LYON, MINGGU — Menjelang keberangkatan ke Piala Dunia 2018, tim nasional Perancis menjalani laga persahabatan internasional terakhir menjamu Amerika Serikat di Parc Olympique Lyonnais, Perancis, Minggu (10/6/2018). Kedua tim berbagi skor 1-1. Tuan rumah Perancis tertinggal terlebih dahulu. Namun, hasil itu tidak merisaukan ”Les Bleus”.
Di Rusia, Perancis akan bertarung dalam Grup C bersama juara Eropa 1992 Denmark; juara Amerika 1939 dan 1975 Peru; dan Australia, juara Asia 2015, yang sebelumnya empat kali juara Oseania. Di kelompok ini, Perancis, penyandang gelar juara Piala Dunia 1998 serta juara Eropa 1984 dan 2000, paling diunggulkan lolos ke fase gugur sebagai juara grup.
Les Bleus berangkat ke Rusia berbekal status juara Grup A kualifikasi Zona Eropa. Dari 10 laga kualifikasi, Perancis memenangi 7 laga, seri 2 kali, dan kalah 1 kali. Kekalahan diderita dari Swedia yang juga lolos ke Rusia sebagai urutan kedua Grup A kualifikasi Zona Eropa.
Setelah itu, sampai dengan menghadapi AS, tim asuhan Didier Deschamps, salah satu pahlawan Perancis 1998, menjalani tujuh laga persahabatan internasional. Hasilnya cukup memuaskan, yakni Perancis memenangi 4 laga, seri 2 laga, dan kalah 1 laga. Kekalahan diderita dari Kolombia.
Menghadapi AS yang dilatih Dave Sarachan, Pelatih Perancis Didier Deschamps menugaskan timnya bermain dengan formasi 4-1-2-1-2 (4-3-3). Adapun Sarachan memilih bertahan dengan formasi 5-3-2.
Sarachan tampaknya paham akan kecepatan dan potensi gempuran skuad muda Perancis, yakni Kylian Mbappe (Paris Saint-Germain) di sisi kanan dan Olivier Giroud (Chelsea) di sisi kiri. Keduanya disokong Antoine Griezmann (Atletico Madrid) di tengah. Trisula ini didukung gelandang serang Paul Pogba (Manchester United) di sisi kanan dan Blaise Matuidi (Juventus) di sisi kiri. Sementara N’Golo Kante (Chelsea) beroperasi di tengah untuk menjaga kedalaman sekaligus membantu pertahanan.
Melihat komposisi itu, tidak berlebihan jika Sarachan merespons dengan formasi bertahan. Untuk efek kejutan, Sarachan mengandalkan serangan balik dengan tumpuan duet penyerang muda yang bermain di Jerman, yakni Julian Green (Greuther Furth) dan Bobby Wood (Hamburger SV).
Betul saja, sepanjang pertandingan, AS digempur oleh Perancis. Statistik mencatat penguasaan bola 69 persen berbanding 31 persen untuk Perancis. Peluang Perancis mencetak gol tercatat sebanyak 19 kali, yakni 8 tendangan akurat ke gawang, 8 tendangan meleset, dan 3 tendangan diblok.
Adapun AS sangat miskin peluang, yakni hanya dua upaya melalui satu tendangan akurat ke gawang dan satu tendangan meleset. Namun, kiper AS, Zackary Steffen (Columbus Crew), patut diacungi jempol dengan melakukan tujuh penyelamatan gemilang.
Di menit ke-5, Pogba mencoba melesatkan tembakan keras dari jarak jauh untuk mencetak gol. Namun, tendangannya melebar ke sisi kanan gawang Steffen. Pada menit ke-39, Griezmann mendapat kesempatan emas. Menerima umpan cantik di kotak penalti, Griezmann sebenarnya tinggal menyentuh dengan kakinya untuk mencetak gol, tetapi gagal.
Petaka bagi Perancis malah terjadi pada menit ke-43. Bek kanan Djibril Sidibe (AS Monako) ceroboh menahan bola umpan dari sayap kiri pertahanan Perancis. Green, yang berada di dekat Sidibe, mencuri bola itu dan melesatkan tendangan keras yang terlambat dicegah oleh kiper Hugo Lloris (Tottenham Hotspur). Skor menjadi 0-1 untuk keunggulan sementara AS dan bertahan sampai turun minum.
Tertinggal satu gol dan tidak ingin malu di hadapan publik sendiri, Deschamps bereksperimen di babak kedua. Pada menit ke-49, Perancis nyaris kembali dipermalukan oleh gol Wood. Namun, gol itu dianulir oleh hakim garis karena Wood dinyatakan off-side. Wood tak sependapat, tetapi harus menerima kenyataan golnya dianulir, sementara penonton yang mayoritas pendukung tuan rumah bernapas lega.
Menit ke-58, Matuidi yang terlihat cedera digantikan oleh gelandang Corentin Tolisso (Bayern Munchen). Begitu juga Giroud yang tampak kesakitan digantikan oleh Ousmane Dembele (Barcelona). Dua menit kemudian, Sarachan menarik Matthew Miazga (Vitesse) dengan Erik Palmer-Brown (Kortrijk). Meski begitu, gol juga tak kunjung datang.
Pada menit ke-66, Deschamps menarik Benjamin Mendy (Manchester City) dan memasukkan Lucas (Atletico Madrid). Tiga menit kemudian, Griezmann digantikan oleh Nabil Fekir (Lyon). Sarachan merespons dengan menarik Green dan memasukkan gelandang Joe Corona (Club America).
Namun, serangan kedua tim tidak kunjung mendatangkan gol tambahan. Menit ke-74, Deschamps menarik Sidibe dan memasukkan gelandang Benjamin Pavard (Stuttgart). Sarachan merespons dengan menugaskan pemain barunya, Joshua Sargent, menggantikan Wood. DeAndre Yedlin (Newcastle United) menggantikan Shaquell Moore (Levante).
Masuknya Pavard segera berdampak positif. Pada menit ke-78, Pavard yang berlari di sisi kiri pertahanan AS mengirim umpan datar ke kotak penalti. Umpan itu tak bisa dihalau dan disambar Mbappe yang berdiri kurang terjaga. Mbappe pun mencetak gol dan mengubah skor menjadi 1-1.
Pada menit ke-82, Sarachan mencoba rotasi di barisan pertahanan dengan memasukkan Jorge Villafana (Santos Laguna) menggantikan Antonee Robinson (Everton). Mbappe yang menjadi pahlawan hari itu ditarik keluar pada menit ke-88 dan digantikan Thomas Lemar (AS Monako). Namun, pergantian di pengujung laga itu tak membuat perubahan pada skor. Hasil akhir tetap 1-1.
Seusai laga, Deschamps mengatakan tidak terlalu cemas dengan hasil uji coba terakhir. Mereka telah melewati tujuh laga persahabatan dan saatnya fokus ke Rusia. Laga pertama di Rusia, Perancis akan menghadapi Australia, Sabtu (16/6/2018) di Kazan Arena, Kazan. ”Kami kini memikirkan laga untuk menghadapi Australia,” katanya.
Di sisi AS, Sarachan mengatakan cukup puas tim asuhannya dapat menahan Perancis. Hasil itu akan semakin meningkatkan kekuatan tim yang kini banyak diisi pemain muda. ”Tim ini cukup menjanjikan dan akan berkembang,” katanya. (AP/AFP/REUTERS)