RIYADH, SABTU — Al Qaeda Semenanjung Arab menyiarkan ancaman terhadap Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Mereka menyebut pangeran itu telah mendorong proyek yang penuh dosa.
Ancaman itu disiarkan melalui buletin Madad, media propaganda kelompok teroris yang berbasis di Yaman. Dalam buletin yang beredar pada Jumat (1/6/2018) itu disebutkan, era Bin Salman ditandai dengan pergantian masjid dengan bioskop.
Dalam setahun terakhir, Bin Salman memimpin dan mengumumkan serangkaian reformasi di Arab Saudi. Kini, Arab Saudi mengizinkan lagi pengoperasian bioskop dan konser musik, perempuan mengemudikan sendiri mobilnya dan menonton pertandingan olahraga di stadion. Semua hal itu dilarang selama puluhan tahun.
”Dia mengganti buku-buku karangan para imam dengan karya-karya absurd para ateis dan sekuler dari Timur dan Barat serta membuka pintu untuk korupsi dan kemerosotan moral,” demikian tertulis di buletin itu.
Secara khusus, Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) juga menyoroti kontes gulat di Jeddah pada April 2018. ”Pegulat kafir asing menunjukkan benda-benda pribadi mereka dan sebagian adalah salib di hadapan muda-mudi Muslim yang bercampur. Si koruptor tidak hanya melakukan itu. Setiap malam diumumkan konser musik, pertunjukan film, dan sirkus,” lanjut AQAP.
AQAP tidak menyinggung invasi Arab Saudi ke Yaman sejak 2015. Serbuan rutin koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman memang bukan AQAP. Koalisi itu menyasar basis-basis pemberontak Houthi yang disokong Iran.
Seperti sayap Al Qaeda di sejumlah negara, AQAP tidak menyetujui segala hal terkait modernisasi dan menjauhi nilai konservatif Arab. Sebaliknya, Arab Saudi dalam setahun terakhir terus menunjukkan sisi yang lebih moderat.
Sisi moderat itu ditunjukkan dalam perubahan kabinet pada Sabtu (2/6/2018). Kementerian Perburuhan dan Islam dipecah menjadi Kementerian Perburuhan dan Pembangunan Sosial dan Kementerian Islam. Sheikh Abdullatif bin Abdulaziz al-Sheikh ditunjuk menjadi Menteri Urusan Islam. Sementara Ahmed bin Suleiman al-Rajhi diangkat sebagai Menteri Perburuhan dan Pembangunan Sosial.
Lukisan Yesus
Dalam kabinet baru itu, Pangeran Badr bin Abdullah al-Farhan ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan. Pangeran Badr dikenal kala membeli lukisan karya Leonardo Da Vinci, Salvator Mundi, melalui lelang pada 2017. Lukisan tentang Yesus itu dibeli 450 juta dollar AS atau Rp 6 triliun. Pembelian lukisan itu memicu kontroversi karena Arab Saudi tidak mengizinkan pemeluk agama selain Islam untuk beribadah secara terbuka.
Namun, beberapa bulan ini Riyadh semakin terbuka terhadap non-Muslim. Pada April 2018, Arab Saudi sepakat dengan Vatikan untuk membuat pertemuan setiap tiga tahun.
Terpisah, sepupu Salman, Putri Haifa binti Abdullah al-Saud, memicu kontroversi. Anak mendiang Raja Abdullah itu tampil di sampul depan majalah Vogue edisi bahasa Arab. Ia difoto sedang memegang setir mobil merah yang berada di tengah gurun. Kerudung krem, warna yang senada dengan baju panjangnya, terbuka sebagian sehingga rambutnya terlihat.
Penampilan Putri Haifa memicu kemarahan sejumlah orang di Arab Saudi. Mereka marah karena masih ada sejumlah aktivis dipenjara gara-gara mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudi. Bahkan, belasan aktivis itu ditahan Mei lalu. Padahal, larangan perempuan untuk mengemudi direncanakan dicabut Juni ini.
Kemarahan itu dituangkan lewat berbagai media sosial. Salah satunya, Fadi al-Qadi yang menyebut sampul Vogue itu sebagai pengecohan. Ia menulis perempuan-perempuan yang benar-benar mengupayakan hak itu sedang dalam risiko besar.
Putri Haifa dikenal sebagai seniman yang belajar seni di AS. Ia beberapa kali menggelar pameran hasil karyanya di sejumlah kota di Arab Saudi. (REUTERS/AFP/RAZ)