Harian Kompas edisi Senin (28/5/2018) besok hingga Kamis (31/5/2018) akan menampilkan hasil survei terbaru Litbang Kompas tentang elektabilitas pasangan calon kepala daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Versi lengkap hasil survei, termasuk peta elektabilitas pada tiap wilayah kunci di setiap provinsi, akan ditampilkan secara lengkap di kompas.id.
Tulisan ini menjadi pengantar hasil survei terbaru Litbang Kompas tersebut.
Satu bulan menjelang pemungutan suara pada 27 Juni mendatang dalam pemilihan kepala daerah tingkat Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masuk dalam babak baru persaingan. Dalam kurun waktu yang relatif singkat itu, panggung persaingan bergeser pada babak pertarungan loyalitas, yaitu bagaimana merebut dukungan pemilih para pesaing yang masih tergolong rapuh, di samping menjaga sekuat mungkin loyalitas barisan pendukungnya.
Pertarungan dalam panggung loyalitas pemilih ini menjadi titik penentu keberhasilan setiap pasangan calon. Sebagian besar pemilih sudah punya referensi kepada siapa dukungan dialamatkan. Pasangan yang mampu ”mengelola” loyalitas pemilih berpotensi jadi pemenang.
Di Jawa Barat, pertarungan terfokus pada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Hasil survei menunjukkan, elektabilitas kedua pasangan ini relatif imbang.
Namun, di balik pertarungan ketat itu, pada level geopolitik wilayah Jabar, sebenarnya berlangsung penguasaan ceruk yang berbeda-beda. Terdapat ceruk wilayah yang jadi basis pendukung tiap-tiap pasangan. Sebaliknya, terdapat pula ceruk ”tidak bertuan” yang hingga kini belum terkuasai.
Di Jawa Barat, pertarungan terfokus pada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Hasil survei menunjukkan, elektabilitas kedua pasangan ini relatif imbang
Di Jawa Tengah, persoalan loyalitas pemilih pula menjadi kunci. Ganjar Pranowo-Taj Yasin masih dominan. Sejauh ini, di provinsi itu masih teramat berat mengubah drastis peta penguasaan. Pesaingnya, Sudirman Said- Ida Fauziah, sebenarnya dalam kurun tiga bulan terakhir mampu meningkatkan elektabilitas cukup signifikan. Namun, mereka belum cukup mampu menggoyang loyalitas pemilih lawannya.
Pertarungan sengit berlangsung di Jawa Timur. Kedua pasangan, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, bersaing ketat. Mirip di Jawa Barat, dalam batas margin of error, proporsi elektabilitas kedua pasangan ini imbang.
Bedanya, pola sebaran dukungan dan kadar loyalitas yang terbangun dari pendukung masing-masing hampir tidak berbeda jauh dari setiap pasangan. Jika di Jawa Barat, pada ceruk geopolitik terbangun basis-basis dukungan, tidak demikian terjadi di Jawa Timur. Tiap-tiap ceruk geopolitik kedua pasangan saling bersaing ketat.
Pemilihan gubernur di tiga provinsi di Jawa, yang melibatkan hampir separuh dari pemilih di Indonesia, ini tidak hanya bertutur pada persaingan di antara pasangan calon. Kontestasi ini juga menyiratkan eksistensi partai politik menjelang Pemilu 2019. Mereka yang berjaya semakin meringankan langkah penguasaan politik pada Pemilu 2019. Sebaliknya bagi yang tergerus.