Presiden Ashraf Ghani Umumkan Gencatan Senjata dengan Taliban
Oleh
KRIS RAZIANTO MADA
·2 menit baca
KABUL, KAMIS — Pemerintah Afghanistan mengumumkan gencatan senjata tanpa syarat dengan kelompok Taliban mulai Selasa (12/6/2018). Pengumuman tersebut dibuat setelah pertemuan para ulama negara itu.
Presiden Ashraf Ghani menerima masukan para ulama itu. Gencatan senjata dinyatakan berlangsung hingga 20 Juni. ”Gencatan senjata ini kesempatan bagi Taliban untuk merenungi bahwa kekerasan yang mereka lakukan tidak membuat mereka diterima, malah membuat mereka diasingkan. Dengan gencatan ini, kami membuktikan kekuatan Pemerintah Afghanistan dan keinginan masyarakat untuk penyelesaian konflik secara damai,” ujar Ghani, Kamis (7/6/2018), di Kabul, Afghanistan.
Para ulama menganjurkan gencatan senjata terkait akhir Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Selain menganjurkan gencatan senjata, para ulama itu juga mengeluarkan fatwa menentang bom bunuh diri.
Fatwa itu dikeluarkan setelah kelompok militan meledakkan bom di dekat lokasi pertemuan para ulama tersebut. Akibat bom tersebut, 14 orang tewas.
Ghani sudah beberapa kali menawarkan gencatan senjata dengan Taliban. Namun, baru kali ini gencatan senjata ditawarkan tanpa syarat.
Beberapa bulan lalu, Ghani tidak hanya menawarkan gencatan senjata. Ia juga menawarkan pembebasan bagi kelompok militan Taliban dari penjara. Tawaran itu bagian dari upaya mengajak Taliban mau merundingkan perdamaian. Kala itu, tawaran tersebut tidak diindahkan. Taliban berkeras hanya mau berunding dengan Amerika Serikat yang menyerbu Afghanistan 15 tahun lalu.
Kini, nasib tawaran Ghani juga belum diketahui. Pihak Taliban belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait tawaran itu.
Diragukan
Mantan jenderal Angkatan Darat Afghanistan, Atiqullah Amarkhel, mengatakan bahwa gencatan senjata malah memberikan kesempatan Taliban untuk memperkuat ulang barisannya. ”Dari kacamata militer, hal ini bukan keputusan bagus. Hal itu akan memberi musuh kesempatan mempersiapkan serangan lebih lanjut,” ujarnya.
Ia ragu Taliban akan meletakkan senjata dan mencegah diri mereka bertempur selama Ramadhan, periode serangan-serangan yang justru kerap meningkat.
Seorang analis di Kabul, Haroon Mir, mengatakan bahwa Taliban amat tidak mungkin menyetujui gencatan senjata. Pengumuman Ghani itu dinyatakan lebih sebagai simbol untuk menunjukkan Ghani sebagai seorang yang mengupayakan perdamaian. Pengumuman itu juga dipandang bagian upaya Ghani memperkuat posisi politiknya. ”Saya ragu pengumuman ini akan mengubah apa pun,” ujarnya.
”Gencatan senjata biasanya dinegosiasikan. Sementara ini satu sisi dan saya tidak berharap akan menanggapinya secara positif,” ujar Rahimullah Yusufzai, pakar Taliban di Pakistan.
Meskin demikian, ia tidak menampik kondisinya berbeda. Sebab, para ulama menyatakan hanya pemerintah yang berhak menyatakan jihad. ”Taliban tidak bisa hanya menyatakan tidak setuju. Mereka harus menjelaskan (penolakan),” ujarnya. (AFP/REUTERS/AFP)