Sistem Ganjil-Genap Diterapkan dan Gerbang Tol Ditutup
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 di Jakarta, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek atau BPTJ akan memberlakukan sistem ganjil-genap di sejumlah jalan di Ibu Kota pada pukul 06.00 hingga pukul 21.00.
Sejumlah gerbang tol dalam kota juga akan ditutup secara permanen atau buka-tutup selama pesta olahraga tersebut. Masyarakat diimbau untuk beradaptasi dengan kebijakan tersebut dengan menggunakan angkutan umum. Untuk pengguna kendaraan pribadi dapat mencari jalur alternatif.
Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 dan Asian Para Games pada 6 Oktober hingga 13 Oktober 2018.
Kebijakan lalu lintas yang menerapkan sistem ganjil-genap itu akan diuji coba pada Juli 2018 dan diterapkan selama Asian Games dan Asian Para Games. Kebijakan itu juga dalam rangka mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum dan mengurangi tingkat karbon dioksida.
Apabila hasil evaluasi atas penerapan kebijakan tersebut ternyata bagus, sistem ganjil-genap itu bisa dilanjutkan meski dua pesta olahraga sudah usai.
BPTJ belum memutuskan di ruas jalan mana saja kebijakan ganjil-genap itu akan diterapkan. Kepala BPJT Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono, Kamis (7/6/2018), di Jakarta, menyebutkan jalan utama seperti HR Rasuna Said, MT Haryono, Gatot Subroto, Benyamin Sueb, DI Panjaitan, dan Jalan Pondok Indah.
Mengenai gerbang tol yang akan ditutup secara permanen atau sistem buka-tutup itu juga belum diputuskan di mana saja dan untuk berapa lama. Ditutup secara permanen berarti siapa pun tidak diperbolehkan melintasi gerbang tol itu.
Sementara sistem buka-tutup berarti gerbang tol itu dibuka hanya pada saat kendaraan atlet peserta Asian Games melintasi.
Selama 30 menit
”Dengan skenario sistem ganjil-genap dan penutupan gerbang jalan tol itu, perjalanan atlet dari penginapannya hingga arena pertandingan (venue) di bawah 30 menit. Sekarang kami sedang menunggu kesepakatan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Keputusan akan diambil sebelum Juli,” kata Bambang.
Sesuai dengan standar Dewan Olimpiade Asia (OCA), waktu tempuh dari tempat penginapan atlet hingga lokasi pertandingan, atau antarlokasi pertandingan, tidak boleh lebih dari 30 menit agar tidak mengganggu jadwal pertandingan.
Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo menyebutkan, delapan rute yang akan dilalui para atlet yaitu dari Wisma Atlet Kemayoran ke Gelora Bung Karno, Jakarta International Expo Kemayoran, Exo Park Ancol, Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas, Velodrom, Padepokan Pencak Silat TMII, Lapangan Golf Pondok Indah, dan GOR POPKI Cibubur.
”Ruas khusus atlet itu kemungkinan berubah. Di ruas itu, kami akan terapkan manajemen lalu lintas agar perjalanan atlet tidak lebih dari 30 menit. Dengan ganjil-genap, kepadatan jalan berkurang, lalu kendaraan atlet juga akan ada pengawalannya supaya lebih lancar,” kata Budi.
Kendaraan pribadi
Budi mengakui, kebijakan lalu lintas itu akan berdampak cukup ekstrem kepada masyarakat. ”Mau tidak mau, penggunaan kendaraan pribadi harus dikurangi. Masyarakat harus beradaptasi. Sama seperti Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, China, masyarakat di sana juga menyesuaikan dengan kebijakan lalu lintas yang diterapkan,” ujarnya.
Di jalan-jalan yang akan diterapkan ganjil-genap selama seharian, Budi mengatakan, angkutan umum di jalan itu akan ditambah. Sementara itu, untuk gerbang tol yang kemungkinan ditutup, masyarakat tidak ada pilihan lain untuk menemukan jalur alternatif. ”Kalau tidak ada jalan lain, ya harus naik angkutan umum,” ujarnya.