Aplikasi Digital Lebih Efektif dengan Fitur Komunikasi
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memiliki banyak aplikasi bagus, tetapi tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Melalui kompetisi ALE Hackathon Indonesia 2018, pengembang aplikasi ditantang membangun aplikasi bermanfaat di atas platform komunikasi sehingga konektivitasnya lebih meningkat.
ALE Hackathon Indonesia 2018 adalah kompetisi yang diperuntukkan bagi pengembang aplikasi. Pada kompetisi ini, pengembang ditantang menciptakan aplikasi di atas platform komunikasi Rainbow. Tujuannya, untuk meningkatkan konektivitas antara manusia, bisnis, dan perusahaan.
”Banyak aplikasi bagus di Indonesia tetapi tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik,” ujar Marketing Manager SEA Region Ichita Meilandany Puspa, Kamis (7/6/2018), saat konferensi pers kompetisi Hackathon 2018 di Jakarta.
Ichita mengatakan, konektivitas atau kemampuan komunikasi sebuah aplikasi sangat penting. Hal itu akan semakin mengefisiensikan waktu sekaligus mendekatkan sesama pengguna aplikasi.
Ia mencontohkan, aplikasi transportasi dalam jaringan (daring) dulu tidak memiliki fitur obrolan antara pemesan jasa dan sopir. Kini setelah konektivitas ditingkatkan dengan memasukkan fitur obrolan, pengguna menjadi dimudahkan untuk berkomunikasi dengan sopir jasa layanan transportasi daring.
Saat ini banyak pengembang aplikasi yang mulai menyadari pentingnya konektivitas. Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya aplikasi e-dagang yang menambahkan fitur obrolan antara penjual dan pembeli.
”Jika aplikasi belanja daring tidak dilengkapi fitur obrolan, itu akan menyulitkan pembeli untuk berkomunikasi dengan penjual barang. Akibatnya, pembeli bisa tidak tertarik berbelanja di sana,” katanya.
Dengan membangun aplikasi digital yang mempunyai konektivitas, hal itu diyakini akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Contoh konkretnya, aplikasi penjual produk pertanian yang memiliki tingkat konektivitas tinggi bakal meningkatkan permintaan terhadap hasil produk pertanian yang dipasarkan di aplikasi tersebut.
Ciptakan aplikasi
Melalui ALE Hackathon Indonesia 2018, developer Indonesia ditantang untuk menciptakan aplikasi yang bisa digunakan di lima sektor. Kelima sektor itu antara lain pemerintahan, transportasi, pendidikan, perhotelan, dan kesehatan. Pendaftaran ALE Hackathon Indonesia 2018 telah dibuka secara daring dan akan berakhir pada 30 Juni 2018.
Dalam kesempatan yang sama, Country Manager of ACA Pacific Wiranto mengatakan, untuk menghadapi transformasi digital, ada tujuh faktor yang harus diperhatikan. Ketujuh faktor itu adalah kualitas sumber daya manusia, sistem pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur, logistik, dan keamanan siber.
”Melalui kompetisi ini, kami ingin menginformasikan, di masa depan kita akan lebih banyak bermain di aplikasi digital. Indonesia saat ini sedang menuju ekonomi digital yang potensinya sangat besar karena bisa menjangkau konsumen secara global,” tutur Wiranto.
Nantinya, aplikasi pemenang dari kompetisi ini akan mendapatkan kesempatan untuk ditampilkan di App Store sebagai bagian dari monetisasi aplikasi tersebut. Penyelenggara menargetkan dapat menggaet 50 pengembang aplikasi untuk berpartisipasi di ajang ini.