Optimalkan Peluang Melalui Pameran

KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Puji Mulia Simanjuntak, Rabu (30/5/2018), memberikan keterangan terkait enam usaha rintisan asal Indonesia yang akan mengikuti InnoVEX 2018 di Taiwan. InnoVEX bisa menjadi pintu masuk bagi usaha rintisan Indonesia untuk lebih dikenal dunia internasional

JAKARTA, KOMPAS – Indonesia mengutus enam usaha rintisan pada ajang InnoVEX 2018 di Taiwan. Kesempatan tersebut menjadi peluang berharga bagi usaha rintisan asal Indonesia agar kian diperhitungkan di kancah internasional.

InnoVEX 2018 merupakan pameran teknologi skala internasional dan terbesar di Taiwan. Tahun ini, InnoVEX bakal dihelat pada 6-8 Juni 2018.

Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Puji Mulia Simanjuntak, Rabu (30/5/2018), mengatakan, pameran teknologi berskala internasional ini akan diikuti ratusan usaha rintisan dari berbagai negara. Pada 2017, pameran ini diikuti oleh 272 usaha rintisan dari 23 negara. Tercatat, tak kurang dari 1.000 pengunjung memadati pameran ini di setiap perhelatannya.

Keenam usaha rintisan Indonesia yang akan berpartisipasi di InnoVEX 2018 antara lain 8villages, Yava Solusi247, Squline, Dycodex, Vestifarm, dan Qlue. Joshua menjelaskan, Bekraf telah menyeleksi sejumlah usaha rintisan yang tercatat di kumpulan data Bekraf.

Usaha rintisan yang tercatat di kumpulan data Bekraf itu merupakan usaha rintisan yang sudah pernah mendapat dukungan dari Bekraf. Mereka dinilai sudah siap untuk mengembangkan pasarnya di luar negeri.

Nantinya, keenam usaha rintisan itu akan mengikuti serangkaian kegiatan mencakup forum diskusi, kompetisi presentasi (pitching), demo usaha rintisan, dan business matchmaking.

“Pameran ini merupakan platform yang secara spesifik dirancang untuk mempertemukan usaha rintisan berbasis teknologi dengan pembeli, investor, dan perusahaan manufaktur di tingkat global,” ujar Joshua di Jakarta.

Menurut Joshua, kesempatan mengikuti InnoVEX 2018 tidak boleh disia-siakan. Hal itu karena InnoVEX bisa menjadi pintu masuk bagi usaha rintisan Indonesia untuk lebih dikenal dunia internasional. Selain itu, pemerintah Taiwan mengagendakan kesempatan khusus bagi usaha rintisan Indonesia untuk mempresentasikan produknya di hadapan investor Taiwan.

“Kami akan manfaatkan sebagai bagian dari upaya memperluas jejaring di level internasional,” ucapnya.

Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf, Boni Pudjianto, mengatakan, InnoVEX 2018 merupakan sebuah kesempatan besar bagi usaha rintisan asal Indonesia. Menurut Boni, Taiwan memiliki kekuatan yang luar biasa di bidang teknologi.

Selain itu, investor Taiwan dikenal bermodal besar. Hal itu dirasa cocok apabila dikombinasikan dengan usaha rintisan Indonesia yang membutuhkan modal materi dan teknologi.

“Kami harap bisa mendorong pelaku kreatif kita untuk mendapatkan jejaring, pasar yang lebih luas, dan kemungkinan diajak kerja sama oleh investor Taiwan,” kata Boni.

Direktur Fasilitasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Bekraf Muhammad Neil El Himam mengatakan, keenam usaha rintisan yang mewakili Indonesia di InnoVEX 2018 harus menunjukkan kepada dunia internasional, Indonesia bisa memproduksi aplikasi yang layak jual. Apabila berhasil menarik minat investor saat sesi presentasi, bukan hal tidak mungkin para investor dari luar negeri akan berdatangan ke Indonesia untuk bekerja sama dengan usaha-usaha rintisan di Indonesia.

Joshua menambahkan, kunci untuk menarik investor agar membantu usaha rintisan asal Indonesia adalah dengan meningkatkan kreativitas. Selain itu, usaha rintisan harus menawarkan solusi kebutuhan yang bersifat universal sehingga bisa diterima masyarakat di banyak negara.

Usaha rintisan asal Indonesia mesti melampaui kreativitas usaha rintisan negara lain. Oleh sebab itu, kata Joshua, peserta pameran wajib dilibatkan atau diupayakan merasakan langsung atas pengalaman solusi yang ditawarkan.

Staf Pengembangan Bisnis Squline, Anissa Sari Latumahina, mengatakan, Squline bakal mengoptimalkan kesempatan mengikuti InnoVEX 2018 untuk memperluas jejaring. Squline merupakan usaha rintisan aplikasi pembelajaran bahasa asing. Squline ada di Indonesia sejak 2013.

KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Staf Pengembangan Bisnis Squline, Anissa Sari Latumahina

Squiline mengincar kesempatan untuk lebih memperkenalkan produk mereka di InnoVEX 2018. Selain menarik investor untuk mendapatkan modal, Annisa mengatakan, Squline berencana menyerap ilmu dan teknologi yang ada di pameran InnoVEX 2018 untuk meningkatkan kualitas aplikasi Squline.