BEIJING, KOMPAS Indonesia menawarkan empat koridor kepada investor China melalui Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative Summit 2018. Empat koridor tersebut berlokasi di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.
Deputi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bidang Infrastruktur Wismana Adi Suryabrata serta Asisten Deputi Infrastruktur, Pertambangan dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Yudi Prabangkara mengungkapkan hal itu dalam Pertemuan Prakarsa Sabuk dan Jalan 2018, Rabu (6/6/2018), di Beijing, China.
Pertemuan yang diselenggarakan perusahaan Jerman, Siemens AG, itu berlangsung hingga Kamis (7/6) ini, diikuti lebih dari 1.000 pimpinan, perwakilan eksekutif dari pemerintah, perusahaan, investor, dan institusi keuangan dari sekitar 30 negara dan kawasan.
Pertemuan ini menghadirkan President & CEO Siemens Joe Kaeser serta sejumlah pejabat China, Indonesia, dan beberapa negara di Afrika.
Dalam acara itu, sejumlah kerja sama ditandatangani, dengan melibatkan pemimpin beberapa perusahaan besar China. Kerja sama itu antara lain di bidang manajemen energi, teknologi bangunan, dan kecerdasan industri, dengan sasaran pasar Indonesia, Filipina, Nigeria, Mozambik, dan Amerika Selatan.
“Prakarsa Sabuk dan Jalan terbukti menjadi kekuatan besar dan bijaksana untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur di berbagai negara yang berperan serta,” kata Joe Kaeser.
Prakarsa Sabuk dan Jalan terbukti menjadi kekuatan besar dan bijaksana untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur di berbagai negara yang berperan serta
Siemens telah bekerja sama dengan lebih dari 100 perusahaan China di lebih dari 100 negara dan kawasan, selama lebih dari dua dekade.
Menurut Yudi, melalui kanal prakarsa ini, semua program infrastruktur yang layak dikerjasamakan, ditawarkan ke China.
Di Kualanamu, Sumatera Utara, misalnya, Indonesia menawarkan proyek pelabuhan laut berskala internasional dan kawasan industri, yang dikombinasikan dengan program pariwisata Danau Toba.
Di Kalimantan Utara, proyek yang ditawarkan adalah pembangkit listrik tenaga air -yang selama ini belum dikembangkan-, yang dikombinasikan dengan pelabuhan internasional.
Adapun di Sulawesi Utara, proyek yang ditawarkan adalah bandara internasional, pelabuhan laut, industri perikanan, dan sektor pariwisata.
Wismana menambahkan, investor China tertarik mengembangkan tol laut yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan dari Sumatera hingga Papua.