BANJARMASIN, KOMPAS - Penyelidikan kasus terbakarnya kapal Self Propelled Oil Barge Srikandi 511, di perairan Sungai Barito, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masih berlangsung hingga Jumat malam WITA. Insiden tersebut mengakibatkan beberapa orang mengalami luka bakar.
Direktur Polisi Perairan Polda Kalsel Komisaris Besar Gatot Wahyudi mengatakan, sejumlah saksi masih diperiksa untuk mengungkap penyebab kebakaran kapal tersebut. ”Kami juga akan mendatangkan tim Laboratorium Forensik Polri dari Surabaya untuk menyelidiki supaya jelas insidennya,” kata Gatot.
Kapal bermuatan bahan bakar minyak solar terbakar di perairan Sungai Barito, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (25/5/2018) dini hari Wita. Kapal terbakar saat tambat di dermaga atau jetty Terminal BBM Banjarmasin PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI, sekitar pukul 02.00 WITA. Kebakaran terjadi saat proses bongkar muatan BBM solar dari kapal, ke depot Pertamina. Kapal dengan kru berjumlah 17 orang itu membawa muatan solar dari Kotabaru, sebanyak lebih kurang 4.000 kiloliter (KL). ”Kebakaran itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun, empat orang mengalami luka bakar,” kata Gatot.
Supriadi, salah seorang ABK terluka bakar di bahu kiri dan telinga kiri. Mustakim, sekuriti, mengalami luka bakar di punggung. Adapun Hasan, kapten kapal Gunaya 8, yang berada di dekat lokasi, terluka bakar di bagian wajah; dan Ahmad Fadeli, ABK Gunaya 8 mengalami luka pada telapak tangan.
Menurut Gatot, kebakaran pada kapal SPOB Srikandi 511 juga merembet ke kapal-kapal di dekatnya. Tercatat lima kapal dilalap api. Meliputi kapal SPOB AJB 03 bermuatan BBM solar 10 ton, kapal SPOB Najeha dengan muatan BBM solar 40 ton, serta kapal SPOB Gonaya III, kapal TB PDT 208, dan kapal TB Mandiri Berau. Ketiga kapal tersebut rusak ringan.
Berdasar pantauan di lokasi, Jumat sekitar pukul 05.30 WITA, asap masih mengepul dari kapal SPOB Srikandi 511, yang hangus. Petugas dan relawan pemadam kebakaran juga masih menyemprotkan air ke bagian kapal yang mengeluarkan asap. ”Masih proses pendinginan,” ujar Norali, dari Barisan Pemadam Kebakaran Simpang Anem 1 Banjarmasin.
Menurut Norali, kebakaran itu cukup besar. Api tak hanya membakar badan kapal SPOB Srikandi 511, tetapi merambat ke perairan di sekitar kapal, sehingga menyambar tumpahan minyak di Sungai Barito. ”Saat api berkobar, terjadi ledakan beberapa kali,” ungkapnya.
Region Manager Communication and CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha melalui keterangan tertulis menyampaikan, kebakaran kapal SPOB Srikandi 511 terjadi pukul 02.00 WITA, dan padam pukul 04.00 di jetty 3 Terminal BBM Banjarmasin. ”Demi keselamatan, jetty 3 sementara tidak dioperasikan, namun jetty 1 tetap beroperasi normal,” kata Yudi.
Section Head Communication and Relations Pertamina Kalimantan Alicia Irzanova memastikan, operasional Terminal BBM Banjarmasin tetap normal pasca-insiden tersebut. ”Kami memastikan suplai BBM untuk Banjarmasin dan seluruh wilayah Kalsel tetap normal. Stoknya masih mencukupi dan stok-stok yang akan datang berikutnya, juga sesuai jadwal,” katanya.
Stok yang tersedia di Terminal BBM Banjarmasin saat ini sebanyak 9.143 KL, terdiri dari 4.600 KL solar, 225 KL pertamina dex, 530 KL premium, 373 KL pertamax, dan 3.515 KL pertalite. ”Kalaupun nanti memang diperlukan, kami akan melakukan alih suplai ke Banjarmasin. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Alicia.