SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya terus mencari solusi agar proyek trem segera terealisasi. Paling tidak tahun 2019, kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Selasa (29/5/2018), tender proyek trem bisa dilakukan. Setelah tender, proyek digarap sehingga bisa selesai dua tahun ke depan.
Pada tahap pertama proyek trem, kata Risma, dibangun jalur sepanjang 4 kilometer dari Terminal Joyoboyo, Raya Darmo, Urip Sumoharjo, Basuki Rahmat, Tunjungan, sampai Gubernur Suryo. Sambil memproses tender, Pemkot sedang mempersiapkan transportasi penghubung Surabaya timur dan Surabaya barat berupa bus. ”Transportasi massal bisa sukses kalau terkoneksi karena lebih hemat, murah, dan bersih,” ujar Risma.
Sejak digagas pada 2013, proyek aktivasi kembali trem Surabaya akhirnya segera terwujud tahun ini. Kementerian Perhubungan akan membuka lelang proyek senilai Rp 4,5 triliun tersebut pada Mei 2018 dan akan mulai pembangunan pada akhir tahun. Ditargetkan aktivasi kembali trem selesai dalam dua tahun.
Pada 27 Februari 2018, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Airlangga Convention Center Universitas Airlangga, Surabaya, mengatakan, Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan proyek perencanaan fisik (detail engineering design) trem Surabaya. Saat ini, pihaknya masuk dalam tahap sosialisasi untuk menginformasikan keberadaan proyek tersebut kepada masyarakat.
Proyek aktivasi kembali trem Surabaya yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional ini ditaksir menelan biaya hingga Rp 4,5 triliun. Menurut Budi, pembiayaan proyek tidak akan dilakukan oleh pemerintah, tetapi dengan menggandeng pihak swasta melalui skema Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Adapun pihak-pihak yang akan terlibat dalam pembiayaan adalah pemerintah pusat, Pemkot Surabaya, PT Kereta Api Indonesia selaku pemilik 70 persen jalur trem, dan swasta. Adapun pemerintah pusat direncanakan ikut berinvestasi sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun dalam proyek tersebut. ”Kami akan mulai lelang pada Mei 2018 dan mulai pembangunan pada akhir tahun. Ditargetkan trem Surabaya bisa beroperasi pada akhir 2020 karena pengerjaannya membutuhkan waktu 24 bulan,” kata Budi.
Trem Surabaya membentang sepanjang 17 kilometer dari Joyoboyo hingga Jalan Rajawali. Rute tersebut bakal melintas di tengah Kota Surabaya dan melewati beberapa ikon, seperti Jalan Tunjungan dan kawasan Jembatan Merah.
Trem Surabaya sebagai salah satu transportasi massal mampu mengangkut penumpang hingga 4.500 orang per jam. Ada 29 pemberhentian di sepanjang rute dengan waktu tunggu sekitar 6 menit tiap kereta. Adapun waktu tempuh dari Joyoboyo hingga Rajawali sekitar 17 menit.
Tarif akan ditentukan setelah melakukan survei, tetapi dipastikan akan ada subsidi dari pemerintah pusat dan Pemkot Surabaya agar biayanya murah sehingga membuat orang tertarik menggunakan angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi.
Bus pengumpan
Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajat mengatakan, Pemkot Surabaya menyiapkan sarana pendukung trem. Beberapa di antaranya adalah pembangunan gedung parkir di Terminal Joyoboyo dan Jalan Urip Sumoharjo. Selain itu, ada 10 bus pengumpan dengan rute Terminal Purabaya menuju Terminal Joyoboyo. Bus pengumpan yang sudah beroperasi saat ini dua unit untuk mengakomodasi masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi saat melintas di tengah kota.
”Pemkot Surabaya juga membangun jembatan yang menghubungkan Stasiun Wonokromo menuju Terminal Joyoboyo untuk memudahkan pengguna kereta api berpindah menuju trem,” ujar Irvan.
Catatan Kompas menyebutkan, sejak digagas 2013, sumber pendanaan trem selalu berubah. Hal itu membuat proyek trem seakan tidak mendapat kepastian. Pada awalnya proyek trem direncanakan menggunakan skema KPBU. Namun, pada 2014, skema pembiayaan berubah menjadi hanya APBN karena dipandang lebih cepat.
Kemudian pada 2017, pemerintah pusat tidak menganggarkan dana untuk trem sehingga Pemkot Surabaya berencana melakukan lelang secara mandiri. Namun, pada akhir 2017, Kemenhub mengambil alih proyek tersebut dan memastikan skema pembiayaan kembali dengan KPBU. Tender yang dijadwalkan pada 2018 ini kemungkinan diundur lagi menjadi 2019 mendatang.