JAKARTA, KOMPAS — Ribuan umat Buddha merayakan Hari Trisuci Waisak 2562 Buddha Era. Sebelum kebaktian peringatan Waisak dimulai, para biksu dan biksuni memberikan kesempatan kepada umat untuk berdana makanan atau pindapata.
Sejumlah biksu dan biksuni berkeliling dengan mangkuk tembaga yang disebut dengan patta. Adapun umat memasukkan sumbangan makanan ke dalam mangkuk patta tersebut. Prosesi memberikan persembahan dana makanan ini disebut pindapata dan dilakukan sejak masa Buddha Gautama.
Persembahan makanan itu menjadi kesempatan bagi umat untuk berbuat kebajikan kepada biksu dan biksuni yang mendedikasikan hidupnya pada praktik Dhamma, menolak keterikatan duniawi, dan hidup selibat.
Kebaktian peringatan Trisuci Waisak 2562 BE tahun ini dimulai dengan para biksu dan biksuni menyalakan lilin. Kemudian, umat melantunkan doa puji-pujian kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Kepala Ekayana Buddhist Centre dan anggota Presidium Sangha Agung Indonesia (Sagin) Biksu YA Aryamaitri Mahasthawira memandu umat untuk menyatakan perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha serta mengucap janji melaksanakan lima sila (Pancasila).
Dalam janji tersebut, umat bertekad untuk tidak membunuh makhluk hidup, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, serta tidak membiarkan dirinya mabuk dan kehilangan kesadaran.
Prosesi dilanjutkan dengan meditasi dan ceramah dari Biksu YA Dharmavimala Thera. Pada akhir kebaktian, umat mendedikasikan semua kebajikan yang dilakukan untuk kebahagiaan makhluk lain, untuk kedamaian Indonesia, dan semesta alam.
Trisuci Waisak adalah peringatan tiga peristiwa dalam hidup Buddha Gautama. Peristiwa pertama adalah kelahiran Pangeran Siddharta di Taman Lumbini atau Nepal pada 623 SM. Peristiwa kedua adalah pencapaian Pertapa Siddharta sebagai Buddha di Bodhgaya (India) pada 588 SM. Peristiwa terakhir adalah Buddha mangkat, atau dalam istilah Buddhis parinibbana, di Kusinara (Kushinagar, India).
Ketiga peristiwa itu terjadi saat bulan purnama pada bulan Waisak. Karena itu, peristiwa istimewa berkaitan dengan kehidupan Buddha tersebut menjadi peringatan utama umat Buddha.