BEKASI, KOMPAS — Kawanan warga Kota Bekasi kembali menjadi korban minuman keras oplosan. Sebanyak dua di antaranya meninggal, dua orang lainnya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.
Manager on Duty Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid Budi Suryanto di Bekasi, Kamis (31/5/2018), mengatakan, satu korban tewas bernama Yudi Efendi (41), warga Kranji, Bekasi Barat. Ia meninggal pada Kamis pagi setelah dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) selama satu hari.
”Yudi didiagnosis mengalami intoksikasi atau keracunan alkohol,” kata Budi.
Di RSUD tersebut, terdapat dua pasien lain yang masih dirawat di IGD, yaitu Feri Purnomo (31) dan Muhammad Yusuf (33). Menurut Budi, Feri menderita dispepsia atau nyeri lambung serta faringitis atau radang pangkal kerongkongan. ”Feri tercatat meminum alkohol empat hari yang lalu,” ujar Budi.
Selain mereka yang dirawat di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid, korban tewas akibat miras juga terdapat di Rumah Sakit Ananda Bekasi. Siti (45), warga Kranji, mengatakan, anaknya yang bernama Sahroji (29) tewas pada Rabu malam. ”Dokter bilang, dia tewas karena minum alkohol,” kata Siti.
Sepermainan
Muhammad Yusuf mengatakan, mereka berempat merupakan kawan sepermainan. Mereka sama-sama bekerja sebagai juru parkir di kolong flyover Kranji. Mereka juga berdomisili di Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat.
Sudah setahun belakangan, mereka meminum minuman keras oplosan yang biasa disebut ginseng hampir setiap hari. Ginseng biasa dicampur dengan minuman bersoda atau diminum langsung.
”Saya dan Feri terakhir minum ginseng Senin lalu, sedangkan Sahroji masih minum sampai Selasa,” kata Yusuf.
Pada Rabu pagi, mereka berempat mulai merasakan sakit perut yang luar biasa. Satu per satu pun mulai dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya.
Menurut Yusuf , ginseng dibeli di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria. Harga ginseng Rp 15.000 per kemasan plastik berukuran 1 liter.