MOSKWA, SENIN – Rusia mulai kewalahan menempatkan para polisinya untuk menjaga keamanan di sejumlah kota. Pasalnya, pengerahan kepolisian sekarang tengah terfokus pada perhelatan Piala Dunia 2018 yang tersebar di 11 kota. Kondisi itu dinilai berbahaya karena membuka peluang bagi kriminalitas di kota-kota lain.
Beberapa polisi menyatakan, mereka bekerja lembur panjang. Frekuensi patroli pun menurun dan respons mereka terhadap kejadian melambat. “Situasi sudah sangat berbahaya,” kata Vladimir Vorontsov yang mewakili Serikat Polisi Interregional Rusia.
Serikat itu memiliki 17.000 anggota. Menurut Vorontsov, warga yang membutuhkan pertolongan bisa saja tak mendapatkannya karena keterbatasan jumlah polisi. “Hanya penjahat yang mendapatkan keuntungan. Dampaknya bisa sangat gawat,” katanya.
Piala Dunia 2018 dimulai pada 14 Juni nanti. Rusia sudah menyiagakan ribuan polisi di 11 kota penyelenggara untuk menghadapi membeludaknya pendukung tim-tim yang akan bertanding dan berpotensi membuat kegaduhan. Mereka juga bertugas mencegah berbagai potensi ancaman keamanan lain, termasuk serangan teroris.
Jumlah polisi di Rusia sekitar 900.000 orang, tapi belum dikonfirmasi berapa jumlah personel yang ditugaskan menjaga keamanan Piala Dunia. Vorontsov pun berharap pemerintah Rusia menaikkan gaji pokok dan mempermudah para polisi untuk bekerja.
Menurut Vorontsov, semua polisi yang menjadi anggota organisasinya, detektif, unit spesial, pasukan khusus anti-ekstremis, hingga layanan keamanan negara, punya peranan yang sama penting untuk menjaga kelancaran penyelenggaraan Piala Dunia.
Seorang juru bicara FIFA mengatakan, pihaknya sangat percaya Rusia mampu menjaga keamanan selama Piala Dunia berlangsung. “Kami yakin atas pengaturan keamanan dan konsep pengamanan komprehensif yang dilakukan pemerintah Rusia serta panitia lokal,” ucapnya.
Menurut juru bicara tersebut, amannya situasi sudah ditunjukkan saat Piala Konfederasi 2017 yang juga diselenggarakan di Rusia. “Standar pengamanan Rusia yang sangat tinggi telah diadaptasi dan sesuai kebutuhan untuk ajang olahraga besar seperti ini,” ucapnya.
Kepala Pusat Kontrol Utama Operasi Pengamanan Piala Dunia 2018 Alexei Lavrishchev mengatakan, pihaknya tak kewalahan. Jumlah polisi masih dianggap memadai untuk menjaga keamanan. Kota-kota yang tidak menjadi lokasi pertandingan pun bisa dijaga dengan baik.
Seorang polisi senior regional mengatakan, dia dan rekan-rekannya harus siap dipanggil selama 24 jam. Bahkan, saat sedang tidak bekerja, mereka harus mendapatkan izin untuk bepergian. Jam kerja berkisar 14 jam per hari.
Sejumlah polisi lain mengatakan, penugasan mereka yang jauh dari rumah telah berkontribusi terhadap kekurangan personel di tempat lain.
Namun, dua polisi lainnya memberi gambaran positif. Mereka mengatakan para detektif dan satuan khusus bekerja efektif. Begitu pula Lavrishchev yang mengatakan jumlah polisi di kota-kota lain masih mencukupi. "Situasi di seluruh negeri sepenuhnya terkendali," katanya. (REUTERS)