Regina Rukmorini/Erwin Edhi Prasetya/Agnes Swetta Pandia/Defri Werdiono/Dody Wisnu Pribadi
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Menjelang Lebaran, permintaan daging sapi dan daging kerbau beku di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sesuai pantauan hingga Rabu (6/6/2018), tinggi. Harga daging ayam dan telur di Solo juga mulai naik.
Kepala Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu Sri Emilia Mudiyanti mengatakan, dalam sebulan terakhir telah dipasarkan sekitar dua ton daging kerbau. Karena stok habis dan permintaan tinggi, diajukan tambahan permintaan daging beku. “Kami masih menunggu tambahan dua ton daging kerbau dari Bulog pusat,” ujarnya, Rabu.
Tambahan stok daging itu dijadwalkan diterima Minggu (10/6/2018). Guna memenuhi kebutuhan operasi pasar (OP) yang digelar sejak awal Mei, dan berakhir Jumat (8/6/2018) besok, Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu akan mengambil tambahan 3 kuintal daging kerbau beku, dari Bulog Banyumas. “Tak mungkin OP tanpa ada daging. Karena setiap OP, selalu banyak warga mencari daging, baik daging sapi atau kerbau,” ujarnya.
Permintaan daging sapi beku, menurut dia, sebenarnya juga relatif tinggi. Selama sebulan pelaksanaan OP pada Mei, Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu telah menjual enam kuintal daging sapi beku, dan kini sudah tidak bisa meminta tambahan pasokan lagi karena stok di Perum Bulog pusat juga kosong.
Daging kerbau beku tersebut adalah daging impor dari India, sedangkan daging sapi beku diimpor dari Australia. Daging kerbau dijual seharga Rp 73.000 per kilogram (kg), dan daging sapi dijual Rp 80.000 per kg.
Permintaan daging ini lebih tinggi dari empat komoditas lainnya yang juga dijual dalam OP dan pasar murah. Keempatnya yakni tepung terigu, gula pasir, minyak goreng dan beras.
Di Solo, harga daging ayam dan telur ayam di pasar tradisional, mulai naik. Pemerintah Kota Solo melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah Solo juga menggelar pasar murah untuk mengendalikan inflasi.
Sesuai pantauan di Pasar Gede, harga telur ayam naik dari Rp 20.000 per kg pekan lalu menjadi Rp 21.000 per kg. Daging ayam naik dari Rp 35.000 per kg pekan lalu menjadi Rp 36.000 per kg.
Tatik, pedagang telur di Pasar Gede mengatakan, sebelum naik, harga telur ayam sempat turun. Saat menjelang Ramadhan harga telur ayam Rp 25.000 per kg kemudian turun bertahap menjadi Rp 20.000 per kg pada pekan lalu. “Beberapa hari ini telur naik lagi tetapi tidak langsung naik Rp 1.000 per kg, tapi naiknya sedikit-sedikit Rp 200 per kg, Rp 400 per kg,” katanya di Solo.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Solo Bandoe Widiarto mengatakan, menjelang Lebaran inflasi selalu lebih tinggi dari non-Lebaran karena harga sejumlah komoditas naik.
Dari Blitar, Jawa Timur dilaporkan, stok telur ayam di tingkat peternak di Kabupaten Blitar, melimpah. Maklum, pengiriman telur ke beberapa daerah oleh peternak, termasuk ke luar Jawa, terhenti saat jelang Lebaran.
Sukarman, peternak di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar mengatakan, Rabu menjadi hari terakhir ia mengirim telur ke Kalimantan Timur. Setelah itu baru mengirim lagi pasca-Lebaran.
Adapun di Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya menggelontor ayam potong sejak 5–12 Juni 2018 melalui dua lokasi yakni Pasar Tambak Rejo dan Pasar Wonokromo. Harga ayam potong dipatok Rp 30.000 per ekor sementara di pasaran berkisar Rp 34.000–Rp 35.000 per ekor dengan berat 1 kilogram. Pasokan ayam potong di dua pasar itu, tak kurang dari 600 kg per hari.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Rabu, selama sebulan lebih Pemkot Surabaya menggelar pasar murah di kantor kelurahan serta beberapa pasar tradisional. Setiap hari lokasi pasar murah berpindah.