Komitmen dan Konsistensi Indonesia untuk Perdamaian Tidak Perlu Diragukan
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
NEW YORK, SENIN – Indonesia terus mengintensifkan langkah diplomasi untuk memastikan menjadi salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mengawali kunjungan kerja di Markas Besar PBB, New York - dalam rangka kampanye keanggotaan tidak tetap Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB - Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, menghadiri Resepsi Diplomatik pencalonan Indonesia, Senin (4/6/2018).
Di depan para Duta Besar dan Diplomat negara sahabat, Menlu Retno dalam sambutannya menegaskan komitmen Indonesia pada perdamaian dan stabilitas dunia.
“Sebagai Kandidat Anggota Tidak Tetap DK PBB, Indonesia akan menyuarakan harapan dan pandangan negara-negara jika terpilih sebagai anggota non-permanen DK PBB, dan menjadi bridge-builder serta dalam mewujudkan kesamaan cita-cita perdamaian dan kesejahteraan dunia,” kata Menlu Retno.
Komitmen itu, menurut Menlu Retno, tidak dibangun dalam hitungan hari atau bulan. Komitmen itu, tegas Menlu Retno, telah terbangun sejak puluhan tahun lalu, antara lain sejak Indonesia secara aktif terlibat dalam misi perdamaian PBB. Sejak tahun 1950an, Indonesia adalah salah satu negara yang rutin mengirim tentara atau polisi untuk bergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
Indonesia, tegas Menlu Retno, Indonesia mencalonkan diri menjadi anggota tidak tetap PBB karena memiliki rekam jejak yang jelas. Rekam jejak Indonesia bagi perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan global dapat dilihat dari berbagai kontribusi yang dibangun dalam beberapa dekade.
Terkait isu kemanusiaan, Menlu RI menjelaskan bahwa Indonesia hadir dan berada di depan saat negara-negara anggota PBB membutukan bantuan kemanusiaan, termasuk saat Haiti, Fiji, dan Nepal dilanda bencana alam. Saat ini, sejumlah penggiat kemanusiaan Indonesia juga hadir di sejumlah wilayah, antara lain di Cox\'s Bazaar, Negara Bagian Rakhine, Gaza, dan Marawi untuk terlibat dalam berbagai misi kemanusiaan.
Terkait dengan kontribusi Indonesia terhadap perdamaian dunia, Menlu RI menegaskan bahwa saat ini ribuan pasukan perdamaian Indonesia bertugas di berbagai misi perdamaian PBB di dunia. Keterlibatan aktif itu, menurut Menlu Retno, merupakan contoh kecil dari kontribusi Indonesia. Dan Indonesia akan terus berkontribusi untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia. "Rekam jejak suatu negara tidak dapat dibentuk dalam satu hari atau bulan,” tutur Menlu Retno.
Dalam Resepsi Diplomatik kali ini, para Duta Besar dan Delegasi PBB mengenakan selendang batik.
Untuk memenangi kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia harus memperoleh dukungan setidaknya dua pertiga anggota PBB. Dalam proses pemilihan di Majelis Umum PBB yang digelar pada Jumat (8/6/2018) nanti, Indonesia akan bersaing dengan Maladewa.
Kedua negara akan memperebutkan, satu kursi mewakili wilayah Asia-Pasifik. Jika terpilih, Indonesia akan resmi mengisi kursi tersebut terhitung 1 Januari 2019.
Kampanye Indonesia untuk pencalonan itu telah dimulai sejak September 2016 silam di New York. Indonesia memprioritaskan diri untuk menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global, memastikan sinergi antara melanggengkan perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan, dan memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Indonesia sebelumnya pernah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.