Jejak Diplomasi dan Kontribusi Global Indonesia Menonjol
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
NEW YORK, KOMPAS — Rekam jejak diplomasi dan kontribusi nyata Indonesia bagi kawasan dan global mendorong negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan hal itu dalam konferensi video dari New York dengan para wartawan di Jakarta, Jumat (8/6/2018) malam WIB. Ia bangga atas terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB pada hari itu di markas PBB di New York.
”Alhamdulillah, Sidang Majelis Umum PBB menetapkan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020 mewakili Asia Pasifik menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaanya berakhir pada 31 Desember 2018,” kata Retno.
Menurut Retno, ada satu hal yang menonjol disampaikan negara-negara anggota PBB untuk mendukung Indonesia, yaitu, ”Rekam jejak diplomasi dan kontribusi nyata Indonesia bagi perdamaian, kemanusiaan, dan kesejahteraan di kawasan dan global.”
Hal yang menonjol sehingga Indonesia didukung, yaitu, \'rekam jejak diplomasi dan kontribusi nyata Indonesia di kawasan dan global.\'
”Jelas sekali bahwa masyarakat Internasional sangat menghargai rekam jejak Indonesia... dalam melihat demokrasi dan toleransi di Indonesia sebagai aset untuk dapat berperang aktif di DK PBB,” kata Retno.
Indonesia terpilih melalui sebuah proses yang tertutup. ”Indonesia berhasil memperoleh 144 suara dari jumlah keseluruhan 190 negara anggota yang hadir. Dukungan ini melebihi dua pertiga dari jumlah negara anggota PBB,” ujarnya.
”Ini adalah amanah masyarakat Internasional kepada Indonesia. Terpilihnya Indonesia merupakan kerja keras seluruh komponen bangsa dan khususnya para diplomat Indonesia,” kata Retno.
Sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia akan fokus pada empat agenda utama dan satu isu prioritas. Pertama, memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global. ”Indonesia akan mendorong budaya habit of dialogue dalam penyelesaian konflik. Indonesia juga akan meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk peran perempuan.”
Agenda kedua ialah meningkatkan sinergi dan kerja sama antara organisasi kawasan dan DK PBB dalam menjaga perdamaian.
Selain itu, juga mendorong pembentukan pendekatan global dan komprehensif untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Mendorong terciptanya kemitraan global untuk menghasilkan perdamaian demi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 menjadi angenda keempat.
”Kemitraan global yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas tentunya akan berkontribusi pada pencapaian agenda pembangunan PBB 2030,” kata Retno.
Kemitraan global yang kuat akan berkontribusi pada pencapaian agenda pembangunan PBB 2030.
Selain empat agenda itu, Indonesia juga akan fokus mendorong isu strategis, yakni perdamaian Palestina. Indonesia pun akan mengajak negara anggota DK lainnya agar membuat DK PBB bekerja ”Lebih efisien, efektif, dan akuntabel dalam menghadapi tantangan keamanan dan perdamaian global”.
Pencapaian Indonesia ini, kata Retno, merupakan hasil dari proses pencalonan dan kampanye yang dimulai pada 2016. ”Dalam dua hari terakhir menjelang pemilihan, tim kampanye pencalonan Indonesia telah bekerja keras melakukan pertemuan dengan hampir semua anggota PBB,” kata Retno.
Negara yang memiliki kedudukan dalam DK PBB dapat membuat keputusan yang mengikat secara hukum dan memiliki kekuatan untuk menjatuhkan sanksi serta mengesahkan penggunaan kekuatan dalam ranah internasional.
Kali keempat
Terpilihnya Indonesia sebagai anggota DK PBB periode 2019-2020 merupakan kali keempat. Indonesia pernah terpilih sebagai anggota pada periode 1973-1974, periode 1995-1996, dan periode 2007-2008. Pencalonan dan kampanye Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020 telah dilakukan sejak 2016.
”Langkah Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB adalah wujud dari prioritas politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan peran bangsa di tingkat global,” kata Retno.
Dalam pemilihan tersebut, Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk menjadi wakil kawasan Asia Pasifik. Indonesia memperoleh 144 suara dan Maladewa 46 suara.
Adapun Afrika Selatan terpilih dengan 183 suara untuk mewakili kawasan Afrika, menggantikan Etiopia. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan, negaranya merasa terhormat untuk terpilih menghadapi tantangan global dan menyoroti munculnya unilateralisme dalam sistem berbasis aturan internasional.
Jerman dan Belgia juga terpilih masing-masing dengan 184 suara dan 181 suara untuk kawasan Eropa Barat dan lainnya untuk menggantikan Belanda dan Swedia. Dominika terpilih dengan 184 suara untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia, menggantikan Bolivia.
Dewan Keamanan PBB terdiri atas 15 negara anggota. Lima negara adalah anggota tetap, yakni AS, Inggris, Perancis, China, dan Rusia. Adapun 10 negara adalah anggota tidak tetap yang setengahnya dipilih oleh Majelis Umum dan sisanya melalui pemungutan suara untuk menjabat selama dua tahun. (AFP/REUTERS/PASCAL S BIN SAJU)