Sedikitnya 13 Siswa SD Jadi Korban Guru Paedofil di Depok
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan, ada 13 siswa laki-laki di SDN Tugu 10 Depok yang diperkirakan menjadi korban paedofil. Hal itu diakui pelaku paedofil Wa (24) setelah ditangkap aparat Polresta Depok, Kamis (7/6/2018).
Kapolresta Depok Kombes Didik Sugiarto mengatakan, setelah dilakukan penangkapan pada Kamis siang, selanjutnya Wa ditahan dan periksa di Mapolres Depok. Wa juga langsung ditetapkan sebagai tersangka kekerasan seksual. Saat diinterogasi, Wa mengaku sudah melakukan kekerasan seksual sesama jenis kepada anak sejak tahun 2016.
Wa mengaku melakukan kekerasan seksual kepada setidaknya 13 korban. Di SDN Tugu 10, Wa bertugas sebagai guru Bahasa Inggris. Selain itu, dia juga bertugas sebagai pengelola perpustakaan dan wakil pembina pramuka.
”13 korban ini sudah teridentifikasi menjadi korban dari Saudara Wa,” ujar Kombes Didik.
Didik menambahkan, kekerasan seksual itu dilakukan Wa di beberapa tempat, di antaranya perpustakaan, ruangan kelas, dan di luar lingkungan sekolah, yaitu kolam renang. Saat melakukan kekerasan seksual, Wa mengiming-imingi korban dengan nilai baik di mata pelajaran Bahasa Inggris.
Wa juga mengancam korban tidak memberitahukan kejadian itu kepada orang lain. Jika korban mengadu, nilai Bahasa Inggris akan dibuat jelek. Kekerasan seksual juga tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang kali.
”Ada yang sekali, ada yang empat kali, ada yang lima kali, dan seterusnya,” kata Kombes Didik.
Didik juga membenarkan bahwa pelaku mengaku pernah menjadi korban kekerasan seksual saat dia masih duduk di kelas V SD. Kekerasan seksual itu dilakukan oleh tetangganya.
Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Dhanang Sasongko yang datang ke polres untuk melakukan assessment terhadap tersangka mengatakan, Wa mengaku melakukan kekerasan seksual karena didorong oleh perasaan balas dendam dan trauma masa lalu.
Kondisi semakin didukung karena sehari-hari dia berinteraksi dengan anak-anak. Apalagi, dia juga mendapatkan kepercayaan dari pihak sekolah untuk menjadi wakil pembina pramuka dan pengelola perpustakaan sehingga aksesnya untuk bertemu anak-anak lebih intens.
Komnas PA mendatangi Polresta Depok untuk melakukan wawancara dengan tersangka dan mencari data korban untuk penanganan trauma dan pemulihan.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, ia akan mendatangi korban untuk melakukan assessment terhadap para korban. Korban akan ditangani sesuai dengan level trauma yang mereka rasakan. Ia khawatir korban yang sudah terpapar kekerasan seksual berkali-kali sudah mencapai level kecanduan (adiktif).
”Kami akan petakan sesuai dengan kebutuhan anak. Kami berharap orangtua segera pulih dari shock sehingga mereka juga bisa membantu anaknya,” kata Arist.