Menemukan Ketenangan di Taman Sungai Mudal
Gemericik air berjatuhan memenuhi kolam-kolam di aliran Sungai Mudal yang berada di lereng Menoreh, DI Yogyakarta. Permukaan air yang hijau kebiruan seakan merefleksikan kesegaran air yang datang dari sumber mata air dan mengalir melalui lumut hijau yang tumbuh rimbun di bebatuan dasar sungai.
Suara gemericik air yang memberikan suasana tenang khas alam ini dapat dijumpai di Taman Sungai Mudal, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Lokasinya berada sekitar 35 kilometer dari Kota Yogyakarta arah barat.
Segarnya air di taman ini disempurnakan oleh rindangnya pepohonan yang tumbuh di sepanjang aliran Sungai Mudal. Saking rindangnya pepohonan, sinar matahari pun hanya dapat menembus melalui sela-sela dedaunan.
Hal yang menyenangkan, di aliran sungai itu terdapat tiga kolam buatan sedalam 2 meter, 1,5 meter, dan 1 meter. Kolam sedalam 2 meter dan 1,5 meter dapat digunakan pengunjung untuk berenang.
Sementara kolam 1 meter dijadikan kolam terapi ikan, tempat kita dapat membersihkan telapak kaki dari lapisan kulit tua dengan bantuan gigitan ikan berukuran separuh hingga setelunjuk tangan orang dewasa.
Tiga kolam buatan itu nyaris tampak lebih menyerupai kolam yang terbentuk secara alamiah. Alih-alih menggunakan beton, dinding kolam dibangun dengan susunan bebatuan yang ada di kawasan lereng Menoreh. Untuk menjaga volume air, aliran air sungai itu dibendung dengan bebatuan yang disusun dan dilapis terpal plastik.
Kurang dari 50 langkah, kolam biru kehijauan dengan kedalaman 2 meter dapat dijumpai sejak memasuki area Taman Sungai Mudal. Di tepian kolam tersedia titian dari papan kayu guna memudahkan pengunjung untuk bersantai sejenak.
Saat menyeburkan diri ke kolam itu, sejuk dan jernihnya air terasa menyegarkan. Dilengkapi dengan suara gemericik air yang tiada henti jatuh dari dinding bukit dan memenuhi kolam dengan ditemani sejuknya hawa perbukitan Menoreh.
Jika ingin berenang di kolam yang tak terlampau dalam, bisa mencoba ke kolam kedua dan ketiga. Namun, untuk menjangkau kedua kolam itu harus berjalan kaki sejauh 75 meter dengan menyusuri lereng bukit.
Tak terlampau sulit untuk menjangkaunya karena warga setempat telah menyediakan titian dan tangga dari kayu dan bambu untuk menyusuri lereng perbukitan itu.
Jangan terlampau khawatir akan alami kelelahan untuk menyusuri lereng. Sebab, setibanya di kolam kedua dan ketiga, lelah menyusuri lereng itu terbayar oleh eloknya suasana kolam yang dikelilingi pepohonan dan berpayung rindangnya dedaunan dari cabang-cabang pohon yang menjulur ke berbagai arah.
Saat menceburkan diri ke kolam ini, terasa kesejukan dan gemericik aliran air memberikan ketenangan. Semburat sinar matahari dari celah-celah rindangnya pepohonan itu memberikan kombinasi sempurna akan indah dan nikmatnya suasana alam Sungai Mudal.
Bahkan saat duduk di tepian kolam sambil merendam kaki di dalamnya, dapat dijumpai beberapa udang berukuran seruas hingga dua ruas telunjuk orang dewasa keluar dari dinding kolam. Udang-udang tertarik untuk menggigiti lapisan kulit tua pada telapak kaki. Gigitan itu sama sekali tak terasa sakit dan tak menyebabkan luka.
Jika ingin menikmati suasana alam Taman Sungai Mudal lebih lama, terdapat penginapan yang disediakan warga setempat. Gimin, salah satu warga setempat yang ikut mengelola taman sungai itu, menyampaikan, biaya untuk menginap tak terlampau mahal, cukup Rp 30.000 seorang.
”Jika ingin berkemah, biayanya Rp 15.000 per malam. Tetapi tenda bawa sendiri,” katanya.
Taman Sungai Mudal merupakan hasil inovasi warga setempat menggunakan sumber daya alam yang ada untuk menciptakan daya tarik wisata di desa mereka. Sudah tiga tahun ini taman sungai itu dioperasikan sebagai tempat wisata air.
Pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis masuk taman sungai itu pun dikelola oleh warga dan perangkat Desa Jatimulyo. Sebagian hasil pendapatan itu digunakan untuk membayar upah bagi 50 warga setempat yang bekerja merawat dan menjaga Taman Sungai Mudal.
”Seminggu, upah saya paling tidak Rp 300.000. Kalau tamunya banyak, bisa tambah lagi upah saya,” kata Gimin.
Kastowo, warga lain yang bekerja di taman sungai itu, mengungkapkan, jumlah pengunjung selama bulan puasa memang sedikit. Namun, jika sudah memasuki liburan Lebaran ataupun liburan sekolah, pengunjung per hari bisa sampai 1.000 orang.
”Sampai pernah ada yang pakai taman ini tak hanya untuk wisata, tetapi juga pernikahan. Hanya memang saat libur Lebaran itu jumlah pengunjung bisa membeludak, banyak sekali,” tuturnya.
Tak heran, meski belum terlampau dikenal, Taman Sungai Mudal ini sudah menarik banyak pengunjung karena keelokan alamnya. Namun, selain itu, biaya karcis masuk ke taman sungai ini pun sangat terjangkau, hanya Rp 6.000 per pengunjung.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke taman wisata ini adalah kesiapan kendaraan yang ditumpangi. Pastikan kendaraan yang ditumpangi dalam kondisi yang prima.
Sebab, untuk menjangkau taman ini harus melalui jalan menanjak dan berkelok, terutama saat perjalanan sudah memasuki area perbukitan Menoreh.
Hanya sekali lagi, segala tanjakan dan kelokan itu akan terbayar setibanya di Taman Sungai Mudal yang menyajikan wisata air dalam balutan hijaunya alam.