Saatnya mendorong munculnya praktik baik dalam pembelajaran dan kemudian dikembangkan sebagai inspirasi bagi daerah lain. Perubahan dalam pendidikan bisa dilakukan bersama asal ditopang kreasi dan inovasi.
JAKARTA, KOMPAS — Praktik-praktik baik dan inovasi pendidikan yang menjanjikan perubahan untuk meningkatkan mutu sebenarnya sudah bermunculan dan berdampak di tingkat sekolah dan daerah. Inovasi pembelajaran yang terbukti berhasil mengubah wajah pendidikan tersebut perlu disebarluaskan sesuai konteks lokal dan berkelanjutan.
Hal itu mengemuka dalam seri diskusi Temu Inovasi dengan topik ”Berbagi Praktik Inovatif untuk Meningkatkan Mutu Belajar Siswa”, di Jakarta, Kamis (24/5/2018). Acara ini digelar program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi), lembaga Kemitraan Pendidikan Pemerintah Australia-Indonesia, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rasita Purb dari Inovasi mengatakan, dari studi tentang Praktik-praktik Baik Pendidikan Dasar 2017 yang dilakukan di Jawa Timur oleh tim Inovasi, ditemukan tiga hal pokok untuk memanfaatkan inovasi bagi kemajuan pendidikan. Pertama, kuatnya figur kepemimpinan di tingkat sekolah/madrasah dan daerah yang berpihak pada mutu pembelajaran siswa dan tidak menyerah dengan keadaan.
Kedua, kuatnya dukungan dari berbagai pihak. Ketiga, eratnya kerja sama tim antar-pemangku kepentingan sekolah. Ketiga hal itu menjadi kunci perbaikan pendidikan di tingkat sekolah dan daerah.
Dalam diskusi yang dipandu mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, dihadirkan pengawas, kepala sekolah, guru, dan kepala dinas pendidikan dari sejumlah daerah di Jawa Timur yang mendorong perubahan dengan menghadirkan sejumlah inovasi. Berbagai inovasi ini berpotensi strategis untuk dikembangkan di daerah lain.
Sejumlah terobosan
Kepala SDN Pamolokan 3, Kabupaten Sumenep, Masrur Abadi mengatakan, dirinya yang semula kepala sekolah di SD Rujukan (sekolah terbaik) dipindahkan ke sekolah yang berada di pinggiran dan tidak diminati siswa. Pembelajaran oleh guru masih konvensional yang sarat dengan ceramah, ditambah kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan.
”Sekolah tidak punya prestasi akademik dan nonakademik. Masyarakat sekitar saja tidak mau mendaftarkan anak-anak di sekolah ini. Jumlah siswa paling banyak 66 orang. Akibatnya, dana bantuan operasional sekolah minim,” tutur Masrur.
Terobosan dilakukan Masrur dengan mendata dan memetakan persoalan yang dihadapi sekolah. Para guru dan komite sekolah dilibatkan memikirkan perubahan yang bisa dilakukan bersama. Perlahan, perubahan terjadi, dimulai dengan menyulap ruang kelas yang menjalankan pembelajaran secara aktif.
Sementara itu, guru kelas I SDN 2 Kebondalem, Kabupaten Mojokerto, Maria Ulfa, mendapatkan inspirasi untuk menjadi guru kreatif dari dorongan kepala sekolah. Dirinya dilatih menghadirkan komunitas belajar yang kreatif di sekolah. Maria mendapatkan pembekalan untuk membuat beragam media belajar dari barang-barang bekas.
”Saya jadi tertantang selalu berpikir kreatif agar setiap hari pembelajaran tidak membosankan dan anak-anak senang,” kata Maria.
Salah satu yang dilakukan Maria dalam mengajarkan membaca kepada siswa kelas I adalah dengan menggunakan boneka dan alat peraga. Sekolah ini pun berkembang dalam program literasi.
Pengawas SD di Kabupaten Bondowoso, Sujito, mencoba mengubah citra pengawas sekolah yang selama ini ditakuti pihak sekolah. ”Saya berperan melayani para guru, membantu mereka memecahkan masalah yang dihadapi saat mengajar. Saya lebih memberikan masukan dan berdiskusi. Bukan sebagai pengawas yang hanya puas mengawasi guru secara administratif,” tutur Sujito.
Bahkan, Sujito mengajarkan para guru untuk mengembangkan strategi belajar dan media belajar yang mendukung pembelajaran kreatif. Para guru merasa senang karena ada pendampingan dan pengawasan yang membuat mereka dapat terus meningkatkan kapasitas diri.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Moch Abduh menyambut baik munculnya inovasi yang sebenarnya bisa dilakukan pengawas, kepala sekolah, dan guru.
"Kita harus banyak memunculkan praktik baik yang berkembang ini supaya jadi inspirasi untuk daerah lain. Perubahan dalam pendidikan bisa dilakukan secara bersama-sama asal mau kreatif dan inovatif," kata Abduh. (ELN)