Singapura Bersiap Terima Donald Trump dan Kim Jong Un
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Akhirnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dipastikan bertemu dalam pertemuan tingkat tinggi, 12 Juni mendatang, di Singapura. Kepastian ini diumumkan Trump seusai menerima surat resmi dari Kim melalui utusan khusus Korut, Kim Yong Chol, Jumat pekan lalu. Segera setelah ada kepastian, banyak kamar hotel di Singapura yang mendapat pesanan mendadak, aparat kepolisian bersiap menutup kota, dan ribuan wartawan dari berbagai negara bersiap menuju Singapura.
Rombongan delegasi AS dan Korut diperkirakan besar dan pasti membutuhkan pengamanan yang luar biasa ketat. Namun, jumlah delegasi tidak akan sebesar jumlah wartawan yang akan datang.
Sedikitnya, menurut informasi yang diperoleh kantor berita AFP, sudah ada 3.000 wartawan yang mendaftarkan izin peliputan untuk media. Jumlah ini jauh lebih besar ketimbang jumlah wartawan yang meliput pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou yang juga dilakukan di Singapura pada 2015.
Sudah ada 3.000 wartawan yang mendaftarkan izin peliputan untuk media.
Jangankan pada saat pertemuan 12 Juni, saat ini saja sudah banyak wartawan yang nekat bermalam di luar Hotel Fullerton hanya agar bisa melihat atau, jika beruntung, mewawancarai Kepala Staf Korut Kim Chang Son yang sedang berada di Singapura. Sampai saat ini belum diketahui lokasi pertemuan Trump dan Kim. Kabarnya, selain Fullerton, Shangri-La bisa menjadi lokasi pertemuan mereka. Di situ pula Xi dan Ma bertemu.
Dua hotel ini berpeluang menjadi lokasi pertemuan karena faktor jaminan keamanan yang ditawarkan. Harian The Washington Post menyebutkan, kamar tipe Presidential Suite di Hotel Fullerton seharga 6.000 dollar AS atau Rp 83,4 juta per malam. Adapun harga untuk kamar Shangri-la Suite berukuran 348 meter persegi mencapai sekitar 7.500 dollar AS per malam.
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, Sabtu lalu, menyatakan, Pemerintah Singapura akan menanggung sebagian dari pengeluaran pertemuan. Belum diketahui seberapa besar pengeluaran untuk pertemuan itu karena jika dari sisi Kim saja, logistik rombongan delegasi Kim dipastikan besar.
Kim akan berangkat ke Singapura menggunakan pesawat buatan Soviet. Selain jajaran aparat keamanan, di dalam pesawat itu juga akan ada mobil limusinnya. ”Kami bersedia ikut menanggung biaya pertemuan sebagian bagian dari partisipasi kami di pertemuan bersejarah ini,” kata Ng.
Dengan banyaknya pendatang masuk ke Singapura, bukan hanya pemerintah Singapura yang deg-degan, melainkan juga masyarakat setempat yang khawatir kegiatan sehari-harinya akan terganggu dengan adanya pertemuan itu. Kekhawatiran warga ramai-ramai ditunjukkan di media-media sosial mengingat akan banyak polisi yang dikerahkan di jalanan dan banyak jalan ditutup, terutama di dekat lokasi pertemuan.
Namun, Lim Tai Wei, peneliti di Institut Asia Timur di The National University of Singapore, yakin pemerintah tidak akan kelabakan menangani persiapan pertemuan itu. ”Harus diingat, kita memiliki pengalaman menjamu Xi dan Ma, juga beberapa presiden AS,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)