Serangan ”Misterius” atas Sejumlah Diplomat AS di China
Oleh
MYRNA RATNA
·3 menit baca
GUANGZHOU, KAMIS — Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa tim medis AS mulai memeriksa dan mengevakuasi sejumlah diplomat yang bekerja di Guangzhou, China. Mereka menderita semacam simtom aneh yang masih belum bisa dijelaskan. Namun, simtom tersebut mirip dengan yang pernah terjadi di Havana, Kuba, pada 2016.
Juru bicara Deplu AS, Heather Nauert, menyebutkan bahwa ”sejumlah orang” telah dipulangkan ke AS. Namun, ia tidak menjelaskan berapa banyak diplomat yang telah terdampak ataupun yang dievakuasi.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan, AS telah membentuk satuan gugus tugas khusus untuk menangani respons atas serangan misterius terhadap diplomat-diplomat mereka di China dan Kuba.
Menurut laporan The New York Times, Kamis (7/6/2018), personel AS terakhir yang dievakuasi adalah Mark A Lenzi beserta keluarganya yang meninggalkan Guangzhou, Rabu (6/6/2018). Kepada Times, Lenzi mengatakan bahwa ia bermukim di menara apartemen yang sama dengan diplomat AS yang dievakuasi April lalu. Ia mengaku dalam beberapa bulan terakhir menderita semacam ”gangguan saraf”.
Apartemen Lenzi berada di salah satu menara apartemen di The Canton Place yang dikelilingi restoran dan galeri seni. Diplomat lainnya yang juga menderita ”simtom saraf” tinggal di apartemen di sebuah menara tinggi di dekat Konsulat AS.
Menurut seorang pejabat AS yang tidak bersedia diungkapkan identitasnya, para warga AS yang dievakuasi akan menjalani pemeriksaan di Universitas Pennsylvania, tempat para dokter yang pernah menangani dan meneliti sejumlah warga AS yang dievakuasi dari Kedutaan Besar AS di Havana, April lalu.
Pemerintah China menyatakan, sejauh ini tidak ada keluhan resmi dari pihak AS terkait insiden tersebut. ”Jika Pemerintah AS melakukan kontak secara formal dengan kami, China akan melakukan penyelidikan yang dibutuhkan dengan penuh tanggung jawab dan bersedia bekerja sama dengan pihak AS,” ujar jubir Deplu China, Hua Chunying.
Sebelumnya, Beijing mengatakan tidak memiliki informasi terkait penyebab simtom tersebut.
Serangan sonik
Insiden di China menimbulkan kekhawatiran bahwa situasi yang terjadi di Havana, Kuba, telah meluas. Pemerintah AS curiga bahwa insiden di Havana merupakan ”serangan spesifik” terhadap para pekerja AS. Namun, sejauh ini Washington belum mengungkapkan secara terbuka penyebab ataupun pihak yang melakukannya.
Disebutkan, sebagian penderita yang terkena simtom aneh itu mendengar suara yang tidak bisa dijelaskan yang membuat para penyelidik di AS curiga bahwa itu merupakan ”serangan sonik”.
Dalam temuan awal berdasarkan laporan medis 24 personel Kedubes AS di Havana, mereka mengalami gangguan indera ataupun memori yang mirip dengan disfungsi otak, seperti gegar otak. Tim Universitas Pennsylvania menyebutkan, para pasien mengalami disabilitas menetap meski terapi rehabilitasi yang dilakukan mampu membuat kondisi menjadi lebih baik.
Pemerintah Kanada, April lalu, juga memerintahkan sejumlah staf diplomatik beserta keluarganya untuk kembali pulang setelah 10 diplomat menunjukkan simtom yang misterius. Simtom itu antara lain pusing-pusing, merasa gamang, dan tak mampu berkonsentrasi. ”Kesepuluh diplomat itu menunjukkan simtom otak yang tak bisa dijelaskan sehingga muncul kekhawatiran tentang kemungkinan adanya jenis baru kerusakan otak,” demikian pernyataan Pemerintah Kanada.
Dalam testimoni di depan Komisi Hubungan Luar Negeri di Senat bulan lalu, Menlu AS Mike Pompeo menyatakan, Pemerintah China ”telah mengungkapkan hal-hal yang benar dan telah menunjukkan keinginan membantu Amerika untuk mengidentifikasi penyebab insiden ini”. (AP/AFP)