JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah melirik wisatawan kelas menengah India untuk semakin banyak berkunjung ke Indonesia. Saat ini, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia terbanyak berasal dari Tiongkok, Singapura, Malaysia, dan Australia.
Data dari Kementerian Pariwisata terkait jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per Desember 2017 menyebutkan, total kunjungan wisatawan asing ke Indonesia naik dari 11,5 juta pengunjung pada 2016 menjadi 14 juta pengunjung pada 2017. Jumlah itu naik 21,88 persen.
Sebanyak 485.314 pengunjung berasal dari India. Sedangkan mayoritas wisatawan mancanegara berasal dari Tiongkok dengan 1,98 juta pengunjung, Singapura 1,51 juta pengunjung, Malaysia 1,2 juta pengunjung, dan Australia 1,19 juta pengunjung.
Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Industri Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Dosen Manajemen Pariwisata, Fakultas Ekonomi, Universitas Sahid, Ismayanti, mengatakan, India adalah pasar baru bagi pariwisata Indonesia.
“India adalah negara terpadat nomor 2 di dunia dan kualitas hidup masyarakatnya meningkat. Daya beli masyarakat India pun semakin membaik,” kata Ismayanti, di Jakarta, Jumat (8/6/2018).
Saat ini, tempat wisata favorit wisatawan India adalah Bali. Mereka menyenangi Pulau Dewata tersebut karena adanya kesamaan budaya dan nilai sejarah. Selain itu, Bali juga memiliki fasilitas makanan yang sesuai dengan preferensi mereka, yakni makanan organik.
World Economic Forum memperkirakan, India memiliki sekitar 1,3 miliar penduduk dengan setengahnya berusia di bawah 25 tahun. Dalam 10 tahun ke depan, diperkirakan jumlah kelas menengah di India akan mencapai 500 juta penduduk.
Ketua Umum Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (Asita), Asnawi Bahar mengatakan, upaya meningkatkan wisatawan dari negara yang terletak di Asia Selatan tersebut telah terlihat, seperti dengan adanya penerbangan langsung dari Bali ke Mumbai.
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, diperlukan dua hal utama, yaitu promosi yang konsisten dan pembangunan yang komprehensif.
“Pemerintah perlu melakukan promosi secara besar-besaran agar penduduk India tertarik datang ke Indonesia. Promosi harus dilakukan di kota besar lainnya di India. “Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan biro perjalanan,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan pendekatan secara pemerintah ke pemerintah (government to government/G to G), kemudian dilanjutkan dengan pengusaha. Pendekatan tersebut dilakukan oleh Malaysia kepada negara Timur Tengah.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Elly Hutabarat, pemerintah harus membangun infrastruktur transportasi guna meningkatkan aksesibilitas. Akses yang mudah diperoleh akan menarik perhatian wisatawan.
Kendati demikian, peningkatan aksesibilitas harus diikuti oleh pembangunan yang infrastruktur lainnya secara komprehensif. Misalnya, pembangunan tempat beristirahat (rest area) yang memadai, restoran dengan level internasional, dan penataan tempat wisata yang artistik.
Pada dasarnya, lanjut Asnawi, setiap wisatawan ke luar negeri untuk mencari yang tidak tersedia di negera masing-masing. Indonesia mempunyai keindahan alam dan sejarah yang unik sehingga jika dikemas dengan baik akan menarik minat mereka. “Mereka hanya membutuhkan keamanan dan kenyamanan,” tuturnya.
Nomor satu
Berdasarkan catatan Kompas per Mei 2018, pariwisata menduduki posisi kedua terkait sumbangan terhadap devisa negara pada 2016 dengan nilai sebesar 13,56 miliar dollar AS. Posisi pertama masih ditempati oleh ekspor komoditas minyak sawit mentah sebesar 15,96 miliar dollar AS.
Namun Ismayanti meyakini, pariwisata telah menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang devisa negara terbesar. “Ada beberapa teknis perhitungan yang sedang diperbaiki terkait pariwisat berada di posisi pertama. Kemenpar sedang merevisinya dengan Badan Pusat Statistik (BPS),” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Asnawi Bahar dan Elly Hutabarat. Elly menilai, pemerintah telah sadar pariwisata sangat menguntungkan negara. Pemerintah sudah cukup agresif untuk mengembangkan pariwisata selama beberapa tahun terakhir.