BRISBANE, KOMPAS — Enam eksekutif puncak dari tiga bank besar terancam hukuman 10 tahun penjara dan denda karena ketahuan melakukan praktik kartel. Namun, bank-bank tersebut menolak tuduhan yang dijatuhkan atas mereka.
Keenam bankir yang terancam hukuman antara lain mantan pemimpin Citigroup Australia, Stephen Roberts; Direktur Pelaksana Citigroup saat ini John McLean; dan kepala perdagangan mata uang asing tingkat global, Itay Tuchman. Bankir lainnya adalah mantan pemimpin Deutsche Bank Australia Michael Ormaechea dan Michael Richardson serta Kepala Bendahara Tingkat Global ANZ Rick Moscati. Sebagai korporasi, ketiga bank juga terancam didenda.
Praktik kartel dilakukan dengan memperdagangkan saham ANZ untuk mendapatkan modal tambahan sebesar 2,5 miliar dollar Australia (Rp 26,4 triliun) dengan bantuan Deutsche Bank dan Citigroup pada Agustus 2015.
Dana seperti ini biasanya digunakan untuk perluasan usaha, menutup kerugian, atau pembayaran utang. Namun, dalam hal ini, ANZ melakukannya atas permintaan badan pengawas industri keuangan (Australian Prudential Regulation Authority/APRA) untuk memperbaiki neraca rugi laba (balance sheet). Sebagai lembaga independen, APRA bertugas memastikan sistem keuangan berjalan stabil.
Saham yang tidak terlalu diminati investor dibeli ketiga bank tersebut untuk dijual kembali dengan meraup keuntungan. Namun, sepertiga dari saham ini tak berhasil dijual kembali dan pertambahan modal gagal diperoleh.
Praktik kartel diancam 10 tahun penjara dan denda maksimum 420.000 dollar Australia (Rp 4,4 miliar). Sebagai lembaga, ketiga bank tersebut masing-masing diancam denda maksimum 10 juta dollar Australia (Rp 105 miliar).
Praktik kartel diancam 10 tahun penjara dan denda maksimum 420.000 dollar Australia.
Praktik ini ditemukan Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC) sebagai hasil investigasi selama lebih dari 2 tahun. Ketua ACCC Rod Sims mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani kejaksaan dan akan dilimpahkan ke pengadilan di Sydney untuk disidangkan pada 3 Juli mendatang.
JP Morgan yang juga dilibatkan dalam praktik ini tidak disinggung ACCC. Perseroan yang enggan memberi komentar ini diperkirakan memperoleh imunitas dari ACCC.
Citigroup, Deutsche Bank, dan ANZ menolak tuduhan itu. Mereka akan membela diri. ”Citi menampik tuduhan ini terhadap karyawannya …Citi akan mati-matian membela diri,” tulis Citigroup dalam pernyataan yang dikutip ABC News.
Industri keuangan sedang mendapat sorotan tajam. Selain ACCC dan APRA, Komisi Kerajaan yang menginvestigasi kinerja perbankan dan yang sudah bertugas sejak Desember lalu hampir setiap hari mengumumkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan bank-bank besar.
Temuan-temuan itu tidak terlalu mengejutkan masyarakat karena praktik yang kurang terpuji yang dilakukan bank-bank besar sudah bertahun-tahun menjadi topik pembicaraan.
Pada awal minggu ini, Bank Commonwealth Australia (CBA), satu dari empat bank terbesar di Australia, menyatakan setuju membayar 700 juta dollar Australia (Rp 7,3 triliun), denda terbesar dalam sejarah korporasi Australia, atas pelanggaran terhadap undang-undang antipencucian uang dan antiterorisme.