Warga ibu kota berharap, tiga BUMD DKI di bidang pangan dapat lebih optimal menjalankan perannya.
Oleh
ANTONIUS PURWANTO
·2 menit baca
Tingkat kepuasan masyarakat pada kinerja tiga BUMD pangan di Jakarta, terbagi dua dalam jajak pendapat Kompas akhir Mei. Sebanyak 45 persen responden cukup puas dengan peran BUMD pangan untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dan mampu mengendalikan harga pangan. Namun, masih ada 44 persen yang mengaku kurang puas.
BUMD pangan di DKI Jakarta adalah PT Food Station Tjipinang Jaya yang bertugas menangani beras, telur, gula pasir, minyak goreng dan bawang putih; PD Dharma Jaya yang mengurus daging sapi dan daging ayam; dan PD Pasar Jaya yang mendistribusikan komoditas ke 153 pasar di ibu kota.
Jika ditelisik, penilaian negatif responden berasal dari anggapan bahwa BUMD pangan belum sepenuhnya menjaga ketersediaan bahan pokok. Sejumlah 44 persen responden menilai, upaya BUMD menjaga stok pangan tak berubah.
Bahkan 8,5 persen responden menyatakan kinerja BUMD di bidang stok pangan justru lebih buruk.
Meski demikian, dukungan positif diberikan sepertiga responden atas berbagai upaya ketiga BUMD pangan. Food Station, misalnya, bekerja sama dengan Bulog memberikan standby stock beras sebanyak 200.000 ton. Stok dapat diambil sewaktu-waktu bila ada gangguan pasokan beras ke Jakarta.
PD Dharma Jaya mengendalikan harga daging sapi, antara lain melalui pengadaan sapi dari NTT dan impor.
Pengendalian harga
Selain ketersediaan bahan pokok, BUMD pangan juga bertugas mengendalikan harga kebutuhan pokok. Lebih kurang sepertiga warga memberikan apresiasi ke BUMD atas keberhasilan mengendalikan harga pangan.
Ketiga BUMD pangan berupaya menjaga stabilitas harga pangan dengan menggelar operasi pasar murah untuk beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, bawang merah, cabai keriting, telur ayam, daging sapi, dan daging ayam. Tahun ini, PD Pasar Jaya menggelar operasi di 44 pasar tradisional 16 Mei-14 Juni. Adapun PT Food Station Tjipinang Jaya menggelontorkan beras dalam program bazar murah.
Namun demikian, separuh responden menilai, kinerja ketiga BUMD belum membawa perubahan berarti dalam menjaga harga kebutuhan pokok. Bahkan, 14 persen menganggap kinerja BUMD dalam meredam gejolak harga semakin buruk.
Sebagian warga (42 persen responden) menilai, operasi pasar merupakan instrumen efektif guna meredam gejolak harga bahan pokok. Sementara, warga lainnya (40 persen responden) justru menilai sebaliknya.
Terkait pengalihan dana penyertaan modal daerah (PMD) untuk Food Station dan Dharma Jaya dalam APBD DKI Jakarta 2018, sejumlah 27 persen responden mendukungnya. Adapun separuh lebih menyayangkan keputusan penghentian PMD untuk BUMD pangan. Mereka menilai, suntikan dana Pemerintah itu masih dibutuhkan untuk meningkatkan performa BUMD pangan dalam menjaga stok bahan pokok.