Presiden Joko Widodo bersama sejumlah unsur pimpinan lembaga tinggi negara membayar zakat lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2018). Selain itu, sejumlah menteri, pejabat, hingga tukang ojek juga ikut membayar zakat. Diharapkan pembayaran zakat ini menjadi teladan bagi warga Muslim lain dalam menunaikan kewajiban mereka.Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menunaikan kewajiban membayar zakat di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2018). Bersamaan dengan Presiden dan Wapres, Ketua DPR Bambang Soesatyo, para menteri, kepala lembaga negara, direktur BUMN, dan pejabat eselon I juga menunaikan kewajiban tersebut.
Ini tradisi yang dimulai Presiden Joko Widodo sejak 2016. Dengan cara ini, para pejabat Muslim bersama-sama menjadi teladan. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pun hadir melayani. Bahkan, tahun ini, Baznas hadir bersama dengan BRI Syariah sehingga zakat langsung masuk ke sistem perbankan.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini diundang pula perwakilan dari berbagai kalangan dan profesi. Ada muzaki (pemberi zakat) yang berprofesi sebagai artis dan musisi, dokter, ibu rumah tangga, pengusaha kecil menengah, bahkan tukang ojek. Setidaknya tampak hadir Ayudia Bing Slamet, Ditto Percussion atau Muhammad Pradana Budiarto, dan Fifi Aleyda Yahya. Hadir pula para pejabat, seperti Jaksa Agung Prasetyo, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
Tukang ojek yang ikut bersedekah pada bulan Ramadhan di Istana Negara kemarin adalah Endang Hirawan (42). Endang atau lebih sering dipanggil Soplo sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek berbasis aplikasi daring di wilayah Kota Bambu, Jakarta. Bang Soplo menceritakan, penghasilannya tak tentu, terkadang Rp 100.000 per hari, terkadang Rp 500.000, bisa juga Rp 300.000. ”Minimal kita syukurin, (buat) makan kebagian semue,” ujarnya dengan aksen Betawi kental.
Meskipun penghasilannya tak tentu, Soplo juga mengelola Pesantren Nurrul Iman PPTQ. Saat ini, sekitar 100 santriwati tinggal dan nyantri sekaligus menghafal Quran. Pesantren tersebut tak didukung yayasan apa pun, hanya dikelola Soplo bersama keluarganya. Oleh karena itu, dia mengatakan, terkadang ada penghasilan ”gaib” ketika ada donatur tak dikenal yang tiba-tiba menitipkan uang untuk pengelolaan pesantren yang berlokasi di kawasan Ciomas, Bogor, itu.
Soplo pun cukup bangga karena kendati bekerja sebagai tukang ojek bisa mengelola pesantren dan ikut bersedekah. ”Kalau pejabat, kan, udeh ketauan penghasilannye,” ucapnya.
Memang dalam layanan penerimaan zakat Baznas, sampai Selasa kemarin, sudah terkumpul Rp 2,14 miliar. Jika target normal Baznas pusat sepanjang Ramadhan Rp 1,8 miliar saja, dengan kegiatan di Istana, target bisa dinaikkan sampai Rp 3 miliar.
Secara nasional ditargetkan pengumpulan zakat senilai Rp 8 triliun. Adapun di masa Ramadhan ini diperkirakan Baznas bisa mengumpulkan zakat sampai senilai Rp 3 triliun se-Indonesia.
Jumlah ini, menurut Ketua Baznas Bambang Sudibyo, belum sesuai dengan potensi yang ada. Apabila dihitung, potensi zakat warga Indonesia bisa mencapai Rp 217 triliun.
Untuk mendekati potensi tersebut, kat Deputi Baznas Arifin Purwakanta, Baznas memaksimalkan kampanye dan layanan.
Keteladanan dari para pemimpin Muslim dalam menunaikan zakat, kata Bambang dalam sambutannya di Istana Negara, sangat penting. Oleh karena itu, bersamaan dengan layanan zakat di Istana Negara, dilangsungkan pula layanan serupa di kantor gubernur, bupati, atau wali kota yang diikuti para pejabat daerah serta pemimpin BUMD setempat.
Keindahan Islam
Presiden Joko Widodo pun mengatakan, memberi zakat adalah keindahan Islam sebagai ajaran yang rahmatan lil alamin. Sebab, berzakat berarti berbagi rezeki, kebahagiaan, dan rasa persaudaraan. ”Semoga zakat menyempurnakan ketaatan ibadah puasa dan ketakwaan kita kepada Allah. Saya mengimbau membayar zakat melalui Baznas supaya lebih aman dan tepat penyalurannya,” tutur Presiden.
Dalam acara zakat, Presiden, Wapres, dan Ketua DPR masing-masing menyerahkan zakat senilai Rp 50 juta.