BANGKOK, KOMPAS - Target Indonesia tampil di final sekaligus merebut Piala Thomas 2018 gagal. Langkah tim “Merah Putih” harus terhenti setelah kalah 1-3 dari China di babak semifinal.
Di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (25/5/2018), setelah tertinggal 1-2 dari China, tim Indonesia berkesempatan menyamakan kedudukan lewat pasangan ganda putra senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Mereka berjuang sekuat tenaga untuk melawan pemain muda perwakilan China, Liu Yuchen/Li Junhui. Namun, dalam pertandingan yang bergulir selama 53 menit, Hendra/Ahsan menyerah, 17-21, 21-18, 12-21.
Setelah kalah pada gim pertama, Hendra/Ahsan mempunyai peluang memenangi pertandingan ketika unggul pada gim kedua. Pasangan juara dunia 2013 dan 2015 itu bermain cerdas dan penuh taktik. Gerakan Hendra/Ahsan yang efisien di lapangan sempat menyulitkan lawan.
Namun, pada gim ketiga Liu/Li bermain lebih baik. Sebaliknya, Hendra/Ahsan kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga poin menguntungkan lawan.
“Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, tetapi lawan bermain lebih unggul. Kami minta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kekalahan ini,” kata Ahsan, seusai laga.
Hendra/Ahsan tampil pada pertandingan keempat. Mereka berusaha memepet skor tim China yang lebih dulu unggul 2-1. Tampil pada situasi tim lawan sudah lebih, menurut Hendra, hal tersebut tidak memberi tekanan. “Kami hanya fokus pada pertandingan kami sendiri. Kali ini, lawan bermain lebih baik,” katanya.
Sebelumnya, kemenangan tim China berasal dari dua tunggal putra terbaik mereka, yaitu Chen Long dan Shi Yuqi. Chen Long mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting, 22-20, 21-16. Sementara Shi Yuqi menaklukkan Jonatan Christie, 18-21, 21-12, 21-15.
Di atas kertas, kedua pemain tunggal China memang lebih unggul dari Indonesia. Chen Long saat ini menempati peringkat dunia ke-5.
Tunggal pertama China tersebut merupakan andalan tim China di Piala Thomas. Dia tidak terkalahkan pada lima pertandingan yang sudah dijalani sejak babak penyisihan.
Adapun Shi Yuqi merupakan juara All England dan India
Terbuka 2018. Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie, pernah mengalahkan tunggal China pada kualifikasi Piala Thomas-Uber, yang disebut juga Kejuaraan Beregu Asia, di Alor Setar, Februari lalu.
Tim putra Indonesia mempunyai harapan melaju ke babak final ketika pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil mengalahkan Liu Cheng/Zhang Nan, 21-12, 17-21, 15-21. Namun, langkah tim putra terpaksa terhenti begitu Hendra/Ahsan kehilangan poin.
Dengan hasil ini, pertandingan terakhir yang seharusnya memainkan Ihsan Maulana Mustofa melawan tunggal putra senior Lin Dan tidak dimainkan.
Untuk bersaing di Piala Thomas, Indonesia mengirimkan Anthony, Jojo, Ihsan, serta Firman Abdul Kholik. Tim “Merah Putih” juga diperkuat Kevin/Marcus, Hendra/Ahsan, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Sebelum kejuaraan bergulir, pelatih ganda putra Indonesia Hendry Iman Pierngadi mengatakan, Hendra/Ahsan sengaja diajak bergabung dengan tim Piala Thomas Indonesia bukan hanya karena kemampuan mereka yang masih bisa bersaing de-
ngan pasangan top dunia. Pengalaman mereka tampil dalam kejuaraan beregu dibutuhkan untuk memotivasi rekan-rekan setim.
Hendry pernah mengatakan, karena kedua pemain sudah tidak lagi berusia muda maka mereka menghadapi tantangan ketika berhadapan dengan lawan-lawan muda yang bermain cepat dan punya kekuatan. Saat ini, Hendra berusia 33 tahun. Ahsan berusia 30 tahun. Sementara lawan Liu/Li kini berusia 22 dan 23 tahun.
China merupakan pemegang lima gelar juara Piala Thomas, sejak 2004-2012. Rekor itu sama dengan prestasi Indonesia yang lima kali berturut merebut Piala Thomas, sejak 1994-2002. Sepanjang keikutsertaannya, Indonesia menjadi tim paling banyak membawa pulang Piala Thomas, yaitu sebanyak 13 kali. Diikuti China (9 kali), Malaysia (5), Denmark dan Jepang (1).
Setelah menjadi juara lima kali berturut-turut (1994-2002), langkah tim putra Indonesia di Piala Thomas selalu berakhir paling baik di babak final dan semifinal. Hasil kali ini menuntut pembenahan tim putra di semua sektor.
"Di ganda harus konsisten, di tunggal harus ditingkatkan lagi, harus lebih matang. Ada peningkatan di tunggal, tapi masih belum konsisten," kata Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia, Susy Susanti.