SEMARANG, KOMPAS — Terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, mulai beroperasi, Rabu (6/6/2018). Kendati belum optimal, terminal baru tersebut jauh lebih memadai ketimbang terminal lama.
Kompas ikut turun di terminal baru dari penerbangan Batik Air Jakarta-Semarang sekitar pukul 08.45. Adapun penerbangan pertama yang berangkat dari terminal baru ini ialah Garuda Indonesia rute Semarang-Cengkareng pukul 06.00. Sementara penerbangan pertama yang tiba ialah Citilink rute Halim Perdanakusuma-Semarang pada pukul 06.20.
Tidak semua penumpang paham bahwa dirinya bakal turun di terminal baru. Beberapa di antara penumpang mengaku sudah pesan untuk dijemput di terminal lama.
”Wah, ternyata sudah turun di terminal baru. Saya baru tahu, padahal saya dijemput di terminal lama,” kata Dwi Waluyo (43), penumpang Batik Air yang juga karyawan swasta.
Dari pengamatan, kondisi fisik terminal kedatangan yang baru sudah cukup layak. Terlihat banyak pekerja menyelesaikan sejumlah pekerjaan bandara yang menurut rencana bakal diresmikan Presiden Joko Widodo, Kamis besok.
Namun, fasilitas garbarata belum dioperasikan. Namun, fasilitas lain seperti tangga berjalan hingga toilet sudah layak. Tersedia cukup banyak toilet di sepanjang lorong antara ruang lobi kedatangan dan pintu keluar dan tempat tunggu bagasi.
Kendati demikian, yang dikeluhkan penumpang ialah hanya ada dua conveyor belt atau jalur keluar bagasi. ”Kalau penerbangannya semakin banyak, pasti bakal crowded. Semestinya paling tidak ada lima hingga delapan jalur conveyor belt,” kata Heidy (26), karyawan bank swasta asal Semarang yang juga baru pertama kali merasakan bandara baru Ahmad Yani.
Sementara itu, fasilitas transportasi sudah cukup memadai. Terdapat stand untuk memesan taksi persis di depan pintu keluar.
Namun, lalu lintas di sekitar bandara belum rapi. Masih tampak sejumlah sepeda motor mengantarkan penumpang hingga tepat di muka pintu keberangkatan. Padahal, di bandara-bandara lain, semisal Soekarno-Hatta di Tangerang dan Kualanamu di Medan, jalur pengantar dan penjemputan dikhususkan bagi mobil.
Bandara baru Ahmad Yani tersebut dibangun di atas tanah seluas 58.000 meter persegi, dengan lima paket tahapan. Paket 1 ialah penyiapan lahan dan jalan akses, paket 2 ialah pembuatan apron dan taxiway.
Paket 3 ialah pembangunan gedung terminal dan peralatan penunjang, paket 4 bangunan penunjang perkantoran, dan paket 5 ialah manajemen pengelolaan air yang masih dalam tahap pelelangan.
Peletakan batu pertama atau ground breaking pada 17 Juni 2014. Kapasitas bandara baru menampung 7 juta penumpang per tahun, dengan perhitungan jumlah pengunjung mencapai 19.000 penumpang per hari. Selama masa Lebaran, bandara tersebut akan dioperasikan di dua titik, yakni lantai dasar dan lantai 1. Lantai mezzanine dan roof garden serta lantai 3 sementara belum digunakan. Anggaran yang dikucurkan membangun bandara baru ini sekitar Rp 2,2 triliun.