Di dalam area Jakarta Fair Kemayoran 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, ada tempat kuliner baru yang tidak ada pada tahun sebelumnya, yaitu Wisata Kuliner Bali. Pengunjung dapat menikmati aneka masakan dan minuman khas Bali dengan suasana layaknya di Pulau Dewata.
Lokasi Wisata Kuliner Bali berada di belakang Hall D atau tepat di depan pintu masuk D. Pengunjung dapat dengan mudah menemukan lokasi ini karena suasana khas Bali langsung terlihat menonjol di pintu masuk.
Sebuah gapura gaya Bali dan tulisan ”Wisata Kuliner Bali” menyambut pengunjung. Dari gapura itu, pengunjung dapat melihat miniatur patung Garuda Wisnu Kencana. Di belakang patung tersebut, terdapat Balai Bengong seperti yang ada di perkampungan Bali. Balai tersebut cukup luas sehingga dapat digunakan untuk berkumpul bersama keluarga.
Manajer Operasional Wisata Kuliner Bali Awaludin Yulianto menuturkan, konsep seperti ini baru diadakan pada tahun ini. ”Tujuannya agar pengunjung dapat mengenal kuliner khas Bali,” ucapnya, Kamis (24/5/2018).
Sebagian besar masakan dan minuman di area ini berasal dari Bali, tetapi ada juga masakan dari daerah lain. Beberapa masakan khas Bali yang ada antara lain bebek dan ayam betutu, nasi campur pedas bali, sambal matah, sate lilit, dan cumi pedas bali.
Adapun minuman khas Bali yang ada ialah jeruk peras kintamani. Minuman ini memiliki ciri khas tidak menggunakan air dan gula sebagai bahan campuran sehingga rasa yang didapat murni dari jeruk Kintamani.
Pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas daerah lain, seperti mi aceh, sate padang, soto padang, soto lamongan, dan nasi gudeg. Selain itu, ada kuliner umum, seperti nasi goreng gila dan es campur. Turut meramaikan juga, kuliner milik putra Presiden Joko Widodo, yakni Kaesang Pangerep, yang menghadirkan Sang Pisang.
Suasana khas Bali juga dihadirkan melalui meja dan kursi yang ditata dengan menggunakan payung serta tata cahaya seperti di Jimbaran. Bahkan, pelayan di beberapa penyewa menggunakan udeng atau penutup kepala khas Bali untuk pria, sedangkan pelayan perempuan menggunakan selendang khas Bali.
Awaludin menuturkan, pada saat ramai pengunjung, yaitu Sabtu dan Minggu, panitia menyajikan pertunjukan budaya Bali, seperti tari pendet dan tari janger. ”Ada juga beberapa pertunjukan khas Ramadhan yang akan menghibur pengunjung,” ujarnya.
Di beberapa sudut, terdapat area foto dengan latar belakang pemandangan pantai dan tempat wisata di Bali, seperti Pantai Kuta serta Pura Ulun Danau Beratan yang ada di tepi Danau Beratan, Bedugul, Bali.
Nostalgia
Wisata Kuliner Bali dapat menjadi tempat nostalgia untuk mengenang masa lalu. Martin (29), warga Cengkareng, Jakarta Barat, misalnya. Ia tertarik masuk ke lokasi Wisata Kuliner Bali ketika melihat ada gerbang dengan dekorasi khas Bali.
”Kebetulan saya lapar dan melihat suasana khas Bali sehingga saya langsung masuk,” ucap Martin. Ia tertarik untuk mengenang saat berwisata ke Bali lima tahun lalu. Saat itu, Martin terkesan dengan pantai, suasana, dan kuliner khas Bali. Ia sangat menyukai bebek betutu.
Pemilik gerai jeruk peras kintamani, Wahyudi, menuturkan, dirinya tertarik bergabung sebagai penyewa di Wisata Kuliner Bali karena ingin memperkenalkan sisi lain dari Bali. Wahyudi optimistis, kuliner yang dibawanya dapat diterima pengunjung Jakarta Fair Kemayoran 2018 karena animo masyarakat yang sangat besar dalam acara ini tiap tahun.
Menurut Awaludin, penggunaan konsep wisata kuliner khas daerah dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang kekayaan budaya Indonesia. Ia berencana membangun konsep kuliner khas daerah lain juga pada gelaran Jakarta Fair Kemayoran berikutnya.