Menyaru Penumpang, Remaja 15 Tahun Curi Sepuluh Koper di Soekarno-Hatta
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·2 menit baca
Entah nekat atau memang lemahnya sistem penanganan alur masuk-keluar penumpang, MDv, remaja lima belas tahun asal Tangerang, Banten, yang menyaru sebagai penumpang, membawa pulang 10 koper bukan miliknya dari lima kali aksinya. Semua dilakukan pelajar kelas 3 SMP itu di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pada aksi terakhir yang jejaknya viral di media sosial, Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta akhirnya menangkap pelaku di rumahnya di Tigaraksa, Tangerang. Sepuluh koper itu ditumpuk di rumahnya, sedangkan isinya dikoleksi. Setidaknya, begitulah keterangan polisi.
Kasus terakhir terungkap sekitar 48 jam setelah sempat viral dari unggahan penumpang Garuda yang kehilangan kopernya. Penelusuran dilakukan mulai dari kamera pemantau (CCTV) hingga mobil yang dibawa MDv. Polisi juga memeriksa kamera pemantau pintu-pintu tol.
Atas kejadian itu, manajemen bandara pun berbenah
”Saat itu pelaku memakai nomor polisi yang berbeda. Kami melakukan pemeriksaan dengan berbagai kemungkinan dari jenis mobil hingga akhirnya ketemu di rumahnya,” kata Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Besar Viktor Togi Tambunan, Minggu (27/5/2018).
Dari foto-foto yang beredar di media sosial, pelaku tampak santai menyeret koper. Tersangka berkulit bersih dan tampak terawat.
Lewat pintu kedatangan
Berdasar keterangan pelaku, MDv masuk ke area ban berjalan yang membawa bagasi pesawat melalui pintu kedatangan. Ia masuk sambil membawa koper yang telah disiapkan berikut berkas layaknya penumpang.
Jika ditanya petugas, ia akan mengatakan bahwa kopernya tertinggal. Dari penampilan dan tentengannya, kata Viktor, petugas pun percaya bahwa ia benar-benar penumpang.
Begitu terus ia lakukan hingga akhirnya mengumpulkan 10 koper. Semua dilakukan hampir tanpa hambatan.
Lemahnya sistem pengawasan dan pengecekan penumpang dengan bawaan bagasi membuat aksi MDv lolos berulang kali. Semua dilakukan untuk kesenangan, bukan untuk motif ekonomi. Setidaknya, itulah pengakuan pelaku kepada polisi.
Atas kejadian itu, manajemen bandara pun berbenah. Sejumlah kebijakan baru dilakukan untuk memperketat matarantai penanganan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Berbagai langkah itu adalah menghubungkan secara langsung laporan yang masuk ke maskapai kepada pihak bandara, penambahan petugas bandara di pintu keluar, pemeriksaan acak pada nomor seri bagasi yang dibawa keluar, serta setiap orang masuk dari pintu kedatangan dengan alasan mengambil bagasi tertinggal harus disertai boarding pass dan KTP.
”Jadi, bisa terlacak identitasnya nanti kalau ada apa-apa,” kata Komisaris Utama Angkasa Pura II Rhenald Kasali, yang juga Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia. Ia turut memantau langsung penelusuran itu.