HP Menemukan Kembali Jati Diri
Pada awal April 2018, perusahaan riset Gartner Inc menyebut volume permintaan PC tradisional (komputer dan komputer jinjing) akan menurun 3,9 persen pada 2018. Penurunan diperkirakan berlanjut tahun 2019, yakni menjadi 3,6 persen. Permintaan bakal lebih didukung dari konsumen segmen bisnis.
Pada bulan yang sama, laman berita Bloomberg menuliskan bahwa pengiriman PC pribadi cenderung stabil. Kehadiran komputer jinjing kelas atas dianggap paling mampu membantu memperlambat perpindahan konsumen dari komputer ke ponsel pintar.
Laporan firma riset pasar International Data Corporation (IDC) menunjukkan, produsen PC—HP, Lenovo Group Ltd, dan Dell Technologies Inc—mengirim 60,4 juta komputer jinjing, komputer, dan workstation selama triwulan I-2018. IDC memproyeksikan pengiriman turun 1,5 persen dari tahun sebelumnya. Hanya dua produsen PC teratas itu yang mampu menjual lebih banyak unit. Situasinya sekarang adalah produsen PC harus bersaing ketat dengan ponsel pintar dan sabak.
Kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat produsen komputer raksasa, HP. Dengan tagline ”Terus Menciptakan Kembali (Keep Reinventing)” yang disuarakan sejak awal November 2015, HP Inc percaya bahwa satu-satunya cara agar tetap eksis adalah itu. Menjadi relevan dan terus melakukan penemuan baru!
”Kami sekarang menjadi lebih peduli dengan kebutuhan konsumen. Membaca tren di masyarakat. Dari situlah kami menciptakan inovasi produk dan menjadi pemain peringkat pertama di pasar adalah bonus,” ujar Presiden Direktur HP Indonesia David Tan yang ditemui Kompas, Kamis (31/5/2018), di kantornya di Prudential Centre Kota Kasablanka, Jakarta.
Dia menunjukkan komputer jinjing seri HP Spectre 13 Ceramic White. Dia meminta Kompas untuk mencoba menggunakan sebentar. Komputer jinjing seri ini tipis. Ketebalannya tidak lebih tinggi dari jempol orang dewasa (HP menyebut ketebalan asli 10,4 milimeter) sehingga nyaman dijinjing bak tas tangan perempuan (clutch). Warnanya pun putih bersih. Salah satu yang menonjol adalah tombol keamanan visual yang terpasang di keyboard.
David menyuruh menekan tombol itu. Sekilas terlihat tidak terjadi perubahan berarti. Seluruh perintah masih dapat dijalankan, seperti mengetik di halaman Microsoft Word. Namun, ketika dia meminta Kompas berdiri dan mengambil jarak dari komputer tersebut, tampilan layar tampak lebih gelap.
”Kejahatan visual tengah marak terjadi di mana-mana. Ketika Anda terbiasa mengerjakan artikel di area publik, orang lain bisa saja melihat apa yang dikerjakan, lalu membajak,” katanya.
Kemudian, David menyodorkan perangkat lain, yakni komputer jinjing seri HP EliteBook x360 1030 G2. Dia menunjukkan bagaimana layar komputer ini bisa diputar 360 derajat, lalu dilepas sehingga layar seketika berfungsi seperti sabak.
”Angkatan kerja di perkotaan menyukai bekerja di mana pun alias tidak terikat ruangan kantor. Tidak heran apabila kedai kopi dan co-working menjamur. Mereka senang berjam-jam di depan komputer jinjing, bekerja, dan minum kopi di sana,” ujarnya menjelaskan latar belakang HP menciptakan komputer jinjing seri HP EliteBook x360 1030 G yang juga mempunyai daya tahan baterai 16 jam.
Perangkat berikutnya yang dia tunjukkan adalah komputer jinjing seri HP ZBook x2 G4. Komputer PC ini sejatinya adalah detachable workstation. Dari segi tampilan, layar dapat dilepas sehingga mudah dipakai pekerja yang aktif. Di bagian keyboard terdapat semacam penyangga buka-tutup dan bisa digunakan menyangga layar.
Menurut David, pengembangan desain kantor modern mengarah ke ruangan terbuka atau open space. Dengan konsep ini, ruangan kantor dibuat lapang dan biasanya diisi meja berukuran panjang. Pekerja boleh memilih meja mana pun, lalu buka komputer jinjing mereka dan bertugas. Mereka pun dituntut terbiasa melakukan presentasi sehingga mau tidak mau harus menggunakan sabak atau komputer jinjing yang berfungsi pula sebagai sabak.
”Di Indonesia, pendapatan hasil penjualan PC segmen pasar pribadi dan bisnis masih imbang,” katanya.
Tren masyarakat
David menyebutkan beberapa tren global yang menjadi perhatian perusahaannya. Sebagai contoh, urbanisasi. Beberapa kota di dunia akan mengalami urbanisasi lebih cepat.
