BOGOR, KOMPAS — Hari Jadi Ke-536 Bogor diperingati sederhana, baik di Kota Bogor maupun di Kabupaten Bogor, Minggu (3/6/2018). Kemeriahan atau gelar budaya dan kegiatan lainnya direncanakan akan berlangsung setelah perhelatan Lebaran dan Pilkada 2018.
Di Kota Bogor, peringatan Hari Jadi Ke-536 Bogor (HJB) berupa Sidang Paripurna DPRD Kota Bogor dengan mendengar pidato HJB yang disampaikan Pelaksana Tugas Wali Kota Bogor Usmar Hariman kemarin sore. Sidang Paripurna HJB dipimpin Ketua DPRD Untung Maryono.
Untung dalam pidatonya antara lain menyoroti kesemrawutan Kota Bogor yang belum tertangkap tuntas. Pengaturan arus lalu lintas satu arah di lingkaran tengah Kota Bogor malah membuat macet. Pembangunan yang ada, katanya, juga belum memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas.
Sementara Usmar dalam pidatonya antara lain mengungkapkan kebahagiaannya karena untuk kedua kalinya Laporan Realisasi APBD Kota Bogor mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan. ”Ini kado istimewa di saat HJB. Mendapat predikat ini harus disyukuri,” katanya.
Pencapaian lebih baik lagi diberikan pusat kepada Kota Bogor, yakni predikat B untuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2016, yang tahun 2015 hanya C. Peningkatan kinerja, katanya, terus diupayakan dengan menuntaskan program dan kegiatan yang dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor tahun 2014-2019 yang terangkum dalam enam prioritas pembangunan.
Usmar juga menginformasikan bahwa Kota Bogor kembali masuk nominasi kompetensi The Most Loveable City in the World. ”Setelah tahun 2015 kita sukses meraih predikat tersebut, pada kesempatan ini kami mengajak semua elemen masyarakat dan warga Bogor mengampayekan Bogor sebagaimana The Most Loveable City in the World dengan menggunakan tagar #welovebogor pada setiap posting di media sosial,” tuturnya.
Adapun di Kabupaten Bogor, Bupati Bogor Nurhayanti saat apel upacara HJB di Lapangan Tegar Beriman Cibinong menggunakan kesempatan itu untuk berterima kasih kepada semua pihak dan masyarakat Bogor yang memberikan dukungan dan bantuan bagi terlaksananya amanah, tugas, dan tanggung jawab yang melekat kepadanya sebagai Bupati Bogor.
”Tidak terasa hampir lima tahun saya mengembangkan amanah sebagai Bupati Bogor. Tahun 2018 merupakan akhir dari periode pengabdian saya sekaligus kali terakhir saya memimpin upacara peringatan HJB,” ujarnya.
Ia mengatakan, tema HJB 2018, ”Kerja Keras Bersama”, sangat tepat dan relevan dengan kebutuhan kita untuk senantiasa bekerja keras secara bersama-sama dan sama-sama bekerja keras untuk menyukseskan seluruh program pembangunan daerah Kabupaten Bogor.
”Sejauh ini, kerja keras kita bersama telah menghasilkan cukup baik, terlihat dalam perjalanan lima tahun implementasi RPJMD yang difokuskan pada pelaksanaan visit Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia yang dijabarkan dalam 25 penciri termaju,” katanya.
Nurhayanti mengatakan, dalam pencapai penciri termaju, hingga akhir 2017, 13 penciri termaju tercapai melampaui target dan 10 penciri tercapai sesuai target. Dua penciri sisanya masih dalam proses optimalisasi pencapai target.
Sebanyak 13 yang melampaui target antara lain pelayanan perizinan berstandar ISO dari target 68 jenis pelayanan tercapai 77 jenis pelayanan (terlampaui 13,2 persen), PDRB ditargetkan Rp 191,52 triliun tercapai Rp 201,93 triliun (terlampaui 5,44 persen), produksi benih ikan dari target 4,537 miliar ekor tercapai 4,547 miliar ekor (terlampaui 0,21 persen), swasembada benih padi unggulan bersertifikat dari target 825 ton tercapai 856 ton (terlampaui 3,8 persen).
Pelayanan penyediaan listrik perdesaan mencapai tertinggi juga di Indonesia, dari target 97,75 persen tercapai 98,76 persen, rata-rata lama sekolah dari target 7,80 tahun tercapai 7,84 tahun, realisasi PAD dari target Rp 2,5 triliun tercapai Rp 3,4 triliun. Untuk kepemilikan KTP elektronik, dari target 2.965.447 jiwa tercapai 3.278.884 jiwa.
Penciri tercapai yang sesuai target adalah terbangun masjid besar di setiap kecamatan, jumlah penduduk miskin turun, tuntasnya pembangunan stadion berskala internasional, pertimbangan ekonomi melebihi laju pertimbangan ekonomi provinsi dan nasional, predikat WTP atas realisasi APBD, dan tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan desa.
”Penciri yang belum memenuhi target adalah terbangunnya photos barat-utara-tengah-timur dan infrastruktur yang mantap. Dari 12,8 kilometer yang ditargetkan, baru terealisasi 0,5 kilometer. Angka harapan hidup juga belum tercapai, dari target 70,94 tahun baru tercapai 70,70 tahun,” ujarnya.