jalur navigasi. Salah satu bentuk pengamanan yang dimaksud adalah dengan menjadikan sebagian wilayah terdepan sebagai pangkalan militer.
Penegasan ini disampaikan Laksamana Siwi Sukma Adji setelah dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5/2018).
“(Saya) Tetap fokus pulau terdepan, seperti Pulau Selaru (Maluku), Morotai (Maluku Utara), Saumlaki (Provinsi Maluku). Saya kira, itu prioritas-prioritas yang akan dilakukan tahun-tahun ke depan,” kata Siwi.
Menurut dia, perhatian serupa diberikan pada Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang dikembangkan TNI AL sebagai pangkalan kapal selam. TNI AL akan terus mengembangkan tempat itu hingga menjadi semakin kuat. Soal penambahan kapal selam, hal itu tergantung ketersediaan anggaran. Siwi belum dapat memastikan perihal ketersediaan anggaran tersebut.
Pelantikan Siwi dituangkan dalam Keputusan Presiden 43/TNI tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAL. Presiden memberhentikan dengan hormat Laksamana Ade Supandi yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Juni mendatang disertai ucapan terimakasih atas jasa-jasanya selama memangku jabatan. Pada dokumen yang sama, Presiden mengangkat Siwi Sukma Adji sebagai KSAL.
Acara dihadiri juga Wakil Presiden Jusuf kalla, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Laksamana Ade, dan sejumlah tamu lain.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan TNI AL lebih profesional. Luhut berharap terciptanya keamanan laut yang lebih kondusif termasuk di wilayah Natuna.
Aman dan kondusif
Lebih jauh, Siwi menyatakan, TNI AL ingin seluruh wilayah laut Indonesia aman, stabil, dan damai. Dengan cara itu, maka cita-cita nasional menjadikan laut sebagai halaman depan bangsa dapat terwujud. TNI AL juga terpanggil untuk mengamankan jalur distribusi logistik nasional. Tugas ini dijalankan dengan menjalin sinergi bersama pemangku kepentingan lainnya.
"Tak mungkin, Badan Keamanan Laut (Bakamla) sendirian mengamankan seluruh wilayah laut. Saya kira, tugas ini harus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh kepentingan,” kata Siwi.
Sementara itu, Panglima TNI melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 504/V/2018 memutasi 31 perwira. Mutasi itu antara lain dilakukan kepada Asisten Operasi KSAL Laksda Aan Kurnia yang dimutasi menjadi Danjen Akademi TNI menggantikan Siwi. Selain itu, Laksdya Arie Soedewo dimutasi dari jabatannya Kepala Bakamla menjadi Pati Mabes TNI dalam rangka pensiun. Pengganti Arie belum disebutkan.