Pererat Hubungan, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang Kunjungi Indonesia
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) dan skuadron latih singgah di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, 4-8 Juni 2018. Kedatangan JMSDF kembali ke Indonesia merupakan bagian dari rute pelayaran dalam latihan pelayaran luar negeri tahun 2018, sekaligus mempererat persaudaraan antar-angkatan laut.
Komandan Skuadron Latih Laksamana Muda Hiroyuki Izumi, di Jakarta, Senin (4/6/2018), mengatakan, setiap tahun, JMSDF selalu melakukan latihan pelayaran luar negeri. Tujuan latihan ini adalah untuk membina ilmu pelayaran bagi perwira letnan dua melalui berbagai pelatihan.
Dalam latihan pelayaran tahun ini, secara keseluruhan JMSDF akan mengunjungi 10 negara dengan 12 persinggahan. Ke-10 negara tersebut ialah Indonesia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Finlandia, Spanyol, Swedia, Inggris, Amerika Serikat, dan Meksiko. Indonesia menjadi negara pertama dalam rute pelayaran JMSDF tahun 2018.
Periode latihan pelayaran luar negeri ini dilaksanakan selama lima bulan atau dimulai sejak 21 Mei dari Yokosuka, Jepang, dan berakhir hingga 31 Oktober 2018 di tempat yang sama. Total perjalanan latihan pelayaran ini 31.000 mil laut (57.412 kilometer).
”Dengan latihan pelayaran ini, kami berharap Marinir Jepang bisa menjalin persahabatan dengan Indonesia ataupun negara-negara lain yang dikunjungi. Semua awak kapal sangat menantikan bertemu dengan masyarakat Indonesia dan belajar budaya Indonesia,” tutur Hiroyuki.
Menurut dia, Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat penting. Hubungan tersebut bukan hanya di bidang ekonomi, melainkan juga dalam bidang keamanan dan kerja sama pertahanan.
Hal senada diungkapkan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Laksamana Pertama TNI Denih Hendrata yang turut serta menerima kedatangan JMSDF di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Denih menuturkan, kunjungan rutin JMSDF ke Indonesia setiap tahun sangat penting untuk meningkatkan hubungan persaudaraan antar-angkatan laut. Ke depan, dia berharap dapat menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain.
Kunjungan rutin JMSDF ke Indonesia setiap tahun sangat penting untuk meningkatkan hubungan persaudaraan antar-angkatan laut.
Dua kapal
Dalam latihan pelayaran ini, JMSDF membawa dua kapal, yaitu kapal latih JS Kashima (4.050 ton) dan kapal penghancur JS Makinami (4.650 ton), serta satu helikopter SH-60K.
Kedua kapal ini menggunakan mesin turbin dengan persenjataan lengkap, seperti meriam dan torpedo. JS Kashima berkekuatan 27.000 tenaga kuda, sedangkan JS Makinami berkekuatan 60.000 tenaga kuda.
Kedua kapal yang akan berada di Jakarta selama empat hari itu membawa 600 awak kapal, termasuk sekitar 200 perwira letnan dua yang telah lulus dari sekolah calon perwira JMSDF.
Sebelumnya, pada Agustus 2016 dan Februari 2017, JMSDF juga pernah berkunjung dengan membawa kapal beserta awaknya. Pada 22-24 Agustus 2016, dua kapal penghancur, JS Yuudachi dan JS Yuugiri, singgah di Tanjung Priok, Jakarta.
Enam bulan setelah kunjungan tersebut, tepatnya 22 Februari 2017, JMSDF kembali mengunjungi Indonesia. Pada kunjungan tersebut, JMSDF membawa dua kapal penghancur, JS Asayuki dan JS Makinami, serta satu kapal latih JS Shimayuki.
Dibuka untuk umum
Hiroyuki menyampaikan, pada kunjungan tahun ini, JMSDF juga membuka atau menerima kunjungan dari masyarakat Indonesia yang ingin melihat kapal JS Makinami pada Rabu (6/6/2018) pukul 09.00-11.00. Masyarakat akan diajak berkeliling tempat-tempat tertentu di kapal JS Makinami dengan didampingi awak JMSDF.
Selain itu, pada malam harinya, awak kapal JMSDF juga akan mengadakan pertunjukan musik dan teiko di Atrium Plaza Senayan, Jakarta. Bersama dengan perwira kapal, para pemusik akan menampilkan lagu-lagu dari grup idola Jepang, film animasi, dan lainnya.
”Kami tunggu kedatangan masyarakat Indonesia di open house kapal dan konser musik yang kami selenggarakan,” ujar Hiroyuki.
Kebebasan navigasi
Dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, kedua kapal melewati Laut China Selatan. Terkait dengan eskalasi di perairan internasional tersebut, Hiroyuki menyatakan, negaranya mendukung kebebasan navigasi di Laut China Selatan.
Sebelumnya, kawasan ini memanas setelah China mendaratkan pesawat pengebom berat di sebuah pulau di Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Tidak berselang lama, militer Amerika Serikat langsung mengirimkan sejumlah kapal perangnya di kawasan yang masih disengketakan sejumlah negara itu. Washington menuduh Beijing melakukan upaya militerisasi di LCS.
”Kami tentu akan terus bekerja sama dengan negara lain untuk menciptakan perdamaian. Kerja sama dengan Indonesia di bidang maritim juga akan terus kami tingkatkan agar kebebasan navigasi di perairan itu bisa segera tercapai,” kata Hiroyuki.