Saat Buka Puasa, Wali Kota Kupang Janji Bangun Masjid
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Kegiatan buka puasa yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan ratusan warga Muslim di kota itu, Selasa (5/6/2018), berlangsung akrab, kekeluargaan, dan aman.
NTT berpenduduk mayoritas Nasrani (Katolik dan Protestan). NTT baru saja mendapat penghargaan sebagai provinsi dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia. Penganut Islam di provinsi ini sekitar 9 persen dari total penduduk lebih dari 5 juta jiwa.
Acara buka puasa bersama merupakan bagian dari realisasi moto hidup Kota Kupang sebagai ”Kota Kasih”. Pemerintah Kota Kupang mengajak seluruh umat beragama, termasuk Muslim, untuk menjaga kerukunan dan ketertiban bersama.
Wali Kota Kupang Jefrison Riwu Kore, Selasa (5/6/2018), di hadapan para tokoh dan umat Islam, tokoh lintas agama, serta pejabat dan pimpinan Pemkot Kupang, mengatakan tidak akan membiarkan kerukunan dan ketertiban umat beragama terganggu.
Jefri, demikian sapaan akrab Jefrison Riwu Kore, berjanji bertindak tegas terhadap setiap upaya yang mengganggu kerukunan umat beragama di kota itu. Dia akan berdiri paling depan untuk menjamin kerukunan.
”Terima kasih kepada umat Muslim dan agama lain di Kota Kupang yang telah bekerja sama menciptakan kerukunan, ketertiban, dan membangun toleransi yang tinggi. Keamanan mutlak diciptakan bagi semua warga kota, apa pun status, jabatan, pekerjaan, dan asal-usulnya,” tuturnya.
Di hadapan sekitar 400 warga Muslim yang hadir di halaman Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Jefri mengatakan, pemkot mengalokasikan anggaran melalui APBD bagi pembangunan dan perbaikan masjid-masjid di Kota Kupang. Namun, dana hibah itu diberikan secara bergilir setiap tahun.
Ia juga berjanji akan mengantar warga Muslim Kota Kupang yang hendak menunaikan ibadah haji pada 8 Agustus 2018 dari Kota Kupang sampai Surabaya menuju Tanah Suci dan juga menjemput di Surabaya saat pulang dari ibadah haji untuk kembali ke Kota Kupang.
Wali kota yang sudah menjabat selama 1 tahun 10 bulan ini juga mengajak masyarakat Kota Kupang menjaga lingkungan yang hijau dan asri dengan menanam pohon secukupnya di setiap halaman rumah dan sekitarnya. Warga Kota Kupang pun diajak untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Masalah lingkungan yang hijau di Kota Kupang masih terkait dengan ketersediaan air. Pemkot sedang berusaha agar pengelolaan air minum dari Bendungan Tilong yang saat ini dikuasai provinsi suatu saat dikelola pemkot.
”Soal penerangan lampu jalan, tahun 2018 ini pemerintah pusat mengalokasikan lampu tenaga surya 175 unit dari sebelumnya 120 unit. Bapak ibu yang punya lingkungan masih gelap gulita pada malam hari bisa mengajukan pemasangan lampu melalui pemkot atau DPRD,” tutur Jefri, disambut tepuk tangan hadirin.
Ketua Majelis Ulama Kota Kupang H Muhammad mengajak umat Islam yang menetap di Kota Kupang dan sekitarnya agar tidak mudah terprovokasi atas isu-isu dari luar. Seluruh umat Islam agar tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan yang sudah ratusan tahun dibangun di daerah tersebut.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Zainur Wula mengatakan, sebagai bagian dari masyarakat NTT, umat Islam di daerah tersebut merasa memiliki kewajiban khusus menjaga keamanan dan ketertiban daerah itu. Meski ada hasutan dan propaganda dari luar, warga Muslim harus tetap memegang teguh prinsip kerukunan, kebersamaan, dan persaudaraan antarumat beragama.
”Umat Muslim Kota Kupang wajib mempertahankan apresiasi yang diberikan pemerintah pusat, yakni NTT sebagai provinsi dengan toleransi tertinggi di negeri ini. Tidak hanya itu, keamanan dan kerukunan bersama sangat mahal nilainya. Ini perlu dipegang teguh semua pihak,” ucap Wula.