Empat Korban Hilang di Sungai Musi Belum Ditemukan
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jumlah korban hilang dari peristiwa kecelakaan kapal cepat di Sungai Musi, Sumatera Selatan, bertambah dari yang sebelumnya dua orang menjadi empat orang. Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan terus melakukan pencarian dengan memperluas wilayah penelusuran.
Kapal cepat Rahendi Putra dan kapal cepat Lima Saudara bertabrakan di tengah Sungai Musi, Rabu (30/5/2018). Akibat peristiwa ini, dua orang tewas dan empat orang lainnya dinyatakan hilang.
Rio Taufan dari Humas Kantor SAR Palembang, Kamis (31/5/2018), mengatakan, penambahan data korban hilang ini didapat keluarga korban yang datang ke posko dan melaporkan anggota keluarganya yang belum kembali. Keempat korban hilang adalah Abdul Hamid, Zubaidah, Suparman, dan Hanifah.
Di hari kedua ini, tiga tim diterjunkan untuk pencarian korban hilang. Dua tim menyisir sejauh 6 kilometer dan satu tim lainnya menyisir sejauh 4 kilometer ke arah barat. Dalam proses pencarian sendiri, tim terkendala arus Sungai Musi yang sangat deras.
Direktur Polisi Perairan Polda Sumsel Komisaris Besar Imam Thobroni menerangkan, untuk mendalami penyebab dari kecelakaan ini, pihaknya sedang memeriksa empat saksi, yakni pengemudi kapal Rehendi Putra, RH; dan pengemudi kapal Lima Saudara, DM; serta kenek kapal berinisial IR dan HM.
Dalam keterangan sementara, diduga peristiwa ini murni kecelakaan. Saat itu, pengemudi kapal Lima Saudara ingin menyalip, tetapi tidak terlihat oleh RH.
Akibat kecelakaan itu, dua orang yang tewas adalah pasangan suami istri, Sumali (50) dan Sukatmi (47), warga Desa Rejosari Jalur 14, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin.
Salah satu korban selamat dari kapal Rahendi Putra, Nila (20), mengatakan, kejadian bermula saat dirinya dan 27 penumpang lainnya berlayar dari jalur 14 Kecamatan, Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, pada pukul 06.30 bertolak ke Palembang. Mulanya perjalanan cukup lancar.
”Penumpang duduk di dalam kapal, sementara barang-barang milik penumpang diletakkan di atas kapal,” katanya.
Namun, saat kapal hendak berlabuh di dermaga Pasar Sekanak, Palembang, pada pukul 09.30, peristiwa naas itu terjadi. Saat itu, kapal Lima Saudara yang berkapasitas mesin 40 PK tiba-tiba menyalip kapal cepat yang ditumpanginya. Karena dalam kecepatan cukup tinggi, akhirnya Rahendi Putra yang memiliki kapasitas 200 PK menabrak kapal yang menyalipnya.