Tren berikutnya adalah angkatan kerja berusia muda. Dia menggambarkan tren ini tengah terjadi di Indonesia. Generasi milenial kini sudah mendominasi angkatan kerja dan bahkan beberapa di antaranya menduduki jabatan penting. Beberapa tahun lagi, generasi Z mulai bekerja.
Contoh terakhir ialah kejahatan siber yang mulai marak menyerang ke perangkat konsumen langsung. Belakangan, serangan masuk melalui printer digital.
”Sejak HP memutuskan memisahkan bisnis solusi dan perangkat sekitar dua tahun lalu, saya menilai korporasi menjadi lebih fokus terhadap inovasi. Penemuan baru selalu berusaha mengikuti tren atau malah kami menciptakan tren bagi masyarakat. Tiga contoh tren yang saya sebutkan mewarnai cara kerja sampai penemuan produk baru,” ujar David.
Dari kategori printer, misalnya. HP kini melengkapi semua seri printer dengan perangkat lunak penangkal ancaman kejahatan siber.
Desain printer pun ada yang berukuran mini compact dan mudah digenggam sekepalan tangan orang dewasa. Printer ini diproduksi mengikuti kebutuhan konsumen urban yang hobi fotografi ponsel, kemudian mencetaknya ala-ala foto kamera polaroid.
”Kami rutin bertemu dengan para petinggi perusahaan di Indonesia. Kami membicarakan aneka topik, salah satunya adalah alokasi anggaran mereka untuk kebutuhan teknologi informasi komunikasi. Beberapa di antara mereka mengaku telah siap dengan rencana penyediaan perangkat end-to-end, mulai dari komputer bagi karyawan, mesin cetak, sampai solusi pusat data,” ungkap David.
Hasil pembicaraan tersebut semakin memantapkan keputusan HP memisahkan diri menjadi dua perusahaan, yakni HP Enterprise dan HP Inc. HP Enterprise fokus pada bisnis solusi perangkat keras dan perangkat lunak, sedangkan HP Inc pada komputer dan printer.
David mengklaim HP Inc menjadi pelopor printer 3D di dunia. Ini tentunya membongkar pesimisme masyarakat akan sulitnya memproduksi mesin cetak tiga dimensi.
Pada Oktober 2017, HP Inc resmi mengumumkan printer 3D penuh warna untuk industri, tetapi harga perangkat tergolong terjangkau (low cost). Di acara Solidworks World 2018, Februari 2018, HP Inc memenuhi janjinya itu dengan meluncurkan printer HP Jet Fusion 300/500.
Pengaruh kinerja
Moto ”Keep Reinventing” tidak hanya mengubah pendekatan inovasi perusahan, tetapi juga budaya bekerja perusahaan. David memperlihatkan ruang rapat perusahaannya yang dindingnya dipenuhi cat warna-warni, terdapat mesin pembuat minuman kopi, dan beberapa perlengkapan mainan. Komposisi karyawan di Indonesia pun memperhitungkan rasio anak muda dan perempuan.
HP Spectre 13 Ceramic White dia sebagai upaya perusahaan memenuhi selera perempuan pekerja. ”Banyak pekerja perempuan aktif di berbagai sektor industri. Kami memikirkan betul bagaimana tampilan desain seri itu \'seksi\' jika dibawa perempuan. Maka, kami buat desainnya tipis sehingga mudah mereka genggam bak tas tangan,” katanya.
Pada triwulan I-2018, HP mempertahankan statusnya sebagai produsen PC nomor satu di dunia. Perusahaan ini mempunyai pangsa pasar hampir 23 persen di tingkat global dengan menjual 13,7 juta komputer. HP tumbuh 4,3 persen pada periode dari tahun sebelumnya.
Pesaing HP dari China, Lenovo, hanya memiliki lebih dari 20 persen pasar pada triwulan I-2018. Bloomberg menulis perusahaan ini tidak mengalami pertumbuhan.
”Kami lebih suka membicarakan masa depan industri PC dibandingkan apa yang dilakukan kompetitor. Teknologi serta kebutuhan masyarakat kini bergerak sangat cepat dan kami mengutamakan tetap menjadi relevan dengan pergerakan tersebut. Dengan begitu, kami bisa meraih masa depan yang cerah,” kata David.
Selama lebih dari satu dekade, perusahaan teknologi raksasa Hewlett Packard (sebelum pecah menjadi dua entitas dan menjadi nama HP) biasa menjadi berita utama di media. Namun, isi berita tidak banyak berbicara mengenai inovasi. Kelangkaan produk baru terjadi. CEO terus berganti dan tagline ”Invent” atau menciptakan masih digembor-gemborkan di tengah situasi seperti itu.
Sejak pecah pada 2015, tagline ”Invent” tak terdengar. Bahkan, kini tagline ”Keep Reinvent” menjadi acuan perusahaan melangkah. Mari, kita tunggu bagaimana HP, terutama HP Inc, menemukan jati dirinya kembali sebagai pencipta.