Sumbawa Besar Jadi Tuan Rumah Rally Sail Indonesia
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kota Sumbawa Besar, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dipastikan menjadi tuan rumah puncak acara Rally Sail Indonesia yang mengambil tema Sail Moyo-Tambora 2018. Sedikitnya 140 yacht dari Australia hingga Selandia Baru turut meramaikan event dunia ini.
Menurut Chairul Mahsul, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Minggu (27/5/2018) di Mataram, Lombok, penunjukan Kota Sumbawa Besar sebagai tuan rumah ditetapkan pada Rabu (23/5/2018) lalu di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut antara lain perwakilan sejumlah kementerian dan badan usaha milik negara.
Dalam rapat itu disepakati, puncak acara Rally Sail Indonesia ditetapkan di Pantai Seliper Ate, Sumbawa Besar, 8 September 2018, sementara titik pemberangkatannya dari Auckland (Selandia Baru) dan Darwin (Australia). Jumlah peserta belum diketahui pasti meski diperkirakan ada 140 yacht.
Para peserta berangkat 30 Juli 2018 dari dua titik start itu dan bergabung di Labuhan Bajo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, lalu bersama-sama menuju lokasi puncak acara.
Para peserta Sail Moyo-Tambora 2018 di antaranya akan menggelar parade yacht di Teluk Saleh—bagian dari kawasan Minapolitan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora). Juga akan dikibarkan bendera merah putih sepanjang 73 meter—menandai Hari Ulang Ke-73 RI—di pesisir Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan di puncak Gunung Tambora.
Chairul mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam pertemuan itu meramalkan, cuaca di perairan yang dilalui para peserta yacht relatif baik, seperti ketinggian gelombang diperkirakan 0,50 meter-1,5 meter.
Kepala Dinas Pariwisata NTB HM Faozal mengatakan, yacht (berkapasitas 3-5 orang) selama 8-11 September di Pulau Sumbawa, lalu akan bergerak menuju Lombok, 12 September 2018. Di Lombok kapal-kapal yacht singgah di Pantai Medana Bay, Lombok Utara, hingga 22 September, kemudian menyambangi kawasan Gili Mas, kawasan Pelabuhan Lombok Barat, untuk mengikuti seremoni penyambutan yang diramaikan pameran dan bazar.
Faozal mengatakan, Sail Moyo-Tambora 2018 ini melibatkan Kota Bima dan Kabupaten Bima, Dompu, Kabupaten Sumbawa, dan Sumbawa Barat, kemudian Lombok Utara dan Lombok Barat (Pulau Lombok). Wilayah ini adalah rute yang dilewati para peserta sehingga diharapkan menjadi ajang promosi destinasi wisata bahari di daerah itu, selain juga akan memberikan efek domino bagi usaha mikro kecil dan menengah. ”Masyarakat bisa menyediakan barang cenderata mata atau membeli bekal pelayaran bagi peserta yacht,” ungkap Faozal.
Gunung Tambora (2.850 mdpl) di Kabupaten Bima yang kini menjadi obyek wisata minat khusus pernah meletus dahsyat pada 1815. Letusannya memusnahkan Kerajaan Pekat, Sanggar, dan Tambora, serta sekitar 12.000 jiwa meninggal. Letusannya juga mengakibatkan anomali cuaca tahun 1816 yang dikenal sebagai tahun tanpa musim panas di Amerika utara dan Eropa. Di belahan bumi utara terjadi gagal panen dan ternak mati.
Seementara obyek wisata Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa pernah dikunjungi mendiang Putri Diana tahun 1993. Saat berlibur di pulau itu, Putri Wales itu menyempatkan diri mandi di kolam alami Air Terjun Mata Jitu yang kemudian kini dijuluki Queen Waterfall.