Indera penciuman anjing sangat terkenal, baik dalam mencari orang atau barang selundupan. Namun, pertanyaan tentang bagaimana anjing memahami apa yang mereka rasakan dengan indera penciuman mereka sebagian besar belum dijelajahi. Rahasianya ternyata ada pada kemampuan ekspektasi tentang apa yang akan mereka temukan.
Tentang kemampuan anjing mencium yang terkenal ini juga dilaporkan dari hasil penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal HortTechnology. Penelitian tersebut juga disiarkan sciencedaily.com edisi 8 Juni 2018.
Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti Universitas Internasional Florida, anjing terbukti mampu mendeteksi penyakit jamur pada pohon laurel atau sejenis pohon buni di Amerika Serikat. Penyakit jamur ini menyebabkan kematian 300 juta pohon laurel di AS saja. Penyakit ini juga berdampak pada pertanian alpukat.
Julian Mendel, Kenneth G Furton, dan DeEtta Mills dari Universitas Internasional Florida berusaha mencari solusi atas deteksi dini penyakit jamur pada pohon laurel tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencegah dampak buruk penyakit jamur tersebut terhadap pertanian alpukat di AS.
Mills dan kawan-kawan meneliti tiga ekor anjing untuk keperluan industri alpukat ini. Selama penelitian, 229 percobaan dilakukan terhadap ketiga anjing, dan hanya ada 12 peringatan palsu dari anjing-anjing tersebut. Sebagian besar anjing tepat mendeteksi penyakit jamur pada pohon laurel.
Dari hasil penelitian diamati bahwa anjing memang mampu memiliki kinerja tinggi, bahkan dalam kondisi cuaca yang keras seperti panas tinggi dan lembab. Penelitian ini memberikan bukti bahwa anjing dapat mendeteksi penyakit pertanian dan dapat menjadi alat manajemen pertanian yang kuat jika penyakit pada pohon laurel ini terdeteksi pada tahap awal.
”Ini adalah teknologi terbaik sejauh ini yang dapat mendeteksi pohon yang sakit sebelum gejala eksternal terlihat. Pepatah lama bahwa anjing adalah sahabat terbaik manusia terbukti. Sahabat terbaik mungkin bahkan dapat membantu menyelamatkan industri (alpukat),” kata Mills.
Terhadap bagaimana anjing dapat meningkatkan kemampuan penciumannya dilakukan para ilmuwan di Institut Max Planck Universitas Jena, Jerman. Hasil penelitian dimuat dalam Journal of Comparative Psychology edisi 5 Juni 2018. Hasil penelitian ini juga disiarkan sciencedaily.com.
Tim peneliti menemukan bukti bahwa anjing menciptakan apa yang disebut ”representasi mental” dari target ketika mereka melacak jejak aroma. Dengan kata lain, mereka memiliki ekspektasi tentang apa yang akan mereka temukan di ujung jalan.
Direktur penelitian ini, Dr Juliane Bräuer, dan stafnya menguji 48 anjing, 25 di antaranya anjing yang telah terlatih oleh polisi atau tim pencarian dan penyelamatan (SAR) dan 23 sisanya adalah anjing keluarga tanpa pelatihan khusus.
Anjing-anjing diuji dengan cara mendeteksi obyek berupa aroma yang ditempelkan pada mainan. Mereka diminta mengambil mainan-mainan itu.
Menurut penilaian Bräuer, hasil dari putaran pertama pengujian menunjukkan indikasi bahwa anjing memiliki representasi mental dari obyek target ketika melacak aroma, yang berarti bahwa mereka memiliki harapan konkret dari target.
Perbandingan antara anjing pekerja dan anjing keluarga juga menarik. Menurut Bräuer, meskipun anjing polisi dan tim SAR mengambil obyek lebih cepat daripada anjing keluarga pada putaran pertama penilitan, dalam empat putaran kelompok anjing keluarga mengambil kembali mainan dengan cepat.
Penelitian lebih lanjut, katanya, harus membantu untuk memperjelas hubungan yang tepat antara persepsi bau, perilaku pencarian, dan kognisi.