JAKARTA, KOMPAS – Delapan pasar di Jakarta Selatan menggelar bazar atau pasar murah Ramadhan untuk menghindari kenaikan harga menjelang lebaran. Bazar yang diselenggarakan oleh PD Pasar Jaya itu akan berlangsung dari tanggal 17 Mei hingga 14 Juni 2018.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan Wachyuni, Kamis (24/5/2018), mengatakan, tujuan penyelenggaraan bazar untuk stabilisasi harga menjelang Lebaran.
Delapan pasar yang melakukan bazar pasar murah adalah Pasar Rumput, Pasar Tebet Barat, Pasar Santa, Pasar Cipete, Pasar Pondok Labu, Pasar Mampang Prapatan, Pasar Pesanggrahan, dan Pasar Lenteng Agung.
Menurut Wachyuni, seluruh harga kebutuhan pokok dijual Rp 500-1.000 per kemasan di bawah harga pasaran.
Komoditas yang dijual saat bazar tersebut di antaranya beras Rp 8.500 per kilogram, bawang merah Brebes Rp 27.000 ribu per kilogram, bawang merah Majalengka Rp 25.000 per kilogram, cabai merah keriting Rp 30.000 per kilogram, bawang putih Rp 15.000 per kilogram, dan gula pasir Rp 12.000 per kilogram.
Adapun minyak goreng dijual dengan harga Rp 11.000 per liter, telur ayam ras Rp 24.000 per kilogram, daging sapi beku Rp 75.000 per kilogram, daging kerbau Rp 70.000 per kilogram, daging ayam beku Rp 29.000 per kilogram, serta daging ayam Rp 33.000 per kilogram.
Gandeng pedagang lokal
Di Pasar Minggu, PD Pasar Jaya juga menggelar bazar pasar murah. Berbeda dengan tahun sebelumnya, stan bazar menggandeng pedagang pasar setempat. Pedagang pasar yang bekerja sama dengan Koperasi Pedagang Pasar (Kopas) mengambil bahan pangan dari Jakgrosir. Kemudian, barang tersebut dijual di stan bazar sejak 15 hari sebelum Ramadhan.
Di pasar minggu terdapat dua stan yaitu daging dan kebutuhan pokok. Stan daging menjual daging sapi dan kerbau beku. Harganya lebih murah jika dibandingkan harga daging segar. Harga daging sapi segar misalnya Rp 110.000-Rp 120.000 per kilogram. Adapun daging sapi beku dijual dengan harga Rp 80.000 per kilogram. Daging sapi beku yang dijual di stan tersebut mengambil dari penyuplai Agro Boga Utama.
Edi Wibowo, pedagang daging beku mengatakan, animo masyarakat untuk membeli daging cukup tinggi. Sebelum puasa, sehari dia bisa menjual 50 kilogram-100 kilogram daging sapi. Setelah ramadhan, ia hanya menjual 50-70 kilogram sehari.
“Kami para pedagang memang meminta kepada kepala pasar supaya kami yang berjualan di stan pasar murah. Jangan seperti tahun kemarin yang malah memicu konflik internal,” kata Edi.
Taufik (52), penjaga stan kebutuhan pokok menuturkan, selisih harga kebutuhan pokok yang dijual di bazar antara Rp 5.000-2.000 per kemasan. Di tempat ini, ia menjual minyak goreng, gula, beras, dan telur. Harga dijual lebih rendah daripada harga pasaran. Harga minyak goreng misalnya dijual Rp 11.000-Rp 22.500 ukuran 1-2 liter. Gula pasir Rp 12.500 per kilogram, beras Rp 45.000-Rp 60.000 per kilogram.
“Dengan harga murah ini diharapkan harga eceran tertinggi di pasar juga tak jauh-jauh dari harga ini,” kata Taufik.
Di Pasar Minggu, harga kebutuhan pokok rata-rata masih stabil. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada telur ayam dari harga Rp 23.000 per kilogram menjadi Rp 27.000 per kilogram. Harga ayam juga naik Rp 250 dari Rp 36.000 menjadi Rp 36.350. Selain itu, harga cabai merah naik dari Rp 36.000 menjadi Rp 37.000, bawang putih naik dari Rp 31.000 menjadi Rp 32.000. Harga beras juga naik tetapi tidak terlalu signifikan.
Juriyah (40), warga Lenteng Agung mengatakan, pelaksanaan bazar sangat bermanfaat bagi warga. Warga bisa menghemat uang untuk membeli berbagai kebutuhan pokok misalnya gula pasir. Di bazar, ia bisa membeli Rp 12.500 per kilogram. Sedangkan di pasar harga mencapai Rp 14.000 per kilogram. Ia berharap bazar terus dilaksanakan hingga menjelang Lebaran karena saat Lebaran warga masih membutuhkan terutama daging.
“Semoga sampai Lebaran masih ada bazar pasar murah,” kata Juriyah.