Jelang Asian Games, PKL di Sekitar Senayan Masih Menumpuk
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Pedagang kaki lima masih memadati sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Padahal, gelaran Asian Games akan dilaksanakan kurang dari tiga bulan. Masyarakat pun ingin agar sekitar stadion lebih tertata.
Dari pantauan pada Jumat (25/5/2018) malam hingga Sabtu (26/5/2018) dini hari, beberapa pedagang kaki lima (PKL) masih berjualan di depan pintu utama Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Trotoar dengan lebar 5 meter pun digunakan sebagai tempat duduk pengunjung yang menikmati sate taichan, kopi, tahu gejrot, siomai, dan es kelapa.
Jalan Asia Afrika yang lebarnya sekitar 10 meter di tiap sisi pun tidak luput digunakan sebagai tempat parkir mobil dan motor. Akibatnya, kemacetan tidak dapat terhindari di jalan tersebut.
Reno (24), penjual sate taichan, menuturkan, Jalan Asia Afrika selalu macet karena digunakan untuk parkir mobil. ”Bahkan, di jalan sisi kanan dari arah Gedung DPR hanya dapat dilalui satu jalur mobil, padahal normalnya dapat dilalui dua jalur,” ucapnya.
Dari pengamatan pada pukul 00.30, pengunjung yang datang semakin banyak untuk menikmati sate taichan atau makanan lain, seperti nasi goreng. Asap yang mengepul pun sangat tebal sehingga menutupi pandangan pengendara.
Dampak lainnya, pengunjung memarkirkan mobilnya di bahu jalan sisi kanan dan kiri Jalan Asia Afrika sehingga hanya dapat dilalui satu mobil di sisi kanan dan kiri jalan.
Selain mobil pengunjung yang ingin menikmati kuliner di sepanjang trotoar Jalan Asia Afrika, bahu jalan juga dipenuhi pengunjung yang sekadar ingin nongkrong. Sebagian besar berasal dari komunitas sepeda motor dan mobil.
Ironisnya, juru parkir terlihat berebut pengunjung di tengah jalan raya sehingga pengendara kendaraan bermotor yang melintas terganggu. Hari (24), salah satu pengunjung, mengatakan, sepanjang Jalan Asia Afrika sering terjadi kemacetan pada siang dan malam hari.
Pada siang hari, jalan tersebut macet karena jumlah pengendara yang melintas sangat banyak. Pada malam hari, Jalan Asia Afrika macet karena adanya parkir liar.
”Sebelum ada pedagang sate taichan, jalan ini sudah macet pada malam hari, khususnya malam Kamis dan malam Jumat, karena digunakan untuk balap liar,” ujar Hari.
Ia menceritakan, di sepanjang Jalan Asia Afrika sering terjadi kecelakaan. Hal tersebut terjadi karena penggunaan badan jalan untuk parkir. Hari berharap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menata kawasan sekitar GBK. Apalagi, jalur tersebut menjadi akses ke pintu utama GBK pada gelaran Asian Games, 18 Agustus mendatang.
Nekat
Sebagian besar PKL sudah mengetahui larangan berjualan di depan pintu utama GBK. Namun, mereka tetap nekat berjualan karena tidak ada pekerjaan atau lokasi lain yang strategis.
Reno mengatakan sudah mendapatkan peringatan agar tidak berjualan lagi di depan pintu masuk GBK. Dulu ia berjualan di seberang pintu masuk GBK bersama PKL lain. Namun, karena tempat berdagangnya terlalu sempit, ia kembali berjualan di depan pintu masuk GBK.
Hal serupa diakui Sarjono (38). Ia mengetahui adanya larangan berjualan di depan pintu utama GBK. Namun, ia tetap berjualan di tempat tersebut karena banyaknya pengunjung yang datang dibandingkan dengan lokasi lain.
Larangan tersebut terlihat dengan adanya penertiban dari petugas satuan polisi pamong praja (satpol PP) pada pukul 23.30. PKL yang berjualan di depan pintu utama GBK segera mengamankan dagangannya. Penertiban tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit. Pedagang pun kembali menggelar dagangannya dan berjualan.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu Purwoko mengatakan, penanganan PKL di sekitar GBK menjadi wewenang Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta serta Wali Kota Jakarta Pusat.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi belum memberikan jawaban. Februari lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana memindahkan PKL yang berjualan di sekitar Senayan. Sandiaga juga ingin trotoar di sekitar Senayan hanya digunakan untuk pejalan kaki.