Kemacetan di Tol Jakarta-Surabaya Diantisipasi
JAKARTA, KOMPAS — Rekayasa lalu lintas dan infrastruktur akan dioptimalkan menghadapi arus mudik Lebaran 2018. Selain itu, daya tampung angkutan umum dan kelayakannya juga perlu dijamin. Pemerintah berencana mengecek ulang kesiapan jalan tol fungsional di awal Juni.
Di sisi lain, kapasitas angkutan umum dan kelayakannya moda transportasi perlu ditingkatkan. Hal itu dalam rangka mengurangi penumpukan dan keselamatan pemudik.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa di Jakarta, Senin (28/5/2018), mengatakan, penggunaan jalan tol fungsional sudah dipertimbangkan secara matang. Jalur fungsional dimanfaatkan untuk mengurai kepadatan di jalan arteri pantura, Salatiga-Solo, dan Simpang Mengkreng di jalur Nganjuk-Jombang.
”Minggu lalu kami cek kesiapan tol fungsional sudah 85 persen. Penyiapan tol ini ditargetkan tanggal 5 Juni,” kata Royke.
Menurut Royke, tahun ini ada sepuluh titik perhatian serius. Titik ruas jalan tersebut dinilai rawan terjadi kepadatan lalu lintas selama masa Lebaran.
Tahun 2018 ada sepuluh titik perhatian serius. Titik ruas jalan tersebut dinilai rawan terjadi kepadatan lalu lintas selama masa Lebaran.
Titik-titik tersebut antara lain Tol Jakarta-Cikampek, Gerbang Tol Palimanan (Cirebon), Gerbang Tol Kertasari (Tegal), pintu keluar Tol Kali Kuto, Gerbang Tol Manyaran (Semarang), ruas Malangbong-Limbangan-Gentong, ruas Karang Sawah (Brebes), Pelabuhan Merak-Bakaheuni, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, dan semua tempat peristirahatan (rest area) di Tol Cikopo-Palimanan dan Jakarta-Cikampek.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pihaknya akan mengecek lagi kesiapan tol fungsional awal Juni ini. ”Secara khusus, kami menaruh perhatian pada jalan tol. Kami ingin pastikan jalan itu bagus meskipun jalannya fungsional,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jalur Tol Jakarta–Surabaya membentang sepanjang 759 kilometer. Panjang jalan ini terdiri dari tol operasional (yang sudah selesai dibangun dan dioperasikan) sepanjang 524 km dan fungsional 235 km. Adapun lima ruas tol fungsional di jalur ini antara lain Pemalang-Batang 39 km, Batang-Semarang 74 km, Semarang-Solo 32 km, Sragen-Ngawi 55 km, dan Wilangan-Kertosono 37 km.
Di Banten, Direktorat Lalu Lintas Polda Banten menyiapkan rekayasa buka-tutup jalan menuju Pelabuhan Merak selama masa mudik Lebaran 2018. Rekayasa ini akan dilakukan mulai dari Gerbang Tol Merak.
Direktur Lantas Polda Banten Komisaris Besar Tri Julianto Djatiutomo mengatakan, jalur yang disiapkan untuk rekayasa lalu lintas itu melalui Gerem Atas, Cikuasa Atas, dan jalan layang Merak. Jalur itu disediakan untuk para pengemudi kendaraan roda empat.
Untuk kendaraan roda dua, kata Djatiutomo, rekayasa lalu lintas dilakukan di jalur Gerem Bawah dan Cikuasa Bawah.
”Mereka akan diarahkan ke Dermaga 6 Pelabuhan Merak yang khusus untuk pengendara sepeda motor,” katanya.
Tambahan kapasitas
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 8 Surabaya akan menambah enam rangkaian kereta. PT KAI memperkirakan jumlah penumpang selama Lebaran tahun ini naik 3 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 737.824 penumpang di semua daerah operasional.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Gatut Sutiyatmoko mengatakan, dari enam tambahan rangkaian kereta, dua di antaranya melayani penumpang tujuan Malang. Keenam rangkaian tambahan itu adalah KA Gajayana Lebaran (Malang-Gambir) dan KA Sembrani Lebaran (Gambir-Surabaya Pasarturi).
Adapun Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan fisik terhadap armada bus yang beroperasi di Terminal Purabaya. Bus yang tidak laik langsung ditilang dan dilarang beroperasi. Kepala Subunit Operasional Terminal Purabaya Surabaya Hardjo mengatakan, pemeriksaan fisik dilakukan setiap hari sampai H-3 Lebaran terhadap sekitar 1.400 armada bus.
Dari sekitar 1.400 bus yang beroperasi di Terminal Purabaya, kata Hardjo, sebanyak 200 armada sudah diperiksa. Hasilnya, sebanyak 60 persen dalam kondisi layak jalan. Selain itu, 37 persennya dinyatakan dalam kondisi layak jalan dengan syarat tertentu. Contohnya harus melengkapi alat pemecah kaca atau mengganti ban.
Sementara sisanya, 3 persen, dinyatakan tidak layak jalan. Contohnya, bus tidak memiliki buku uji kir atau uji kirnya mati. Contoh lain, sebagian kaca bus dalam kondisi pecah dan tidak dapat menunjukkan surat-surat kelengkapan kendaraan.
Di Balikpapan, Kalimantan Timur, aspal jalan masih berlubang dan bergelombang di sejumlah titik. Pantauan Kompas, di beberapa titik sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, masih banyak lubang berukuran kecil yang belum ditambal. (NIK/WER/BAY/PRA/NDY)